Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lakukan 5 Hal Ini untuk Selamatkan Mentalmu saat PSBB

Warga melintas di depan toko Sarinah yang tutup, di Jakarta, Selasa (7/4/2020). Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah resmi menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta dalam rangka percepatan penanganan COVID-19, penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/239/2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Jakarta, IDN Times - Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental masyarakat. Meskipun, menurut anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), Nova Riyanti Yusuf, pemberlakukan PSBB seharusnya tidak terlalu mengagetkan bagi masyarakat.

"Gak beda jauh ya (PSBB dengan social distancing), kita sudah latihan kok," kata Nova yang akrab dikenal dengan nama Noriyu saat dihubungi IDN Times pada Selasa (7/4).

Berikut 5 hal yang kamu bisa lakukan untuk menjaga kesehatan mental selama pemberlakuan PSBB menurut Noriyu.

1. Mengubah cara berpikir agar lebih positif

IDN Times/Irfan Fathurohman

Cara berpikir menurut Noriyu menjadi salah satu aspek yang perlu diubah demi menjaga kesehatan mental selama pemberlakuan PSBB. Khususnya bagi penduduk di wilayah ibu kota.

"Yang harus dibenahi saat ini mau gak mau adalah pikiran negatif kita," kata Noriyu. Cara berpikir masyarakat menurut dia harus dilatih agar lebih positif.

2. Berargumentasi secara logis

(Foto hanya ilustrasi) Wali kota Malang, Sutiaji saat meninjau posko untuk menunjang PSBB. Dok/ Humas Pemkot Malang

Maraknya pemberitaan mengenai pandemi COVID-19 menurut Noriyu juga harus dihadapi dan direspons dengan logika. Masyarakat menurut dia perlu untuk tetap kritis dalam menanggapi pemberitaan yang ada.

Dia beranggapan tidak perlu disebutkan agar masyarakat mengurangi asupan pemberitaan hoaks dan mencari berita yang lebih dapat dipercaya. Menurut dia, masyarakat kini sudah dengan sendirinya melakukan hal tersebut.

"Harus terus pakai argumentasi logika," kata dia.

3. Beradaptasi dengan situasi "The New Normal"

Jakarta berstatus PSBB. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Nova menyampaikan COVID-19 merupakan stresor eksternal bagi masyarakat. "Artinya manusia itu harus melakukan proses respons terhadap stresor itu," kata Nova.

Penting menurut dia untuk masyarakat beradaptasi dengan hal-hal baru yang menjadi normalitas saat ini. "Mau gak mau kita harus menerima ini sebagai normalitas baru," kata Noriyu.

Dia mengingatkan keberhasilan masyarakat dalam beradaptasi dengan situasi di tengah pandemi ini sangat berpengaruh pada kesehatan mental.

4. Buat hari-hari jadi lebih teratur

Ilustrasi PSBB. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Menurut Noriyu yang dapat dilakukan adalah membuat hari-hari menjadi lebih teratur. "Hari-hari dibuat menjadi lebih terstruktur," kata Noriyu.

Langkah paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan menuliskan secara detail apa-apa saja kegiatan yang ingin dilakukan selama satu hari di malam sebelumnya.

Noriyu mengingatkan tidak masalah jika keesokan harinya tidak seluruh rencana kegiatan sukses dilakukan. Namun setidaknya masyarakat mencoba untuk membuat hari-harinya lebih teratur.

5. Tenangkan diri dengan tambahan elemen pelengkap

ANTARA FOTO/Arnas Padda

"Eleman pelangkapnya berdoa, meditasi atau relaksasi, menjadi paket untuk menenangkan," kata Noriyu.

Relaksasi paling sederhana menurut dia adalah melakukan latihan napas. "Tarik napas 3 kali, tahan 3 kali, buang 3 kali. Ambil posisi nyaman, duduk kayak orang meditasi. Agak menyendiri. Bisa sambil memejamkan mata terus fokus pada satu titik dalam bayangan kita dan bayangkan hal yang menyenangkan dan menenangkan sampai kita benar-benar rileks," kata Noriyu.

Sembari menenangkan diri, kita juga dianjurkan melakukan afirmasi pada diri sendiri. Bisa dengan mengatakan "Kamu akan baik-baik saja," atau "Kamu akan mampu melewati ini semua." Jangan lupa gunakan kalimat positif setiap mengafirmasi diri sendiri ya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us