Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Memupuk Kreativitas di Tengah Keterbatasan

UJIAN NASIONAL. Safira saat mengikuti ujian sekolah di YPAC sebagai persiapannya menatap ujian nasional April nanti. Foto oleh Fariz Fardianto/Rappler

Oleh Fariz Fardianto

SEMARANG, Indonesia — Sang surya mulai terbenam, namun Safira Milenia masih sibuk berlatih vokal di rumahnya, Kampung Tamtama Timur, Jangli, Kecamatan Candisari, Semarang, pada Selasa 27 Maret 2018.

Berulang kali ia melatih pernapasannya. Keinginannya untuk tampil dalam acara pentas seni di YPAC Kota Semarang begitu menggebu. "Belakangan ini saya sibuk latihan nyanyi biar bisa tampil maksimal pas pentas seni Kamis besok, Mas," kata Safira, begitu ia akrab disapa saat berbincang dengan Rappler.

Dara 18 tahun ini berujar, acara pentas seni di sekolahnya merupakan sebuah momentum istimewa. Pasalnya, acara tersebut bisa menjadi tolak ukur bagi dirinya untuk menunjukkan kemampuan di bidang tarik suara.

Atik Azis, ibunda Safira mengatakan perkembangan yang dialami Safira cukup pesat. Anaknya sejak kecil merupakan penderita cerebral palsy, sebuah penyakit langka yang mengakibatkan organ tubuh anaknya kaku bak kayu.

"Ketika usia 15 bulan, dia kena virus langka sehingga membuat susah menggerakan semua tubuhnya. Setelah check-up ke dokter di Surabaya, baru ketahuan kalau dia kena ceby (cerebral palsy)," ujar Atik.

Berbagai macam terapi pun dijalani Safira. Perlahan namun pasti, kesehatanya mulai membaik. Kedua kakinya mulai bisa digerakan pelan-pelan.

Menapaki usia 5 tahun menjadi tantangan terberat bagi dirinya. Selain dicibir keluarganya, Atik bercerita sejumlah hambatan dialami Safira saat bersekolah. Saat duduk di Sekolah Dasar misalnya, Safira kerap dicemooh gurunya.

"Dulunya SDN Kadipaten 3 Bojonegoro. Tapi karena ndak tahan melihat dia diejek sama gurunya, pas kelas lima saya pindahkan dia ke Semarang. Allhamdullilah perkembangannya sangat pesat," kata perempuan 53 tahun tersebut.

Juara pentas musik angklung

Bakatnya bernyanyi juga muncul saat bersekolah di Kota Lumpia. Menurut Safira apa yang telah dicapainya hingga kini tak lepas dari peran ibundanya. Les angklung sampai olah vokal ditekuni gadis yang duduk di bangku kelas XIII SMA/D YPAC ini. "Kemarin saya dapat juara III saat manggung bareng Komunitas Sahabat Difabel di DP Mal. Walau skalanya masih lokal, namun saya sangat bangga. Apalagi bisa membuat ibu senang," akunya.

"Memang harus telaten menunggunya saat latihan angklung. Apapun itu saya support biar pede tampil di depan banyak orang," imbuh Atik.

Noviana Dibyantari, Koordinator Komunitas Sahabat Difabel berpendapat bahwa kesempatan yang sering didapat penyandang disabilitas bisa memberikan bukti bila mereka mampu berprestasi ketimbang orang normal.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180328/celebral1-5b57567d3679e00d2523b1b282b432a4.jpg

Baginya, para difabel tak perlu dikasihani. Melainkan harus diasah kreativitasnya agar mampu mengharumkan nama Bangsa Indonesia. "Ketika mereka main angklung terlihat menikmati. Ini kan sekaligus terapi buat mereka supaya bahagia dan kompak menjadi sebuah harmoni yang bagus," tuturnya.

Ikut Ujian Nasional di YPAC

Di sekolahnya, Yudianti, seorang guru YPAC menyampaikan Safira tahun ini menjadi satu-satunya murid yang ikut Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) setingkat SMA/D. Hal ini mengingat kecerdasan Safira yang di atas rata-rata temannya meski mengalami keterbatasan fisik.

"Untuk itulah, dari lima siswa SMA YPAC, hanya Safira yang ikut UN tahun ini. Sedangkan empat temannya ikut UN SMA/D1 karena ada keterbatasan mental dan fisik dibawah rata-rata," bebernya.

Untuk pelaksanaan UNKP sendiri, Kartikawaty, Kepala YPAC Semarang menambahlan nantinya berbarengan dengan UN serentak pada 9 April nanti. Safira sendiri, lanjutnya pekan lalu sudah menuntaskan UASBN. "Pelaksanaannya berjalan lancar."

Dibandingkan 2017 kemarin, jumlah siswanya yang ikut ujian nasional bertambah banyak. Diakuinya pelaksanaan UNKP di sekolahnya cukup menguras kesabaran.

Di samping jemput bola mengambil lembar soalnya di kantor Dinas Pendidikan, ia harus memberikan try out bagi siswanya. Di YPAC secara keseluruhan, terdapat 82 siswa dari SD sampai SMA dengan jumlah guru 10 orang.

—Rappler.com

Share
Topics
Editorial Team
Yetta Tondang
EditorYetta Tondang
Follow Us