Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkes Targetkan 60 Persen Alkes Gunakan Produk Lokal

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat memberikan paparan di Konferensi Pers: Nota Keuangan & RUU RAPBN 2023 pada Selasa (16/8/2022). (youtube.com/Ministry of Finance Republic of Indonesia)
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin saat memberikan paparan di Konferensi Pers: Nota Keuangan & RUU RAPBN 2023 pada Selasa (16/8/2022). (youtube.com/Ministry of Finance Republic of Indonesia)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menargetkan 60 persen produksi alat kesehatan dalam negeri gunakan komponen lokal. Target tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa alat kesehatan di Indonesia baik yang sudah jadi maupun bahan bakunya masih didominasi impor.

“Kalau sekarang masih ada beberapa komponen dari luar negeri tidak apa-apa. Tapi kita tidak bisa melakukan ini terlalu lama. Keinginan kita sekitar 50 sampai 60 persen alat kesehatan dan obat-obatan dari hulu sampai ke hilir harus dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri,” kata dalam siaran tertulis, Minggu (28/8/2022).

1. Transaksi alkes impor mencapai 88 persen

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Budi menjabarkan di tahun 2019-2020 saja, transaksi alkes impor mencapai 88 persen sementara untuk produk lokal hanya berkisar 12 persen. Padahal dari total 496 jenis alkes yang ditransaksikan pada kurun waktu 2019-2020 tersebut, ada 152 alkes yang sebenarnya mampu diproduksi sendiri. Rendahnya penggunaan alkes produk lokal ini ditengarai keterbatasan teknologi dan implementasi regulasi penggunaan produk dalam negeri.

“Hal ini semakin diperburuk saat awal pandemik COVID-19, Indonesia kesulitan mendapatkan alat kesehatan karena adanya lockdown serta pembatasan mobilitas manusia maupun barang untuk mengurangi transmisi virus,” ujarnya.

2. Kementerian Kesehatan lakukan transformasi kesehatan

Ilustrasi tenaga medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Ilustrasi tenaga medis. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Besarnya tingkat ketergantungan ini, lanjut Budi,  membuat pemerintah mencanangkan transformasi kesehatan yang fokus pada 6 pilar. Adapun sektor farmasi dan alat kesehatan masuk dalam pilar ketiga, yakni transformasi ketahanan sistem kesehatan yang salah satu fokusnya adalah mendorong pengembangan alat kesehatan produksi dalam negeri guna mengurangi ketergantungan produk kesehatan impor.

“Saat pandemik kemarin terasa sekali, cari masker susah, APD susah. Untuk memastikan adanya kemandirian alat kesehatan dalam negeri, kita melakukan transformasi kesehatan utamanya pilar ketiga yakin transformasi ketahanan sistem kesehatan, jadi kalau ada pandemi lagi kita tidak bergantung dengan negara lain,” kata Budi.

3. Industri kesehatan Indonesia diharapkan akan terus berkembang

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Budi mengungkapkan, melalui transformasi kesehatan Indonesia mampu memproduksi alat-alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan nasional. Kendati baru mampu menghasilkan alat-alat kesehatan berteknologi rendah, Menkes berharap industri kesehatan Indonesia terus berkembang, sehingga nantinya mampu memproduksi alkes berteknologi tinggi.

“Sekarang kita udah mulai, semua alkes kalau bisa diproduksi di dalam negeri. Ini salah satu inisiatifnya mulai dari tempat tidur, infuse pump, meja bedah, bed monitor. Dulu bayangkan masker dan APD aja susah. Untuk itu, kita bangun ini pelan-pelan,” ujar Budi.

Share
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us