Hadiri KTT APEC, Prabowo Bakal Berada di Korea selama 3 Hari

- Prabowo berada di Korea selama 3 hari untuk menghadiri KTT APEC
- Tema KTT APEC 2025 adalah "Building a Sustainable Tomorrow" dengan fokus pada isu-isu pembangunan berkelanjutan dan penuaan populasi
- Indonesia ingin bertukar pandangan soal bonus demografi dengan negara-negara lain melalui forum APEC
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto hari ini (30/10/2025), terbang ke Korea Selatan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Acara tersebut digelar di Gyeongju pada 31 Oktober–1 November 2025.
"Iya, hari ini tadi Bapak Presiden bertolak ke Korea untuk menghadiri KTT APEC," ujar Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, di ANTARA Heritage Center, Jakarta, Kamis (30/10/2025).
1. Prabowo diagendakan berada di Korea selama 3 hari

Prasetyo mengatakan, Presiden Prabowo diagendakan berada di Korea Selatan selama tiga hari. Dia juga meminta doa restu kepada rakyat Indonesia agar perjalan Presiden Prabowo diberi kelancaran.
"Kurang lebih beliau akan berada di Korea selama mungkin tiga hari," kata dia.
Prasetyo menyampaikan, Presiden Prabowo hanya akan menghadiri KTT APEC selama di Korea Selatan, tidak ada agenda yang lain.
"Tidak ada, hanya menghadiri KTT," ucap dia.
2. Tema KTT APEC 2025

KTT APEC tahun ini mengusung tema Building a Sustainable Tomorrow yang berfokus pada isu-isu pembangunan berkelanjutan di tengah perubahan global. Para pemimpin negara anggota akan membahas beragam topik, mulai dari pemanfaatan teknologi akal imitasi (AI) hingga persoalan penuaan populasi (aging population).
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Abdul Kadir Jailani, mengatakan isu penuaan populasi menjadi perhatian banyak negara di kawasan Asia Timur, sementara di Asia Tenggara justru muncul peluang berupa bonus demografi yang sedang dinikmati oleh negara-negara seperti Indonesia.
"Terutama negara Asia Tenggara. Kami melihat negara-negara ini dan tetangga kita yang mengalami bonus demografi," ujar Kadir dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).
3. Indonesia ingin tukar pandangan soal bonus demografi

Kadir menjelaskan, melalui forum APEC, Indonesia berencana untuk bertukar pandangan dan pengalaman dengan negara-negara lain terkait tantangan demografi. Menurutnya, meski saat ini Indonesia belum menghadapi masalah penuaan penduduk, diskusi semacam itu tetap penting sebagai langkah antisipatif terhadap perubahan demografi di masa depan.
"Oleh karenanya, kami dalam pertemuan (APEC) mendatang akan menggunakan forum ini untuk tukar-menukar pandangan, saling belajar, dan berbagi pengalaman terbaiknya dengan ekonomi lainnya, demi memperkuat ketahanan ekonomi terutama dalam menghadapi tantangan perubahan demografi ini di masa mendatang," jelasnya.
Kadir menilai forum seperti APEC sangat relevan karena menghubungkan negara dengan kondisi demografi yang berbeda-beda. Hal ini memungkinkan terbentuknya strategi bersama untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi kawasan. Dia menyatakan, pembahasan mengenai bonus demografi juga akan dikaitkan dengan peningkatan kualitas tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

















