Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengamat Politik Sebut Pemilihan 12 Wamen Jokowi Tidak Jelas

(Pelantikan wakil Menteri di Kabinet Indonesia Maju) ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, IDN Times- Pengamat politik, Ray Rangkuti, mengkritisi keputusan Presiden Republik Indonesia, Joko “Jokowi” Widodo dalam hal mendapuk 12 wakil menteri bakal Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Menurutnya, keputusan Jokowi mengangkat Angela Tanoesoedibjo cs tidak sesuai dengan visi kepemimpinannya yang hendak merampingkan struktur pemerintahan.

“Pada periode pertama, hanya tiga wamen. Pada periode kedua ada 12 wamen. Ini relatif tidak sejalan dengan salah satu tekat Pak Jokowi untuk efisiensi struktur pemerintahan,” kata Ray kepada IDN Times, Minggu (27/10).

1. Jokowi tidak berkaca pada periode pertama

Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Pada lima tahun pertama kepemimpinannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berhasil melakukan terobosan apik dengan menghapus lebih dari 20 lembaga negara yang dianggap tidak efektif. Sayangnya, pada periode keduanya, Jokowi justru kembali “menggemukkan” struktur pemerintahan.

“Dengan banyaknya pembentukan wamen seperti saat ini, rasanya efisiensi pemerintahan bukan lagi bagian dari visi Pak Jokowi,” ungkap pendiri Lingkar Madani (Lima) itu.

2. Sektor kementerian yang memiliki wamen tidak jelas kriterianya

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ray juga mempertanyakan kriteria kementerian apa yang memiliki wamen. Jika kriterianya adalah beban kerja yang besar, menurut dia, rasa-rasanya wamen untuk sektor pertahanan, perdesaan, pariwisata dan ekonomi kreatif, bahkan agama dianggap tidak tepat.

“Kurang jelas apa kriteria satu kementerian mendapatkan wamen. Apalagi model rekrutmennya terlihat dilakukan secara sepihak oleh presiden. Sejauh apa menteri terkait dilibatkan oleh presiden dalam menentukan wamennya? Siapa kiranya yang layak menempati posisi itu? Gak jelas benar kan,” papar alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

3. Pembentukan wamen, bancakan politik Jokowi

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Karena banyak hal yang tidak jelas, Ray menilai 12 kursi wamen sebatas bancakan politik ala Jokowi. Terlebih, beberapa jabatan diberikan kepada pendukung Jokowi yang sempat ngambek karena tidak diakomodir dalam Kabinet Indonesia Maju.

“Wamen dibuat untuk mengakomodir pendukung formal Pak Jokowi pada pilpres yang lalu. Seperti Menag yang tidak menempatkan kader NU dan juga protes relawan Jokowi yang tidak diakomodir. Wamen yang diraih parpol juga memberi sinyal kuat itu. Ini memang bagian dari bagi-bagi posisi politik,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us