MUI: Debat Pilpres Saling Serang, Seperti Demokrasi Tingkat Kelurahan

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin menyayangkan gelaran debat perdana yang dilaksanakan pada Kamis 17 Januari 2019 kemarin. Menurutnya debat pertama kurang berkualitas.
“Debat kemarin kurang berkualitas, itu demokrasi kita mengalami kemunduran, gak usah nyerang, adu konsep, adu visi, sayangnya KPU meniadakan penyampaian visi-misi, aneh dan lucu, saya kira itu menurunkan kualitas demokrasi,” katanya di Kantor MUI, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (30/1).
1. MUI berharap ke depan KPU tidak mengangkat isu yang personal

Dari debat perdana kemarin, Din menilai isu yang dihadirkan tidak substantif dan cenderung menyerang secara personal. Oleh karena itu, MUI berharap KPU ke depan mengangkat isu yang sebenarnya.
“Harus isu yang real jangan bersifat personal, bukan karena saya membela siapa, 01 nyerang 02 dan sebaliknya itu sama aja demokrasi tingkat kelurahan,” ucap Din.
2. MUI hasilkan rekomendasi kriteria pemimpin pada rapat pleno

Lebih lanjut, dalam gelaran rapat pleno ke-34 Dewan Pertimbangan MUI merekomendasikan kriteria pemimpin bagi umat Islam.
“MUI memberikan kriteria secara subyektif untuk memilih legislatif dan eksekutif yang secara sejati memperhatikan umat Islam. Dan secara objektif diyakini membawa bangsa ini mencapai cita-citanya menegakkan kedaulatan NKRI,” kata Din.
3. MUI tegaskan sebagai penengah

Meski begitu, Din menegaskan posisi MUI bukan sebagai pendukung salah satu paslon, Din sebut MUI lembaga yang berada di tengah.
“MUI tidak pada posisi mendukung atau tidak mendukung paslon. MUI terus bertausiah menyampaikan pesan khususnya dari agama Islam,” kata dia.
4. MUI menentang golput

MUI pun mengimbau kepada umat Islam untuk tidak golput. Menurutnya, satu suara umat Islam memiliki peran penting dalam perubahan.
“Golput itu rugi dan merugikan. Kita ini menganjurkan di masyarakat Islam, peran satu suara umat Islam adalah sangat penting dalam kemajuan bangsa ke depan. Itu yang senantiasa ulama siarkan melawan golput,” kata dia.