Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perseteruan Ahok vs Yusril: Dari Twitter Sang Adik Sampai Reklamasi

Sumber gambar: peristiwaindonesia.com

Perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Yusril Ihza Mahendra masih terus bergulir. Disinyalir hal tersebut tak hanya karena persaingan, namun juga karena sejumlah alasan diluar itu.

Sebelumnya Ahok menganggap adik Yusril yang menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, sebagai orang yang kurang ajar dan rasial. Pernyataan tersebut Ahok lontarkan saat menanggapi kicauan Yusron di Twitter perihal dirinya dan pendapat Suryo Prabowo.

Bela sang adik, Yusril bantah disebut SARA.

Namun, Yusril Ihza Mahendra menanggapi tweet dari adiknya tersebut tidak berbau unsur suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA). Yusril menambahkan, apabila ada yang mau marah, harusnya langsung saja kepada Letnan Jenderal (Purn) Suryo Prabowo. Karena Suryo Prabowo-lah yang mengeluarkan pendapat tersebut.

Kandidat calon gubernur Yusril Ihza Mahendra juga membantah tudingan yang menyebut dirinya rasis. Dia mengatakan, jelang Pilkada DKI 2017 semua pihak harus menjaga etika politik satu sama lain.

Yusril juga menuturkan dan tidak menampik jika Ahok adalah keturunan Tionghoa. Ahok juga beragama Kristen. Akan tetapi, Ahok berhak menjadi gubernur karena merupakan warga negara Indonesia.

Dia pun secara tegas mengatakan tidak akan menyerang Tionghoa dan Kristen. Menurutnya tidak ada untungnya saling serang karena semuanya sudah sama-sama saling tahu. Namun tetap saja ada perbedaan antara dia dan Ahok.

Yusril berdebat dengan Ahok soal reklamasi pantai Jakarta.

Yusril Ihza Mahendra mengaku siap berdebat dengan Ahok soal reklamasi pantai utara Jakarta. Yusril telah mempelajari soal izin tersebut sehingga mengetahui seluk-beluk proyek reklamasi tersebut. Dia berencana mengkritisi soal surat izin reklamasi. Latar belakangnya sebagai profesor sekaligus praktisi hukum tentu membuat Yusril percaya diri untuk berdebat.

Rencana reklamasi pantai utara Jakarta kini tengah jadi perbincangan setelah Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi tertangkap tangan oleh KPK. Dia ditangkap sesudah menerima uang yang diduga suapan dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land (APLN), Ariesman Widjaja.

Komentar Ahok mengenai Yusril.

Tak tinggal diam, Ahok juga berkomentar mengenai sikap Yusril tentang hal lain. Keduanya kerap terlibat dalam satu masalah yang sama. Dia melihat keterlibatan pengacara kondang sekaligus calon penantangnya di Pilkada 2017 ini dalam membela penduduk Luar Batang di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Para penduduk tersebut terancam digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait pendudukan lahan negara.

Ahok hanya memberikan analogi bahwa Yusril juga pernah menjadi kuasa hukum PT. Godang Tua Jaya selaku pengelola Bantar Gebang. Saat itu terjadi polemik pengelolaan sampah antara Pemda DKI dengan pengelola Bantar Gebang. Selain itu, Ahok juga memberi contoh ketika Yusril menjadi kuasa hukum salah satu perusahaan perikanan, ketika Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara masif melakukan pemberantasan illegal fishing.

Dengan kedua contoh di atas, Ahok mengatakan tidak perlu lagi mengomentari alasan Yusril membela warga Luar Batang. Mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan bahwa Yusril memang kerap kali menjadi kuasa hukum pihak yang bertentangan dengan pemerintah. Sebagaimana yang dilakukan Yusril saat menjadi pengacara pengusaha asal Thailand yang kapalnya ditenggelamkan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rizal
EditorRizal
Follow Us