Jokowi Pakai Baju Adat Ende dalam Upacara Harlah Pancasila
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo menjadi inspektur upacara memperingati Hari Lahir (Harlah) Pancasila, pada Rabu (1/6/2022). Upacara itu digelar di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam upacara tersebut, Jokowi terlihat mengenakan baju adat Ende. Balutan kain berwarna merah dibalut dengan kemeja putih.
Sebelum berangkat menuju lapangan upacara, Jokowi terlebih dahulu ke Taman Renungan Bung Karno. Jokowi kemudian menuju Lapangan Pancasila untuk melakukan upacara.
Baca Juga: Jokowi Terbang ke NTT untuk Pimpin Upacara Hari Lahir Pancasila
1. Jokowi sebut Ende kota bersejarah mengenai Hari Lahir Pancasila
Dalam pidatonya sebagai inspektur upacara, Jokowi menyebut Ende merupakan kota yang bersejarah. Sebab, Presiden pertama Indonesia, Sukarno merenung di Ende untuk merumuskan Pancasila.
"Di Kota yang sangat bersejarah ini, Bung Karno, sang proklamator kemerdekaan, bapak pendiri bangsa, merenungkan dan merumuskan Pancasila yang kemudian disahkan oleh PPKI sebagai dasar negara dan mewariskannya bagi bangsa dan negara," ucapnya.
Jokowi kemudian mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mengaktualisasikan dan membumikan Pancasila.
Editor’s picks
Baca Juga: Pancasila Sejatinya Nilai Universal, Harus Dipahami dengan Benar
2. Pancasila harus diimplementasikan untuk semua aspek
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta kepada seluruh masyarakat untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di semua aspek. Mulai dari tata kelola pemerintahan hingga kehidupan sehari-hari.
"Inilah tugas kita bersama, tugas seluruh komponen bangsa," katanya.
3. Jokowi singgung kondisi dunia sedang tak baik-baik saja
Jokowi juga menyinggung kalau dunia saat ini kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Kondisi tersebut karena dampak pandemik COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina.
"Sebagai pemegang mandat presidensi G20, kami mengajak seluruh negara maju di dunia bergotong royong menciptakan umat manusia yang lebih baik, membangun sistem kesehatan global yang mampu menghadapi krisis di masa depan, dengan tata kelola dunia yang lebih sehat, lebih damai dan lebih berperikemanusiaan dan lebih berperikeadilan," ujarnya.