Polusi Udara Jakarta Hari Ini Buruk, DLH Ungkap Sumbernya

Jakarta, IDN Times - Jakarta menempati posisi ketujuh sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir pada Senin (19/6/2023) pukul 15.00 WIB.
Kualitas udara di Jakarta mencapai AQI US 104 dengan tingkat konsentrasi PM2.5 pada level 36,7 µg/m³. Peringkat kualitas udara menunjukan indikator oranye merujuk pada kualitas udara yang tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Menurut acuan IQAir, skor indeks pada rentang 0-50 artinya memiliki kualitas udara baik, sementara rentang 51-100 berarti kualitas udara sedang, dan rentang 101-150 kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.
1. Polusi udara di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengakui tren kualitas udara memburuk pada musim kemarau. Menanggapi hal itu, Pemprov Jakarta memperkuat upaya untuk mengurangi sumber polusi di ibu kota.
“Polusi udara di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi yang menyebabkan polusi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta,” ujar Asep.
2. Tingkatkan uji emisi

Saat ini, Pemprov Jakarta mempunyai Pergub Nomor 66 Tahun 2020 tentang Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor, Pergub Nomor 76 Tahun 2020 tentang Pembatasan Lalu Lintas dengan Sistem Ganjil Genap, dan Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara sebagai upaya pengurangan sumber emisi polusi udara.
Untuk mengendalikan polusi udara, Pemprov Jakarta akan meningkatkan uji emisi, pengawasan emisi dari sektor industri, dan berkoordinasi untuk pengetatan kebijakan ganjil genap di Jakarta.
3. Dinkes minta masyarakat waspada terutama kelompok sensitif

Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, meminta masyarakat selalu waspada demi meminimalisasi risiko polusi udara bagi kesehatan.
Dwi mengimbau agar kelompok sensitif yang beraktivitas di luar, mengambil rehat lebih sering dan beraktivitas ringan.
"Amati gejala berupa batuk atau napas sesak. Penderita asma harus mengikuti petunjuk kesehatan untuk asma dan menyimpan obat asma. Setiap orang agar mengurangi aktivitas fisik yang terlalu lama di luar ruangan,” kata Dwidalam keterangan tertulisnya, Senin (19/6/2022).