Manyar Indopura 2025: TNI AU dan RSAF Latihan Bersama Evakuasi Korban
- Latihan Manyar Indopura 2025 untuk meningkatkan interoperabilitas dan respons skadron helikopter kedua negara.
- Prajurit TNI AU dan RSAF melaksanakan evakuasi korban di area konflik dan wilayah bencana, termasuk penerapan prosedur medis lapangan.
- Menggunakan helikopter H225M Caracal dalam formasi terencana untuk mengasah kemampuan teknis dan menekankan koordinasi operasi yang efektif.
Jakarta, IDN Times – TNI Angkatan Udara (AU) menggelar latihan bersama (latma) dengan Angkatan Udara Singapura (Republic of Singapore Air Forces/RSAF) di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Rabu (17/9/2025).
Latma bertajuk Manyar Indopura 2025 ini dibuka dengan teknik evakuasi korban atau Casualty Evacuation (CASEVAC).
1. Jadi sarana meningkatkan interoperabilitas dan menguji respons skadron helikopter kedua negara
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau), Marsekal Pertama TNI I Nyoman Suadnyana mengatakan, latma ini menjadi sarana meningkatkan interoperabilitas dan menguji respons skadron helikopter kedua negara.
"Latihan ini menjadi sarana untuk meningkatkan interoperabilitas dan menguji respons skadron helikopter kedua negara dalam skenario tempur maupun misi kemanusiaan, dengan menekankan evakuasi korban yang aman, cepat, dan efisien," kata dia dalam keterangannya dikutip Jumat (19/9/2025).
2. Simulasi evakuasi korban di area konflik dan wilayah bencana
Dalam simulasinya, prajurit TNI AU dan RSAF melaksanakan evakuasi terhadap korban yang berada di area konflik maupun wilayah terdampak bencana.
Latihan tersebut juga mencakup penerapan prosedur medis lapangan serta pengujian koordinasi pergerakan pesawat, sehingga seluruh rangkaian evakuasi dapat berjalan lancar dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan.
3. Pakai helikopter H225M
Misi ini didukung helikopter H225M Caracal yang dioperasikan dalam formasi terencana, sehingga mempermudah manuver dan keselamatan selama operasi tetap terjaga.
Exdir Latma Manyar Indopura 2025, Kolonel Pnb David Dwi Martin menegaskan, latihan ini untuk mengasah kemampuan teknis sekaligus menekankan koordinasi agar operasi berjalan efektif.
"Latihan ini tidak hanya mengasah kemampuan teknis, tetapi juga menekankan koordinasi solid dalam pesawat untuk menjamin evakuasi yang efektif di medan tempur maupun misi kemanusiaan," imbuh dia.
