Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polisi Selidiki Kasus Dugaan Pungli di SMAN 2 Cibitung yang Viral

Pengaduan seorang siswa sumber Instagram @brorondm
Intinya sih...
  • SMAN 2 Cibitung diduga melakukan pungutan liar terhadap siswa dengan meminta sumbangan kepada orang tua untuk pembangunan pagar sekolah.
  • Orang tua diminta membayar Rp1 juta hingga Rp2,5 juta, jika belum lunas biaya urukan, siswa tidak mendapatkan kartu ujian.
  • Ronald Aristone Sinaga melaporkan dugaan pungli ke Polres Metro Bekasi dan berharap pelaku dapat dipenjarakan sebagai efek jera.

Bekasi, IDN Times - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Cibitung diduga melakukan pungutan liar (Pungli) terhadap para siswanya. Kasus itu pun mencuat setelah pegiat media sosial, Ronald Aristone Sinaga melalui akun Instagramnya @brorondm mengunggah cerita salah satu siswa SMAN 2 Cibitung. 

Kepada Ronald, siswa itu mengaku dugaan pungli itu terjadi setelah orang tua siswa diminta untuk menghadiri rapat sosialisasi yang diselenggarakan oleh pihak sekolah dan komite sekolah. 

Namun, setelah dihadiri, pihak sekolah meminta sumbangan kepada orang tua dengan alasan untuk pembangunan pagar dan urukan tanah sekolah. 

"Pungutannya katanya untuk urukan tanah dan pembangunan pagar sekolah," kata Ronald saat dikonfirmasi, Minggu (8/12/2024).

1. Lebih dari 100 diminta Rp1 juta-Rp2,5 juta

Ilustrasi suap. (IDN Times/Arief Rahmat)

Ronald menyampaikan, para orang tua siswa diminta Rp1 juta hingga Rp2,5 juta. Bagi orang tua yang belum bisa membayar, siswa tidak mendapatkan kartu ujian. Namun, lanjutnya, siswa tetap bisa mengikuti kegiatan ujian. 

"Nominalnya, menurut pengakuan si adik ini, adik siswa ini, antara 1 juta sampai 2,5 juta ada. Bahwa sebenarnya mereka boleh ujian, tetapi kartu ujiannya tidak didapatin. Karena belum lunas biaya urukan itu," jelasnya. 

Setelah ia mengunggah postingan tersebut, Ronald pun mengaku mendapatkan banyak aduan. Bahkan, siswa yang sudah menjadi alumni di SMAN 2 Cibitung juga sempat menjadi korban dugaan pungli. 

"Saya bisa jamin kalau saya hitung itu lebih dari 100 siswa korban-korban termasuk alumni-alumni. Bahkan ada dari alumni 2017 mengakui hal ini sudah terjadi semenjak 2017," jelasnya. 

2. Sudah buat laporan polisi

Ilustrasi penjara. (IDN Times/Sukma Shakti)

Ronald juga menyampaikan, pihaknya telah melaporkan dugaan pungli itu ke Polres Metro Bekasi pada Jumat (6/12/2024) lalu. Ia pun membawa barang bukti berupa data-data yang telah ia terima dari siswa. 

Kita memberikan data-data yang kami miliki, secara formal, ke Reskrim. Data-datanya lengkap dan kebetulan juga Reskrim sudah mulai penyelidikan semenjak postingan kemarin," katanya. 

Dia juga berharap, bagi siapapun yang terlibat kasus pungli tersebut dapat dipenjarakan sebagai efek jera dan tidak ada lagi praktik pungli di sekolah-sekolah. 

"Penjarakan semua guru-guru yang nakal. Saya sih maunya penjara. Ya, penjara saja," jelasnya.

3. Masih penyelidikan polisi

Ilustrasi garis polisi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Kompol Sang Ngurah Wiratama mengatakan pihaknya akan mendalami laporan dugaan pungli tersebut. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan tim saber pungli. 

"Jadi aduannya sudah kita terima, kami mohon waktu untuk mendalami dulu. Jadi kita tidak bisa menjawab langsung, jadi biar kita olah dulu, yang pasti kami sudah berkoordinasi sama pemda maupun juga tim saber pungli untuk menangani masalah ini," jelasnya, dikutip Minggu (8/12/2024). 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Imam Faishal
EditorImam Faishal
Follow Us