Lima Hal yang Buat Kasus Sambo Paling Drama 2022 Menurut Survei

Jakarta, IDN Times - Kasus pembunuhan Brigadir J atau Yosua Nofriansyah Hutabarat oleh atasannya sendiri yakni Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo disebut oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menarik perhatian banyak masyarakat.
Survei ini mengungkap lima hal yang membuat Kasus Ferdy Sambo menjadi kasus paling dramatis tahun 2022, pertama adalah karena dari hasil survei mereka 87,5 persen masyarakat Indonesia pernah mendengar kasus ini.
"Artinya Mayoritas absolut masyarakat Indonesia pernah mendengar atau mengetahui kasus ini (di atas 75 persen). Tak banyak dalam sejarah kasus yang didengar lebih dari 75 persen populasi negaranya," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, dalam keterangannya, Selasa (18/10/2022).
1. Didengar oleh berbagai kalangan usia, bahkan lansia

Faktor Kedua, kasus Ferdy Sambo didengar oleh mayoritas berbagai lapisan masyarakat. Dari tingkat usia, yang berusia dibawah 30 tahun, 94,4 persen menyatakan pernah mendengar kasus ini, kemudian masyarkaay berusia 30-39 tahun, 88,5 persen menyatakan pernah mendengar kasus ini.
Sedangkan masyarakat berusia 40-49 tahun, 89,1 persen menyatakan pernah mendengar kasus ini. Bahkan, yang para lansia di atas 50 tahun, sebanyak 81,6 persen menyatakan pernah mendengar kasus ini.
2. Perubahan karakter Sambo dan drama seperti sinetron

Faktor Keempat, kasus Ferdy Sambo menurut survei LSI Denny JA adalah seperti drama yang pernuh isu panas dan perubahan karakter.
Dari kasus polisi tembak polisi, berubah ke isu perselingkuhan, kemudian kasus ini bertambah dengan adanya elemen obstruction of justice atau saat aparat lainnya menghalangi terbukanya kasus yang sebenarnya.
Kemudian, Ferdy Sambo berubah lagi menjadi kasus suami bela istri, penyalah gunaan jabatan, juga tuduhan uang gelap judi online, hingga uang narkoba.
"Kasus Ferdy Sambo cukup dramatis selayaknya sinetron yang populer," ungkap Ardian.
3. Kepercayaan masyarakat pada polisi menurun 13 persen

Faktor kelima, kasus Ferdy Sambo membuat kepercayaan masyarakat pada polisi menurun 13 persen dari 72,1 persen dari sebelum kasus ke angka 59,1 persen.
Survei LSI Denny JA mengungkap pada tahun 2018, bahkan kepercayaan pada polisi berada pada angka 87,8 persen. Tahun 2019, setelah Pilpres 2019, kepercayaan terhadap polisi sudah menurun pada angka 72,1 persen.
Sekarang di tahun 2022, kasus Ferdy Sambo membuat kasus kepercayaan pada polisi menurun ke 59,1 persen.
4. Didengar oleh masyarakat dari berbagai penghasilan

Kasus Ferdy Sambo Sambo juga didengar oleh mayoritas berbagai lapisan masyarakat secara penghasilan. Masyarakat dengan penghasilan dibawah 2 juta per bulan, 79 persen menyatakan pernah mendengar kasus ini, bahkan masyarakat dengan penghasilan 4 juta per bulan, 95,7 persen juga pernah mendengar kasus ini.
Selain itu, kasus Ferdy Sambo bertahan menjadi pembicaraan publik berbulan bulan usai mencuat saat Ferdy Sambo melaporkan kasus ini ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Jumat, 8 Juli 2022.
"Berarti sudah empat bulan kasus Ferdy Sambo ini dibicarakan. Ia tak hanya dibicarakan di warung kopi, di media sosial, bahkan juga di kampus hingga rumah ibadah," ujar Ardian.
5. Survei libatkan 1.200 responden

Data dan analisa didasarkan pada survei nasional pada tanggal 11-20 September 2022 dan riset kualitatif. Survei nasional menggunakan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Kemudian wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview).
Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar kurang lebih 2.9 persen. Selain itu, riset kualitatif dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan indepth interview.