Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertamina Hadirkan Solusi Transformasi Teknologi Berbasis Keberlanjutan

78F15500-B4EE-47E6-9252-22396AB6D893.jpeg
Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) di Bandung, 8 Agustus 2025. (Dok. Pertamina)
Intinya sih...
  • Pertamina mengembangkan program bioetanol dengan memanfaatkan feedstock lokal.
  • Forum KSTI 2025 membuka peluang kolaborasi antara industri, perguruan tinggi, dan lembaga riset.
  • Pertamina mempercepat adopsi teknologi inovatif dalam pengembangan EBT, bioetanol, dan SAF untuk mendukung transisi energi dan Net Zero Emission 2060.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times -  Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 2025 yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus, PT Pertamina (Persero) berkomitmen memperkuat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), serta transformasi teknologi berbasis keberlanjutan.

Wakil Direktur Utama Pertamina Oki Muraza mengatakan, perusahaan kini tidak hanya berfokus pada bisnis hidrokarbon sebagai warisan (legacy business), tetapi juga telah mengembangkan beragam solusi energi hijau.

1. Inovasi program pengembangan bioetanol

51EEE09C-2AFC-491A-9C10-0DE1D0BF2610.jpeg
Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) di Bandung, 8 Agustus 2025. (Dok. Pertamina)

Salah satu inovasi utama yang ditonjolkan adalah program pengembangan bioetanol di lingkungan Pertamina Group.

“Pertamina tengah memanfaatkan berbagai jenis feedstock lokal seperti molase (produk samping industri gula), batang sorgum, dan nira aren untuk memproduksi bioetanol. Produk ini nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar campuran (blending) untuk gasolin,” terang Oki pada kegiatan forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) di Bandung, 8 Agustus 2025.

Selain bioetanol, lanjutnya, Pertamina juga menampilkan progres pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) sebagai solusi bahan bakar ramah lingkungan untuk sektor penerbangan, serta bahan baku minyak goreng bekas atau Used Cooking Oil (UCO). Ke depan, Pertamina mendorong terbentuknya ekosistem nasional untuk pengumpulan UCO sebagai bahan baku SAF. Dengan langkah tersebut, Indonesia diharapkan mampu menjadi pusat produksi SAF untuk kawasan ASEAN.

“Ke depannya kita berharap akan ada ekosistem untuk pengumpulan minyak goreng bekas atau used cooking oil menjadi Sustainable Aviation Fuels. Cita-cita besarnya Indonesia nanti akan menjadi hub bagi produksi Sustainable Aviation Fuel di ASEAN,” imbuh Oki.

2. Forum KSTI 2025 membuka peluang kolaborasi

1001022731.jpg
Pemanfaatan energi gas di sektor kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin Bandung. (Dok. Pertamina)

Pada kesempatan yang sama, Pertamina juga menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan pemerintah dalam inisiatif menyelenggarakan forum KSTI 2025 yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Jawa Barat yang berlangsung pada tanggal 7-9 Agustus 2025. 

Menurut Oki, Forum KSTI 2025 dinilai sangat strategis dalam membuka peluang kolaborasi antara industri, perguruan tinggi, dan lembaga riset. 

Partisipasi Pertamina dalam acara ini menegaskan posisi perusahaan sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia. Dengan mengedepankan inovasi, kolaborasi, dan riset berkelanjutan, Pertamina berkomitmen mendukung agenda nasional menuju energi yang lebih bersih, efisien, dan berdaulat.

“Tentunya kita mendapatkan lebih banyak lagi kerjasama dengan universitas-universitas termasuk dengan balai penelitian, BRIN yang nantinya akan membantu Pertamina dalam menjalankan mandat dari pemerintah. Baik itu di hulu, meningkatkan produksi di hilir, meningkatkan efisiensi, menghasilkan BBM yang ramah lingkungan, dan juga di bidang energi terbarukan, sebagai  kontribusi untuk meningkatkan porsi dari renewables atau energi terbarukan di dalam bauran energi nasional,” ujar Oki.

3. Momentum Pertamina mempercepat adopsi teknologi inovatif

1001005148.jpg
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri melakukan tinjauan kerja ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), blok migas terbesar di Indonesia, Selasa, 29 Juli 2025. (Dok. Pertamina)

Hari Kebangkitan Teknologi Nasional menjadi momentum bagi Pertamina untuk mempercepat adopsi teknologi inovatif yang berdampak langsung pada keberlanjutan energi.

Inovasi teknologi bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan strategis bagi keberlangsungan energi. Melalui pengembangan EBT, bioetanol, dan SAF, Pertamina berupaya menghadirkan solusi untuk mendukung transisi energi sekaligus menjaga ketahanan energi nasional.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihan Azizah
EditorJihan Azizah
Follow Us