Profil Taruna Ikrar Jadi Kepala BPOM, Pernah Dukung Gagasan Prabowo

- Presiden Jokowi resmi melantik Taruna Ikrar sebagai Kepala BPOM menggantikan Lucia Rizka Andalucia.
- Taruna adalah dokter, ilmuwan, dan pengajar dengan prestasi internasional di bidang farmakologi, kardiologi, dan neurosains.
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo resmi melantik Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggantikan Lucia Rizka Andalucia yang sebelumnya menjabat sebagai Plt BPOM.
Dilansir berbagai sumber, Taruna Ikrar merupakan dokter, ilmuwan, dan pengajar. Ia pakar di bidang farmakologi, kardiologi, dan neurosains yang pengalaman serta penelitiannya telah diakui secara internasional.
Dia pernah menjabat sebagai spesialis laboratorium (specialist) di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California di Irvine.
Torehan prestasi Taruna adalah menjadi salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia sejak tahun 2009.
1. Bercita-cita sebagai dokter

Pria kelahiran Makassar pada 15 April 1969 ini, sejak kecil bercita-cita jadi dokter. Untuk mencapai impiannya, Taruna menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Tamat S1, Taruna melanjutkan pendidikan Master Farmakologi (M. Pharm) di Universitas Indonesia (UI).
Taruna meneruskan pendidikan Ph.D dengan spesialisasi penyakit jantung di Universitas Niigata, Jepang setelah mendapatkan beasiswa dari pemerintahan Jepang (Mombukagakusho).
Dia kemudian melanjutkan program post-doctoral-nya di bidang neurosains di School of Medicine, University of California, Amerika Serikat.
2. Jabat Director International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA)

Taruna Ikrar juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia periode 2000-2003. Mantan Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) ini juga dikukuhkan menjadi guru besar tetap farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati (Unmal) Lampung pada 2023.
Selain itu, ia juga menjadi anggota American Cardiology Collage and Society for Neurosciences, International Heart Research Association, Asia Pacific Hearth Rhythm Association, dan Japanese Cardiologist Association. Saat ini dia juga menjabat sebagai Director International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) atau Konsil Kedokteran se-Dunia.
3. Gelar profesor dicabut dan dukung program Prabowo

Namun, pada 30 Agustus 2023, Kemendikbud mencopot gelar profesor Taruna Ikrar berdasarkan Keputusan Mendikbudristek RI Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen.
Plt Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek, Prof. Ir. Nizam saat itu menilai pencabutan gelar profesor Taruna Ikrar dilakukan karena terdapat kecurangan dalam usulan penyetaraan Guru Besar-nya.
Taruna Ikrar pernah menyatakan dukungannya kepada Prabowo masa kampanye. Dia mendukung gagasan Ketua Partai Gerindra tersebut yang akan membangun 300 Fakultas Kedokteran di Indonesia.
Menurut Taruna Ikrar, gagasan Prabowo mengatasi masalah bangsa yang sangat krusial saat ini, yakni masih kekurangan dokter umum dan dokter spesialis.