Kapal Selam Nuklir Korut Hampir Rampung, Ini Detailnya

- Kapal selam nuklir Korut seberat 8.700 ton hampir rampung.
- Pakar memperkirakan kapal selam Korut siap diuji dalam beberapa bulan mendatang.
- Ketegangan regional dan dugaan dukungan Rusia terhadap pengembangan kapal selam bertenaga nuklir oleh Korut.
Jakarta, IDN Times – Korea Utara (Korut) merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan perkembangan besar pembangunan kapal selam bertenaga nuklirnya pada Kamis (25/12/2025). Badan kapal kini terlihat hampir rampung, dengan lapisan cat anti-karat berwarna merah marun di dalam fasilitas perakitan tertutup.
Dalam rangkaian gambar itu, pemimpin Korut Kim Jong Un tampak meninjau langsung kapal selam raksasa tersebut. Kim hadir bersama putrinya serta sejumlah pejabat tinggi, menandai kunjungan resmi ke lokasi pembangunan.
Pembaruan visual ini menjadi yang pertama sejak Maret lalu. Pada periode sebelumnya, publik hanya diperlihatkan bagian bawah kapal selam tanpa gambaran utuh struktur luarnya.
1. Proyek kapal selam nuklir masuk agenda senjata mutakhir

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan bahwa Kim dan putrinya mengunjungi galangan kapal untuk memantau langsung pembangunan kapal selam bertenaga nuklir seberat 8.700 ton. Pyongyang secara terbuka menyatakan kapal tersebut dirancang untuk dipersenjatai senjata nuklir.
Dalam laporan yang sama, kapal ini disebut sebagai kapal selam rudal berpemandu strategis atau kapal selam serang nuklir strategis. Kim menegaskan proyek tersebut menjadi bagian penting dari upaya modernisasi sekaligus penguatan kemampuan nuklir angkatan laut Korut.
Dilansir dari Euro News, kapal selam bertenaga nuklir sendiri masuk dalam daftar persenjataan canggih yang diumumkan Kim pada konferensi politik 2021. Daftar itu juga mencakup rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, senjata hipersonik, satelit pengintai, serta rudal berkepala ganda.
Selain itu, Pyongyang baru-baru ini memperkenalkan kapal perusak angkatan laut terbaru. Kapal tersebut dipuji Kim sebagai lompatan besar untuk memperluas jangkauan operasi dan kemampuan serangan pencegahan nuklir Korut.
2. Pakar menilai kapal selam hampir siap diuji

Dilihat dari metode konstruksi kapal selam yang umumnya dimulai dari bagian dalam, kemunculan badan kapal yang hampir lengkap mengindikasikan sejumlah komponen penting telah terpasang. Komponen tersebut mencakup mesin utama dan kemungkinan sistem reaktor.
Moon Keun-sik, pakar kapal selam dari Universitas Hanyang Seoul sekaligus mantan perwira kapal selam angkatan laut Korea Selatan (Korsel), menilai foto-foto itu menunjukkan tahap krusial telah dilewati.
“Menunjukkan seluruh kapal sekarang tampaknya menandakan bahwa sebagian besar peralatan sudah terpasang dan hampir siap diluncurkan ke air,” kata Moon kepada Associated Press.
Moon memperkirakan kapal selam Korut tersebut bisa menjalani uji coba laut dalam beberapa bulan mendatang. Kehadiran kapal selam yang mampu beroperasi senyap dalam waktu lama dan meluncurkan rudal dari bawah laut dinilai sulit terdeteksi sejak awal.
Meski demikian, masih muncul pertanyaan besar terkait kemampuan Korut dalam menghimpun sumber daya dan teknologi yang dibutuhkan. Hal itu mengingat negara tersebut berada di bawah sanksi internasional yang ketat.
3. Ketegangan regional dan dugaan dukungan Rusia

Dalam kunjungan ke galangan kapal, Kim juga melontarkan kritik keras terhadap rencana Korsel mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir. Ia menyebut langkah tersebut sebagai tindakan ofensif.
Kim menilai rencana itu melanggar keamanan serta kedaulatan maritim Korut. Ia juga menyatakan kebijakan Korsel semakin menguatkan alasan Pyongyang untuk terus memodernisasi angkatan bersenjata dan mempertahankan persenjataan nuklir, meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendukung program Seoul tersebut.
Kim menyebut keberhasilan proyek kapal selam Korut akan membawa perubahan besar dalam memperkokoh daya pencegah nuklir negaranya. Dukungan AS terhadap Korsel sebelumnya disampaikan Trump saat lawatan ke Asia untuk menarik investasi.
Melalui unggahan di Truth Social, Trump menyatakan teknologi AS memungkinkan Korsel membangun kapal selam nuklir yang dirakit di Philadelphia.
“Korea Selatan akan membangun kapal selam bertenaga nuklirnya di galangan kapal Philadelphia, tepat di sini di AS yang baik. Pembangunan kapal di negara kami akan segera membuat KEMBALI BESAR,” tulis Trump, dikutip dari Fox News.
Gedung Putih kemudian menegaskan pernyataan itu melalui lembar fakta pada November. Dokumen tersebut menyebut upaya Washington dan Seoul dalam memperkuat kemitraan maritim dan nuklir.
Di sisi lain, sejumlah pakar menilai kedekatan Korut dengan Rusia berpotensi menghasilkan alih teknologi. Hubungan tersebut mencakup pengiriman pasukan dan peralatan militer untuk mendukung operasi Presiden Vladimir Putin di Ukraina.
Meski ada spekulasi Korut berupaya memperoleh reaktor dari Rusia, termasuk dari kapal selam yang telah dipensiunkan, Moon menilai Pyongyang lebih mungkin mengembangkan reaktor sendiri. Dukungan teknologi dari Moskow disebut tetap mengalir.
Ketegangan di Semenanjung Korea pun meningkat seiring percepatan program nuklir Korut dan penguatan hubungan dengan Rusia. Kedekatan itu terjalin setelah Moskow melancarkan invasi penuh ke Ukraina pada awal 2022.


















