Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pramono Akui Kemacetan Jakarta Menjengkelkan

IMG-20250611-WA0026.jpg
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengecek penerapan Ai diGedung Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rabu (11/6/2025)/ IDN Times Dini Suciatiningrum
Intinya sih...
  • Kemacetan Jakarta peringkat 90 di dunia menurut TomTom Traffic Index
  • Pramono minta penambahan penerapan AI di persimpangan untuk mengatasi kemacetan
  • Proyek perbaikan infrastruktur juga menyumbang kemacetan di Jakarta

Jakarta, IDN Times – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui kemacetan di Ibu Kota masih menjadi persoalan serius meski sudah ditangani secara maksimal dengan sistem Artificial Intelligence dalam Intelligent Traffic Control System atau ITCS.

Pramono mengakui kemacetan tetap tak terhindarkan dalam kondisi tertentu seperti banjir atau saat ada tamu kenegaraan.

“Kalau ada kejadian-kejadian khusus, ada tamu negara, habis banjir, kecelakaan, dan sebagainya, saya harus menyampaikan apa adanya, kemacetannya masih menjengkelkan,” ujarnya Gedung Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Rabu (11/6/2025).

1. Kemacetan Jakarta ranking 90

Jakarta macet parah (IDN Times/Sunariyah)
Jakarta macet parah (IDN Times/Sunariyah)

Berdasarkan data TomTom Traffic Index, peringkat Jakarta sebagai kota termacet di dunia turun drastis dari peringkat 30 pada 2023 menjadi peringkat 90 di 2024 dari total 386 kota yang dinilai.

“Secara singkat, saya mendapatkan jawaban yang memuaskan. Sebenarnya sistemnya sudah cukup baik, hanya memang masih kurang,” kata Pramono.

2. Pramono minta penerapan AI di persimpangan ditambah

Ilustrasi macet (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi macet (IDN Times/Sukma Shakti)

Dia nenjelaskan, sampai saat ini baru 65 titik dari 321 persimpangan yang menerapkan sistem Artificial Intelligence (AI) dalam Intelligent Traffic Control System.

"Maka saya minta Pak Kepala Dinas (Perhubungan) secara bertahap kita planningkan untuk memenuhi kebutuhan itu karena dengan hanya baru 65 aja, secara signifikan sudah bisa dirasakan publik," ucapnya .

3. Proyek perbaikan menyumbang macet

Proses ducting fiber optic dari provider telepon selular yang dilakukan bersamaan dengan revitalisasi pedestrian Jalan Jenderal Sudirman tahap pertama, 9 Desember 2019. (Antara/Eka AR)
Proses ducting fiber optic dari provider telepon selular yang dilakukan bersamaan dengan revitalisasi pedestrian Jalan Jenderal Sudirman tahap pertama, 9 Desember 2019. (Antara/Eka AR)

Namun demikian, ia tidak menampik masih banyak faktor eksternal yang mengganggu kelancaran lalu lintas di Jakarta, salah satunya proyek-proyek pekerjaan lapangan yang tidak terkoordinasi dengan baik.

“Seperti kemarin, pekerjaan sumber daya air, penggalian kabel, dan sebagainya, kemudian yang sempat diviralkan, orang nggak ada yang kerja dan sebagainya, kemudian diviralkan. Itu saya minta untuk ditertibkan," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us