Menilik Klinik Haji KKHI di Madinah, Ada Dokter Jantung hingga Jiwa

- Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan bekerja sama hadirkan KKHI di Arab Saudi
- KKHI Madinah menjadi tempat rujukan utama bagi jemaah haji yang membutuhkan layanan medis darurat
- KKHI juga melakukan fasilitas rujukan, kunjungan fasilitasi ke rumah sakit-rumah sakit, dan memberikan tips kesehatan untuk jemaah haji
Madinah, IDN Times - Kesehatan merupakan bagian penting bagi jemaah haji saat berada di tanah suci. Karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghadirkan pelayanan kesehatan bagi jemaah di Arab Saudi, bernama Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
Tim Media Center Haji (MCH) berkesempatan menyambangi kantor KKHI di kawasan Markaziyah, Madinah. Klinik ini beroperasi melayani jemaah haji 24 jam, dengan tenaga kesehatan dari Indonesia, mulai dari dokter, perawat, hingga sopir ambulans. KKHI memberikan pelayanan secara jemput bola ke sektor-sektor penginapan jemaah dan juga pelayanan di klinik.
1. Fasilitas kesehatan di KKHI: jantung hingga kejiwaan

KKHI Madinah menjadi tempat rujukan utama bagi jemaah yang membutuhkan layanan medis darurat, maupun perawatan lanjutan. Seluruh fasilitas utama siap beroperasi penuh, dengan berbagai pelayanan.
Kasie Kesehatan Madinah Kepala KKHI Madinah, Dokter Novitasari Nurlaila, mengatakan layanan kesehatan di KKHI selain layanan kegawat daruratan juga melayani penyakit lain mulai dari jantung, anestesi, gigi, hingga jiwa.
"Di sini ada ruangan IGD untuk penahan kegawat daruratan dan ruang observasi untuk jemaah haji kurang dari 12 jam. Jika terjadi kegawat daruratan, segera kita rujuk ke rumah sakit Arab Saudi di Madinah," ujar Novitasari, saat ditemui tim Media Center Haji (MCH), Rabu, 22 Mei 2025.
"Total di Madinah itu 70 orang (tenaga kesehatan), 4 orang dokter umum, spesialis 16 perawat, perawat ada 34, kemudian dokter gigi ada 1, sanitarian 4, elektromedis 1, laboratorium, apotekar dan penata rangsang ada," sambungnya.
Novitasari menjelaskan dokter spesialis yang bertugas di KKHI antara lain sepesialis anestesi, penyakit jantung, penyakit paru, penyakit dalam, bedah, dan kejiwaan. Sedangkan, untuk pembagian kerja dibagi mejadi dua, KKHI di klinik itu sendiri dan di luar klinik.
"Kalau yang di luar KKHI itu mereka juga melakukan fasilitasi pelayanan kesehatan bagi jemaah di sektor-sektor," ujar dia.
2. Tenaga medis KKHI juga jemput bola ke sektor-sektor hotel jemaah

Novitasari menjelaskan, selain pelayanan di klinik, tenaga kesehatan KKHI juga jemput bole ke sektor-sektor penginapan jemaah haji yang terbagi dalam lima sektor. Tenaga kesehatan yang jemput bola ke hotel terdiri dari satu dokter spesialis, dua perawat, dua sopir, dan dua penghubung.
"Sementara kalau di rumah sakit, setiap hari melakukan kunjungan fasilitasi ke rumah sakit-rumah sakit. Dan kita juga bersama dengan sektor, teman-teman sektor melakukan kunjungan atau spesialistik. Jadi tergantung dokter ploternya, kita akan melakukan kunjungan ke hotel-hotel, di mana jemaah haji yang sakit," ujar dia.
Selain itu, kata Novitasari, KKHI juga melakukan fasilitas rujukan. Di sektor-sektor mereka menyiapkan ambulans yang membantu kegawatdaruratan untuk segera merujuk jemaah haji ke rumah sakit di Arab Saudi.
"Ada lima-enam rujukan rumah sakit di sekitar Madinah, terutama untuk rumah sakit pemerintah," ujar dia.
Menurut Novitasi, jika ada jemaah haji di kloter mengalami sakit ringan, akan ditangani dokter kloternya. Tetapi jika memang membutuhkan pendapat atau konsul, bisa dikonsulkan kepada dokter spesialis yang bertanggung jawab.
"Kalau misalnya di sektor ternyata penanggung jawabnya dokter penyakit dalam, itu bisa langsung ditanganin. Tapi kalau misalnya dokter penanggung jawab di sektornya itu penyakit dantung dan itu dikonsulkan ke KKHI," ujar dia.
3. Tips sehat untuk jemaah haji jelang puncak haji

Novitasi menyebutkan jemaah haji umumnya mengalami sakit gangguan pernapasan seperti batuk, pilek, kelelahan, kencing manis, hingga gatal-gatal. Sementara, kunjungan jemaah yang ke KKHI kurang lebih 100-150 orang.
Novitasari pun memberikan tips untuk jemaah haji menjelang puncak haji, di antaranya agar jemaah memakai masker dan mencuci tangan pakai sabun jika berada di luar ruangan. Kemudian, jangan lupa sering minum air putih dan makan makanan bergizi.
"Jadi jemaah kan ada katering ya, kateringnya itu disesuaikan dengan labelnya. Jadi kalau misalnya sebelum jam 12 sudah dimakan, ya harus segera dimakan. Jadi jangan ditunda makanan tersebut," ujar dia.
"Kemudian bagi jemaah haji yang mempunyai penyakit penyerta seperti kencing manis, darah tinggi, itu harus sering konsultasi dengan dokter-dokternya. Jika ada kegagawatan segera konsul ke dokter spesialis penyakit," imbuh Novitasari.
4. Sertifikat kematian jemaah haji

Terkait sertifikat kematian bagi jemaah yang meninggal dunia di tanah suci, Novitasari menjelaskan, ada tim tersendiri yang mengurus kematian jenazah.
"Kita serahkan dokumen tersebut ke teman-teman PPIH di non-kesehatan, dan bekerja sama juga dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi, untuk proses pemakaman," ujar dia.
Novitasari mengatakan proses pemakaman jemaah haji lebih cepat, hanya butuh kurang lebih enam jam, atau juga sudah selesai. Hanya saja masih terkendala komunikasinya ya, karena satu di mana, kadang salat sinyal juga.
"Bisa, tapi memang harus dikoordinasikan dengan tim di KKIH, ada tim untuk mengurus pemakaman, jadi kalau komunikasinya bagus, kita fasilitasi," ujar dia..