Prabowo Minta Anak Buahnya buat Skema Bayar Utang Whoosh

- Prabowo minta ada opsi perpanjangan masa pinjaman
- Prasetyo mengatakan, Prabowo memerintahkan untuk mencari skema terbaik dan opsi perpanjangan masa pinjaman proyek Whoosh.
Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah membahas tentang polemik utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Pembahasan itu dilakukan saat rapat terbatas (ratas), pada Rabu (29/10/2025).
"Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, kemarin di dalam ratas juga itu bagian dari salah satu yang dibicarakan," ujar Prasetyo di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
Prasetyo mengatakan, Presiden Prabowo juga memerintahkan anak buahnya untuk mencari skema terbaik untuk membayar utang proyek Whoosh.
"Pemerintah sedang mencari skema yang terbaik, termasuk perhitungan-perhitungan angkanya, termasuk kemungkinan-kemungkinan untuk kita bisa meminta kelonggaran dari sisi waktu pembayaran utang," ujar dia.
1. Prabowo minta ada opsi perpanjangan masa pinjaman

Prasetyo mengatakan, Prabowo juga memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa hingga CEO Danantara Rosan Roeslani untuk mengajukan opsi perpanjangan masa pinjaman proyek Whoosh.
"Ya, kemarin dibahas, kemudian Pak Airlangga, Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, kemudian CEO Danantara diminta untuk menghitung lagi detailnya. Kemudian opsi-opsi untuk meminta, misalnya perpanjangan masa pinjaman, bagian nanti dari skenario-skenario skema yang terbaik," kata dia.
Menurut dia, sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk menyediakan transportasi publik sehingga bisa dimanfaatkan semua masyarakat.
"Tapi intinya, kita kewajiban kita semua, bukan cuma pemerintah untuk menyediakan transportasi publik yang sebaik-baiknya. Tidak hanya Whoosh, ya. Mulai dari transportasi kereta api yang yang non kereta api cepat, kemudian transportasi bus, transportasi kapal, semuanya sedang coba untuk kita perbaiki," ujar dia.
2. Jokowi buka suara soal utang Whoosh

Sebelumnya, Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo buka suara tentang utang Whoosh yang dipersoalkan akhir-akhir ini. Dia mengatakan, pembangunan dan pengelolaan transportasi massal seperti kereta cepat, MRT, LRT, KRL, dan kereta bandara bukan semata-mata urusan bisnis, melainkan bagian dari layanan publik dan investasi sosial untuk jangka panjang.
Kepada awak media, Jokowi mengatakan, prinsip dasar transportasi massal atau transportasi umum adalah layanan publik bukan mencari laba. Dia juga mencontohkan pembangunan KRL, MRT, LRT di Jakarta .
"Transportasi massal itu tidak diukur dari laba, tetapi dari keuntungan sosial atau social return on investment,” ujar Jokowi kepada awak media di Ayam Goreng Mbak Tien, Senin (27/10/2025).
Menurut dia, manfaat sosial tersebut dapat dilihat dari pengurangan emisi karbon, peningkatan produktivitas masyarakat, penurunan polusi udara, hingga efisiensi waktu tempuh.
“Kalau ada subsidi, itu bukan kerugian. Itu investasi,” kata dia.
3. Dampak ekonomi dan pergeseran perilaku masyarakat

Jokowi mengatakan, perpindahan masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum memang bukan hal yang mudah karena menyangkut perubahan kebiasaan. Meski demikian, hasilnya mulai terlihat positif.
Sejak beroperasi, MRT Jakarta telah mengangkut sekitar 171 juta penumpang, sementara kereta cepat sudah mencapai 12 juta penumpang.
“Itu menunjukkan sudah ada pergerakan dari pengguna mobil dan motor ke transportasi massal. Ini tidak mudah, tapi patut disyukuri,” kata Jokowi.
Selain itu, keberadaan transportasi massal juga disebut menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru, membuka peluang UMKM dan sektor pariwisata, serta meningkatkan nilai properti di kawasan sekitar.
“Kereta cepat menumbuhkan warung-warung baru, destinasi wisata, dan titik ekonomi baru. Nilai properti juga ikut naik. Jadi efeknya berlapis,” ujar dia.

















