Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puan Tanggapi Isu Matahari Kembar soal Menteri Silaturahmi ke Jokowi

Presiden ke-7 Joko “Jokowi” Widodo. (IDN Times/Larasati Rey)
Intinya sih...
  • Puan Maharani menegaskan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia saat ini.
  • Herzaky Mahendra Putra membantah tudingan dualisme kepemimpinan di pemerintahan Prabowo Subianto.
  • Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan agar tak ada matahari kembar di dalam pemerintahan Prabowo Subianto.

Jakarta, IDN Times - Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menanggapi anggapan isu 'matahari kembar' dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

Anggapan itu berembus pascasejumlah menteri Kabinet Merah Putih menyambangi kediaman Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo dalam momen Lebaran 1446 H.

1. Presiden saat ini hanya Prabowo

Pemred IDN Times, Uni Lubis bersama pemred media lainnya saat mengikuti program #PresidenPrabowoMenjawab di kediaman pribadi Prabowo di Hambalang pada Minggu (6/4/2025). (IDN Times/Krisnaji Iswandani)

Puan menegaskan, saat ini Presiden Indonesia adalah Prabowo. Menurutnya, kunjungan silaturahmi ke kediaman Jokowi adalah hal yang wajar dan mencerminkan tradisi baik dalam mempererat tali persaudaraan dan menjaga harmoni, terutama di masa transisi pemerintahan.

"Silaturahmi di masa lebaran akan sangat baik. (Soal isu) matahari kembar, presiden saat ini Presiden Prabowo Subianto," kata Puan Maharani di Gedung DPR, Senayan, Senin (14/4/2025).

2. Demokrat juga bantah soal matahari kembar di kepemimpinan Prabowo

Juru Bicara (Jubir) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, Juru Bicara (Jubir) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra membantah soal adanya tudingan dualisme kepemimpinan alias matahari kembar di pemerintahan Presiden RI, Prabowo Subianto.

"Matahari hanya satu, hanya Pak Presiden Prabowo Subianto," kata dia saat ditemui di sela-sela acara The Yudhoyono Institute (TYI), Jakarta, Minggu (13/4/2025).

Meski begitu, Herzaky menjelaskan, Prabowo ingin Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo dan Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkontribusi memberikan masukan kepada Prabowo. Sehingga diharapkan bisa mengambil kebijakan yang tentunya lebih efektif lagi dan relevan.

"Tapi kan Pak Prabowo juga sudah menyampaikan kepada kita-kita secara terbuka, kepada para menterinya juga. Rugi banget nih, ada Pak Jokowi 10 tahun pengalaman di pemerintahan, ada Pak SBY 10 tahun pengalaman di pemerintahan, kalau kemudian tidak kita manfaatkan ilmu-ilmu kebijaksanaan-kebijaksanaan yang beliau miliki untuk membantu dan memberikan masukan dalam konteks pemerintahan hari ini," tuturnya.

Herzaky memastikan, menteri yang mendatangi Jokowi dan SBY tentu sesuai sepengetahuan Prabowo.

"Jadi kalau dari kami melihatnya, kalau menteri-menteri masih ada yang suka datang ke Pak Jokowi, ya biasa aja. Karena yang suka datang ke Pak SBY juga banyak kok, biasa aja gitu," tutur dia.

"Tapi itu semuanya dalam konteks semua sepengetahuan Pak Prabowo sebagai presiden. Nah itu semua pun dalam upaya dan juga bagian dari mengemban tugasnya sebagai menteri juga, agar ada masukan-masukan yang bisa digunakan di lapangan," sambungnya.

Lebih lanjut, Herzaky meminta kepada publik agar tidak selalu menganggap silaturahmi dengan Jokowi dan SBY negatif.

Ia menegaskan, bangsa Indonesia dibangun atas dasar fondasi silaturahmi dan gotong royong. Terlebih, Prabowo pun sering berkomunikasi dengan banyak pemimpin, termasuk Prabowo, Jokowi hingga Megawati. Hal inilah yang kemudian diikuti oleh jajaran di kabinet.

Prabowo berupaya merangkul berbagai seluruh pihak demi kepentingan dan membawa manfaat bagi rakyat.

"Kalaupun konteksnya misalnya ada menteri-menteri, kan bukan hanya menteri ya, siapapun kan bebas menjadi silaturahmi gitu. Jadi menurut kami, janganlah kemudian silaturahmi misalnya ya, tadi kemudian diartikan lalu sebuah hal yang negatif," tegasnya.

3. Narasi matahari kembar disampaikan PKS

Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan temui Presiden ke-7 Jokowi dirumahnya. (IDN Times/Larasati Rey)

Seperti diketahui, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan agar tak ada matahari kembar di dalam pemerintahan Prabowo Subianto. Hal ini disampaikannya menanggapi kunjungan para menteri kabinet Presiden Prabowo Subianto ke rumah Jokowi di Solo.

Beberapa menteri yang mendatangi Jokowi adalah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia pada Selasa, (8/4). Selang satu hari, Menko Pangan Zulkifli Hasan juga menemui Jokowi.

Kemudian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Kelautan dan Perikanan (KPP) Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin hingga Menteri Koperasi Budi Arie juga bergantian mendatangi Jokowi.

Sementara itu, Prabowo mendatangi kediaman Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada Senin (14/4/2025), untuk bersilaturahmi di momen Lebaran 1446 H. Keduanya sempat berdiskusi empat mata selama dua jam membahas sinergi PDIP dengan pemerintahan.

Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan kekeluargaan. Momen pertemuan Megawati dan Prabowo pun diabadikan dalam foto yang menggambarkan kedekatan kedua tokoh bangsa itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us