Polisi Pastikan Terapis Spa Tewas di Pejaten tidak Sedang Hamil

- Polisi masih menunggu hasil autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban.
- Polisi sedang mendalami dugaan eksploitasi anak dalam kasus ini dan menerapkan pasal terkait eksploitasi anak hingga tindak pidana perdagangan orang.
- Polisi telah memeriksa 15 orang dari pihak spa, termasuk manajemen dan karyawan tempat korban bekerja.
Jakarta, IDN Times - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan memastikan terapis spa berinisial RTA (14) yang ditemukan tewas di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan tidak dalam kondisi hamil.
Kanit PPA Polres Metro Jakarta Selatan AKP Citra Ayu menyebut dari hasil pemeriksaan korban juga belum pernah hamil.
"Saat kita dampingi proses autopsi, dokter menjelaskan korban tidak dalam keadaan hamil dan tidak pernah hamil juga," ujarnya, Minggu (12/10/2025).
1. Polisi masih menunggu hasil autopsi

Namun demikian, Citra menyebut penyebab pasti kematian korban masih harus menunggu hasil autopsi yang sudah dilakukan rumah sakit.
"Untuk penyebab kematian dan kondisi jenazah masih menunggu hasil autopsi. Tapi sejauh ini yang diketahui yang bersangkutan tidak dalam keadaan hamil," tuturnya.
2. Polisi dalami dugaan eksploitasi anak

Saat ini, Polres Metro Jakarta Selatan sedang mendalami adanya dugaan eksploitasi anak dalam kasus ini. Oleh karena itu, Kapolres Jaksel Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, pihaknya menerapkan pasal terkait eksploitasi anak hingga tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Kita menggunakan pasal eksploitasi anak, TPPO, Pasal 2 UU TPPO dan juga UU perlindungan anak,” kata Nicolas saat dihubungi, Minggu (12/10/2025).
“Jadi kita pastikan dulu, pada saat dia mendaftar itu bagaimana, dia menggunakan identitasnya dia yang sesungguhnya atau tidak. Jadi ini semua yang sedang kita lakukan penyelidikan untuk mengungkap ini semua,” lanjutnya.
3. Polisi telah memeriksa 15 orang

Hingga saat ini, Polres Metro Jakarta Selatan telah memeriksa 15 orang dari pihak spa. Mereka terdiri dari pihak manajemen hingga karyawan tempat korban bekerja.
“Kita sedang memanggil lagi dari orang-orang atau lingkungan yang terkait dengan si korban ini. Jadi sementara ini sudah 15 orang, dari sesama terapisnya, manajemen perusahaan itu sendiri, ataupun dari orang-orang seperti sekuriti dan sebagainya,” ujarnya.
Nicolas juga mengaku bakal mendalami dugaan korban kabur dari tempat spa untuk menghindari uang denda keluar kerja. Informasi ini diungkap keluarga korban.
“Itu informasi baru sepihak dari pelapor, dari keluarga korban. Kita terus mendalami itu. Kita akan melakukan penyelidikan secara mendalam, apakah informasi ini benar atau tidak,” ujarnya.