Penjelasan BMKG soal Penyebab Angin Kencang di Jabodetabek

- BMKG memperkirakan cuaca ekstrem di Jabodetabek belum akan berhenti dalam waktu dekat, dengan potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang hingga pekan ketiga bulan ini.
- Angin kencang dapat menyebabkan risiko pohon tumbang, kerusakan bangunan, dan gelombang tinggi di laut. Nelayan di beberapa kawasan memilih untuk tidak melaut demi keselamatan.
- Apa yang harus kamu lakukan?Hindari berteduh di bawah pohon besar atau papan reklame saat hujan angin, amankan benda ringan agar tidak membahayakan orang lain.
Jakarta, IDN Times - Belakangan ini, warga Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) pasti merasakan cuaca yang agak "ngeri-ngeri sedap". Bukan cuma hujan deras yang tiba-tiba turun, tapi embusan angin kencang juga bikin ketar-ketir, terutama bagi kamu yang sering beraktivitas di luar ruangan atau berkendara motor.
Terus, apa sih penyebab sebenarnya dan sampai kapan kondisi ini bakal terjadi? Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan apa yang terjadi belakangan ini gak lepas dari siklus tahunan cuaca di Indonesia. Menurutnya, bulan Desember 2025 ini memang menjadi periode puncak musim hujan, khususnya untuk wilayah Indonesia bagian barat.
Guswanto mengatakan, kombinasi antara hujan lebat dan pembentukan awan-awan jenis konvektif (seperti Cumulonimbus) menjadi pemicu utama.
"Angin kencang yang terjadi belakangan ini berkaitan erat dengan puncak musim hujan. Adanya pertumbuhan awan konvektif yang masif ditambah perbedaan tekanan udara yang signifikan memicu pergerakan angin yang lebih cepat dari biasanya," ujar Guswanto dalam keterangannya, Rabu (17/12/2025).
1. Masih berpotensi terjadi hingga 21 Desember 2025

Buat kamu yang berharap cuaca ekstrem ini segera berlalu, harus tetap waspada. BMKG memperkirakan kondisi cuaca ekstrem di Jabodetabek ini belum akan berhenti dalam waktu dekat.
Berdasarkan data BMKG, potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang tercatat cukup tinggi pada periode 14–16 Desember 2025. Namun, kewaspadaan harus dijaga hingga pekan ketiga bulan ini.
"Kami memonitor bahwa kondisi cuaca ekstrem, baik itu hujan lebat maupun angin kencang, diprakirakan masih berpotensi berlangsung hingga 21 Desember 2025 di wilayah Jabodetabek," ucap Guswanto.
Jawa Barat, termasuk wilayah penyangga Jakarta, saat ini memang mencatatkan frekuensi hujan ekstrem dan angin kencang yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
2. Nelayan dan pengendara wajib ekstra hati-hati

Dampak dari angin kencang ini gak main-main. Di darat, risiko pohon tumbang dan kerusakan ringan pada bangunan (seperti atap terbang atau baliho roboh) sangat tinggi. Sementara di laut, gelombang tinggi menjadi ancaman nyata.
Laporan lapangan menyebutkan nelayan di kawasan Marunda dan Cilincing memilih untuk tidak melaut demi keselamatan. Guswanto pun mengingatkan agar masyarakat tidak meremehkan peringatan dini ini.
"Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca. Hindari aktivitas di area terbuka yang rawan saat awan gelap mulai terlihat," kata dia.
3. Apa yang harus kamu lakukan?

Nah, biar tetap aman menghadapi cuaca ekstrem jelang Natal dan Tahun Baru ini, ada beberapa tips antisipasi dari BMKG yang perlu kamu perhatikan:
Hindari "berteduh maut": Jangan pernah berteduh di bawah pohon besar atau papan reklame saat hujan angin. Ini adalah lokasi paling rawan tumbang atau roboh.
Amankan benda ringan: Kalau punya pot bunga gantung atau benda ringan di teras rumah, sebaiknya diamankan dulu agar tidak terbang terbawa angin dan membahayakan orang lain.















![[QUIZ] Tes Pengetahuan tentang Iran](https://image.idntimes.com/post/20250623/upload_4e0fad475cf2b7e32c5a9312bcf31520_682917b8-38e9-43ac-9cc0-e51d8198f261.jpeg)



