Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kronologi Lengkap Aipda Robig Tembak Siswa SMK: Belum Tawuran

Video rekaman CCTV berisi aksi penembakan polisi Aipda RZ ke siswa SMK Negeri 4 Semarang berinisial GRO di depan minimarket di Jalan Candi Penataran Raya, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 00.19 WIB. (IDN Times/bt)
Intinya sih...
  • Kasus penembakan siswa SMK Negeri 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy oleh polisi, Aipda Robig Zaenudin, dibahas dalam rapat Komisi III DPR.
  • Polrestabes Semarang siap dievaluasi dan mengucapkan belasungkawa atas kejadian yang disebabkan ketidakprofesionalan anggotanya.
  • Kejadian tewasnya Gamma bermula dari ajakan tawuran melalui media sosial dan alat komunikasi, namun tawuran tidak terjadi karena salah satu kelompok membawa senjata tajam.

Jakarta, IDN Times - Polemik kasus polisi, Aipda Robig Zaenudin, yang menembak siswa SMK Negeri 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy, pada Minggu (24/11/2024) dini hari lalu, berbuntut panjang.

Kasus yang dianggap banyak orang janggal ini membuat Komisi III DPR RI secara khusus memanggil jajaran Polrestabes Semarang, untuk memberikan penjelasan dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2024).

Kepala Polrestabes (Kapolrestabes) Semarang, Kombes Polisi Irwan Anwar mengaku siap dievaluasi. Pihaknya siap menerima apapun konsekuensi atas tindakan personelnya tersebut.

Atas nama Kapolrestabes Semarang, ia pun mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Gamma yang disebabkan ketidakprofesionalan anggotanya.

"Sepenuhnya saya siap bertanggungjawab, saya siap dievaluasi, apapun bahasanya, saya siap menerima konsekuensi dari peristiwa ini," kata dia di ruang rapat Komisi III DPR.

"Kami sebagai atasan brigadir R, kesempatan ini memohon maaf yang sebesar-besarnya pada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Kota Semarang, terlebih keluarga besar almarhum ananda Gamma," ucap dia.

Irwan tak memungkiri tindakan Aipda Robig teledor dalam menggunakan senjata api dan terlalu berlebihan. Berikutkronologi lengkap Aipda Robig tembak siswa SMK 4 Semarang.

1. Kronologi Aipda Robig tembak siswa berawal dari janjian tawuran

Rapat dengar pendapat bersama Komisi III DPR RI membahas kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang, Gamma Rizkynata Oktafandy (IDN Times/Yosafat)

Sementara, Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng AKBP Helmy Tamaela mengungkapkan kronologi polisi tembak siswa SMK yang sebenarnya belum terjadi tawuran dalam kasus tewasnya Gamma yang ditembak Aipda Robig.

Kejadian itu bermula dari segerombolan anak-anak yang ingin menggelar tawuran. Kedua kelompok janjian melalui jejaring media sosial. Rencananya tawuran antara geng Seroja dan geng Tanggul itu digelar di depan perumahan Paramount Village, Semarang. 

"Peristiwa itu bermula dari beberapa kumpulan anak-anak yang melakukan ajak tawuran, melalui media sosial dan alat komunikasi," kata dia.

Namun tawuran tersebut belum sempat terjadi karena salah satu kelompok melanggar perjanjian. Harusnya mereka bertarung dengan tangan kosong, namun ada di antara mereka yang membawa senjata tajam, yang akhirnya terjadi aksi saling kejar-kejaran dengan sepeda motor.

"Ketika sampai di titik tempat pertemuan untuk terjadi tawuran, ajakan tawuran itu ada, menuju tempat TKP tawuran itu ada, tetapi proses untuk terjadinya tawuran tidak terjadi, karena salah satu lawan itu membawa senjata tajam, sehingga lawan satunya mundur dan terjadi proses kejar mengejar sampai dengan TKP Alfamart," ucap Helmy.

2. Terjadi kejar-kejaran antara dua geng hingga bertemu Aipda Robig

Polda Jateng bongkar makam siswa SMK 4 Semarang yang ditembak Polisi. (IDN Times/Larasati Rey)

Akhirnya dalam kejar-kejaran itu kedua geng tersebut berhamburan. Beberapa di antara mereka ada yang melaju ke arah Gunungpati. Mereka semua disebut membawa senjata tajam. Lalu mereka bertemu dengan Aipda Robig yang datang dari arah berlawanan. Saat itu, Aipda Robig disebut dalam perjalanan dari kantor.

"Pada saat itu anggota ini sempat dipepet oleh orang yang dikejar oleh tiga kendaraan sepeda motor. Kemudian anggota ini minggir ke arah badan jalan, karena yang dikejar pertama tadi sudah masuk ke dalam gang, kemudian tiga orang sepeda motor ini berbalik lagi menuju ke TKP semula. Kemudian berhadapan dengan anggota, anggota ini ke arah tengah jalan," jelas dia.

3. Aipda Robig tembak empat kali

ilustrasi penembakan/pembunuhan (IDN Times/Esti Suryani)

Aipda Robig pun berupaya menghentikan kendaraan tersebut dengan harapan mereka kembali melalui jalan yang sama. Tapi yang kembali hanya beberapa orang dengan tiga motor. Sisanya, motor yang dikendarai geng lain kabur masuk ke salah satu gang.

Selanjutnya dari arah sekitar 10 meter Aipda Robig melakukan tembakan peringatan satu kali ke arah atas sembari mengatakan 'polisi'. 

"Tembakan kedua mengenai almarhum saudara Gamma yang berada di posisi tengah kendaraan pertama. Kemudian untuk kendaraan kedua dilakukan penembakan juga tetapi tidak ada korban," tutur Helmy.

Aipda Robig pun kembali menembakan senjata api ketiga, tetapi tidak menyasar salah satu remaja tersebut. Ia pun kembali menekan pelatuk pistol peluru keempat yang mengenai dua orang pengendara motor yang posisinya di urutan paling belakang.

"Untuk yang di joki keserempet wilayah dada, kemudian yang dibonceng pelurunya masuk dari tangan kiri kemudian bersarang di tulang," imbuh Helmy.

4. Kesaksian warga

Adapun Wakasis Bidang Kesiswaan SMK 4 Semarang Agus Riswanti mengungkapkan, pihak sekolah meragukan Gamma terlibat menjadi anggota gangster dan tawuran. Sebab, Gamma tercatat sebagai siswa berprestasi yang baru saja membawa harum nama sekolah.

"Dia anggota Paskibra dan baru saja menang lomba baris-berbaris di Akpol. Anaknya baik, terpilih, dan jauh dari kesan suka tawuran," kata Agus, Senin (25/11/2024).

Pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat berharap ada keadilan dan transparansi dalam pengungkapan kasus ini, agar tidak ada stigma negatif terhadap korban yang telah berpulang.

Kesaksian warga sekitar dan petugas keamanan Perumahan Paramount Village yang bertugas malam itu juga membantah adanya tawuran di sekitar lokasi.

"Tidak ada tawuran atau keributan. Kalau ada, pasti kami tahu dan melaporkannya Minggu dini hari itu, semuanya sepi,” ungkapnya.

Warga setempat yang tinggal dekat kawasan tersebut, Deni, juga mengaku tidak melihat ada keributan pada malam kejadian. “Di kampung sini, dekat Paramount, malam itu nggak ada apa-apa. Sepi saja,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Sunariyah
3+
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us