Ngaku Ditekan, Ismail Bolong Tarik Ucapan Soal Setoran ke Kabareskrim

Jakarta, IDN Times - Polisi nonaktif Ismail Bolong yang sebelumnya sempat membuat heboh karena pengakuannya menyetor uang Rp6 miliar ke Kabareskrim Komjen Pol Agus Adrianto mencabut pernyataannya. Sebelumnya dia mengaku sebagai pengepul penambangan ilegal.
Eks anggota Polres Samarinda, Kalimantan Timur tersebut, kini mengaku ditekan Brigjen Hendra Kurniawan, yang saat itu menjabat sebagai Karo Paminal Divpropam Polri, untuk membuat video testimoni pengakuan bohong.
1. Ismail Bolong ngaku pernyataannya tak benar soal setoran ke Kabareskrim

Dalam video yang diunggah akun @majeliskopi08, Minggu (6/11/2022), Ismail Bolong mengaku sudah pensiun dini pada Juli 2022 sebagai polisi aktif. Hari ini, video pengakuan tersebut juga dibenarkan oleh Menkopolhukam Mahfud MD.
"Saya mohon maaf atas berita viral yang beredar. Saya klarifikasi bahwa berita itu tidak benar, dan saya pastikan berita itu (saya) tidak pernah komunikasi sama Kabareskrim, apalagi memberi uang, dan saya tidak kenal," kata Ismail Bolong.
Saat ditanya kenapa baru bilang saat ini, karena Ismail Bolong mengaku kaget jika pernyataan testimoni itu viral.
2. Dia didatangi Brigjen Hendra dan mengaku di bawah tekanan

Kata Ismail, lebih lanjut, mengatakan bahwa pada bulan Februari lalu dirinya didatangi Brigjen Hendra Kurniawan, yang saat itu menjabat sebagai Karo Paminal Divpropam Polri, untuk membuat video testimoni tersebut.
"Dari Paminal memeriksa saya, untuk memberi testimoni tentang Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Brigjen Hendra saat itu, dan diancam akan dibawa ke Jakarta kalau tidak melakukan testimoni," katanya lagi.
Video terbaru ini tentu berbanding terbalik dengan pernyataannya tempo hari. Ketika itu eks anggota Satintelkam Polresta Samarinda itu mengaku memberi hasil uang tambang ilegal kepada Kabareskrim Komjen Pol Agus Adrianto sebanyak tiga kali dengan total Rp6 miliar.
3. IPW soroti ada perang bintang di Polri

Sementara itu sebelumnya Indonesian Police Watch (IPW) ikut menyoroti kehebohan ini. Dalam keterangannya IPW menyebut ada perang bintang di Polri.
Hal itu ditegaskan Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso. Hal ini tampak dari gelagat saling serang para perwira tinggi (Pati) Polri terkait dugaan pelanggaran hukum. Menurut Sugeng, masing-masing kubu seolah coba saling menyerang dengan caranya masing-masing.
"Kalau terkait dengan dugaan-dugaan pelanggaran dari kepolisian, para jenderal ini kalau mau dibongkar bukannya tidak bisa," ujar Sugeng.