Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Langit Kabah Tanpa Crane Menyambut Haji 2025

Suasana jemaah calon haji saat melakukan tawaf, Minggu (11/5/2025). (Media Center Haji/Rochmanudin)

Madinah, IDN Times - Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi, terus bersolek menyambut kedatangan jutaan jemaah dari berbagai negara.

Berdasarkan pantauan langsung, Ahad, 11 Mei 2025, suasana Masjidil Haram masih terlihat lengang, karena puncak haji masih lama. 

Kendati, sejumlah petugas kebersihan selalu sigap menyapu dan mengepel lantai Masjidil Haram, memastikan setiap sudut tetap bersih dan nyaman bagi tamu Allah subhanallahuwataala. Aktivitas ini menjadi pemandangan setiap saat.

1. Langit ka'bah tanpa crane

Jemaah haji Masih relatif sepi di Masjidil Haram pada hari kesebelas operasional haji 2025. (IDN Times/Rochmanudin)

Di tengah rombongan jemaah yang terus berdatangan, sejumlah pekerja proyek terlihat hilir mudik, menuntaskan tahap akhir pekerjaan infrastruktur. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata proses penyempurnaan layanan dan fasilitas bagi jemaah terus dilakukan tanpa henti.

Yang paling mencolok, kini langit-langit di atas Masjidil Haram tampak lebih lapang dan bersih dari sebelumnya. Tak ada lagi crane yang selama bertahun-tahun mendominasi pandangan, menyiratkan sebagian besar proyek renovasi besar-besaran telah rampung. Langit cerah yang menaungi masjid suci itu kian memperkuat nuansa khusyuk dan damai.

Tak lengkap rasanya jika pelataran Masjidil Haram tanpa burung-burung merpati. Ribuan burung-burung merpati itu tetap menghiasai pelataran Haram.    

2. Bus shalawat mulai beroperasi

Bus shalawat mulai beroperasi di sekitar Masjidil Haram pada musim haji 2025. (Media Center Haji 2025)

Sementara, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mulai menyiapkan layanan di Mekkah, menyambut kedatangan jemaah dari Madinah. Sebanyak 205 hotel telah disiapkan untuk menampung jemaah yang tersebar di wilayah Syisyah, Misfalah, Jarwal, dan Raudhah, dengan jarak terjauh 4,5 kilometer dari Masjidil Haram.

Layanan konsumsi pun telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan gizi jemaah selama di Mekkah. Setiap jemaah akan mendapat tiga kali makan setiap hari, dengan total 84 kali makan selama masa tinggal di Mekkah.

Guna mendukung mobilitas jemaah dari penginapan menuju Masjidil Haram dan sebaliknya, bus shalawat akan beroperasi 24 jam mengantar jemaah.

3. Delapan syarikah melayani jemaah haji

Jemaah calon haji masih terlihat lengang di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Minggu (10/5/2025). (Media Center Haji/Rochmanudin)

Pada musim haji 2025, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan delapan syarikah atau perusahaan Arab Saudi, yakni Al Bait Guests, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Al Rifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad. Masing-masing syarikah menangani antara 11 ribu hingga 36 ribu jemaah.

Perusahaan Arab Saudi itu akan melayani semua jemaah selama di tanah suci, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga konsumsi. Sistem syarikah mulai diterapkan perdana haji tahun ini, yang sebelumnya menggunakan skema masyair. 

4. Puluhan tahun langit Kabah dihiasi crane karena proses pembangunan

Jemaah calon haji masih terlihat lengang di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Minggu (10/5/2025). (Media Center Haji/Rochmanudin)

Masjidil Haram adalah masjid tertua di dunia. Mengutip laman Kemenag, Selasa (13/5/2025), masjid bertiang 589 buah dari marmer ini lebih tua 40 tahun dari Masjid Al-Aqsa di Yerussalem. Pembangunan masjid ini untuk pertama kalinya dibangun Nabi Ibrahim Alaihissalam bersama putranya Ismail Alaihissalam.

Hingga kini, pembangunan Masjidil Haram terus berlangsung dari tahun ke tahun. Pelataran Haram terus diperluas, hingga sekitar 1.000 gedung di sekitar masjid dibongkar demi pelayanan jemaah haji maupun umrah setiap saat. Pembangunan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram adalah bagian dari sejarah dalam perjalanannya dari masa ke masa.

Berdasarkan Ensiklopedia Haji dan Umrah, Abdul Halim, Raja Grafindo Persada 2002, pada awalnya, masjid yang memiliki 152 buah kubah ini sangat sederhana bentuknya. Bangunannya terdiri dari kabah yang terletak di tengah-tengahnya, kemudian ada sumur zamzam dan makam ibrahim di sampingnya. Ketiga bangunan tersebut berada di tempat terbuka.

Pada masa awal perkembangan Islam sampai pada masa pemerintahan khalifah pertama Abu Bakar As-shiddiq (543 M), bentuk bangunan Masjidil Haram masih sederhana. Belum ada dindingnya sama sekali. Pada 644 M, khalifah kedua Umar bin Khattab mulai membuat dinding masjid. Tetapi dindingnya masih rendah, tidak sampai setinggi badan.

Umar juga membeli tanah di sekitar Masjidil Haram untuk memperluas bangunan masjid, guna menampung jemaah yang semakin hari terus bertambah. Bangunan Masjidil Haram senantiasa selalu diperluas dan diperindah dengan semakin banyaknya umat Islam yang berkunjung ke Baitullah dari masa ke masa.

Khalifah Utsman bin Affan juga memperluas bangunan masjid tersebut pada masa pemerintahannya. Kemudian, Abdullah Ibn al-Zubair (692 M) memasang atap di atas dinding yang telah dibangun.

Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (714 M) yang pernah berkuasa di Mekkah juga pernah melakukan penyempurnaan bangunan Masjidil Haram. Demikian pula pada masa Khalifah al-Mahdi--Khalifah Bani Abbasiyah yang berkuasa pada 885 M, dibuat deretan tiang-tiang yang mengelilingi kabah yang ditutup dengan atap. Dibangun pula beberapa menara.

Pada pemerintahan Sultan Salim, II dari Kekhalifahan Turki Utsmani yang dilanjutkan putranya, Sultan Murad III, dilakukan beberapa kali perbaikan dan perluasan bangunan Masjidil Haram. Pada masa ini juga dibuat atap-atap kecil berbentuk kerucut.

Bentuk dasar bangunan Masjidil Haram hasil renovasi Dinasti Utsmani inilah yang dapat dilihat sekarang ini. Pada masa apemerintahan kerajaan Saudi Arabia yang bertindak sebagai Khadim al-Haramain (pelayan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi), juga dilakukan perbaikan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram.

Tempat sai yang sebelumnya berada di luar masjid, kini masuk dalam masjid dan dilengkapi jalur-jalur sai yang dilengkapi atap yang teduh.

Karena itu, puluhan crane selalu berdiri menjulang di atas kabah dari tahun ke tahun. Hanya musim haji tahun ini, kabah tanpa crane. Kendati, masih ada pekerja yang lalu lalang di sekitar Masjidil Haram.

Bahkan, dalam sejarahnya, pernah ada tragedi ambruknya crane pada Jumat, 11 September 2015. Peristiwa ini menelan 107 jiwa dan mencederai 238 orang, di antaranya 12 warga negara Indonesia (WNI/jemaah) meninggal dan 49 luka-luka.

Share
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Umi Kalsum
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us