Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puan Ungkap Pembicaraannya dengan Jokowi di Sela KTT WWF Bali

Ketua DPR Puan Maharani bertemu Presiden Joko "Jokowi" Widodo di pembukaan KTT World Water Forum (WWF). (www.instagram.com/@puanmaharani)

Jakarta, IDN Times - Ketua DPR Puan Maharani buka suara soal pertemuannya dengan Presiden Joko "Jokowi" Widodo saat menghadiri gala dinner KTT World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar di Taman Garuda Wisnu Kencana, Bali pada Minggu malam kemarin. Ia mengatakan membicarakan mengenai perhelatan KTT WWF. Ketika ditanyakan apakah ada pembicaraan lain di luar isu KTT WWF, Puan mengaku hal tersebut rahasia. 

"Selama di Bali kita berkomunikasi, kemarin acara gala dinner. Lalu hari Senin ini membahas opening (KTT WWF), pertemuan tingkat tinggi. Kami duduk sebelahan dan selalu bersama-sama," ujar Puan di Bali pada Senin (20/5/2024). 

Ia mengaku tidak membicarakan isu politik dan hanya fokus membahas isu air. Ketika ditanya bagaimana kesan penyelenggaraan gala dinner yang berlangsung di GWK, Puan memuji acara tersebut spektakuler. 

"Acaranya bagus, makanannya enak, suasananya hangat dan GWK menjadi sangat spektakuler. Itu juga pertemuan yang ditunggu-tunggu kan? Sudah lihat wajah saya dan Pak Jokowi semringah," tutur dia lagi. 

1. Puan mengaku lupa ketika ditanya soal salam Jokowi untuk Megawati

Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri meninjau langsung Pameran Seni Rupa karya Butet Kartaredjasa di Galeri Nasional, Jakarta Pusat (13/5/2024) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, ketika ditanya soal apakah Jokowi menitipkan salam kepada Megawati, Puan mengaku lupa. Relasi Jokowi dengan Megawati diketahui memburuk usai pilpres 2024.

Hal itu lantaran Jokowi dianggap membelot dengan mendukung putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden. Padahal, PDI Perjuangan mengusung Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. 

"Tanya gak ya? Lupa," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPP PDIP itu. 

Selain berbincang dengan Jokowi, Puan juga mengaku ikut ngobrol dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto di sela KTT WWF. "Sempat ketemu Pak Prabowo, jalan bersama Pak Sandi. Macam-macam. Ya, sudah itu saja," katanya lagi. 

2. Jokowi tak diundang ke rakernas V PDIP

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri ketika menerima silaturahmi Presiden Joko "Jokowi" Widodo saat Idul Fitri tahun 2023. (www.instagram.com/@adian_napitupulu)

Sementara, PDIP telah memastikan tidak mengundang Jokowi di acara rakernas yang dihelat pada 24 Mei hingga 26 Mei 2024 di Ancol, Jakarta Utara. Menurut PDIP, Jokowi sudah lebih dulu dua kali absen di dua acara besar PDIP. Salah satunya HUT PDIP. 

Ketua DPP PDIP, Djarot Syaiful Hidayat, mengatakan Jokowi tidak diundang karena sedang sibuk dan menyibukkan diri. "Yang jelas, presiden dan wakil presiden tidak diundang. Kenapa, karena Beliau sangat sibuk dan menyibukkan diri," ujar Djarot. 

Ia menambahkan bahwa rakernas hanya dihadiri oleh kader internal PDIP. Namun, hingga kini belum diketahui apakah Jokowi sudah tak dianggap lagi sebagai kader PDIP. Sebab, ia belum pernah mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA). 

"Jadi, ini (rakernas) hanya internal PDIP. Pesertanya internal PDIP," tutur dia lagi. 

3. Tak diundang di rakernas, Jokowi dianggap sudah bukan bagian dari PDIP

Presiden Jokowi bertemu Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB), Masatsugu Asakawa (dok. Sekretariat Presiden)

Sementara, menurut analis politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, tak diundangnya Jokowi ke rakernas kelima PDIP jelas menandakan partai dengan lambang banteng hitam dan moncong putih itu tak lagi menganggap mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebagai kader. Selain itu, Jokowi juga sudah dianggap tidak lagi mau mematuhi ketentuan di PDIP. 

"Bagi saya agak aneh masih ada upaya-upaya ke depan untuk terus mengaitkan Jokowi dengan PDIP. Karena bagi kami yang melihat dari jauh sudah tidak ada lagi hubungan Jokowi dengan PDIP," ujar Adi kepada media di Jakarta pada Selasa (21/5/2024). 

Titik kulminasi perpecahan antara Jokowi dengan PDIP terjadi ketika ia memberikan restu bagi Gibran menjadi pendamping Prabowo di pilpres 2024. "Itu kan notabene berseberangan dengan keputusan partai yang mengusung Ganjar dan Mahfud. Saya kira sejak saat itu, ada hubungan yang sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Ada hubungan yang renggang, tetapi ada hubungan yang sudah terputus dan tak bisa disambung antara Jokowi dengan PDIP," tutur dia. 

Ia pun menilai kondisi saat ini, di mana Jokowi sudah dianggap menjadi orang luar bagi PDIP, sebaiknya dibiarkan apa adanya. Sebab, Jokowi juga sudah tidak menganggap PDIP sebagai rumah besar untuk mengakselerasi kepentingan politiknya. 

"Karena bagi saya lucu. Selama pemilu 2024 ini kan teman-teman PDIP menyerang Jokowi secara terbuka, agresif, dan membuka luka politik. Luka itu sampai saat ini masih membekas," katanya lagi. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Dwifantya Aquina
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us