Rapat dengan Timwas DPR, Menag Paparkan Problematika Layanan Haji

- Menteri Agama Nasaruddin Umar menggelar rapat kerja dengan Tim Pengawas DPR di Makkah, Arab Saudi.
- Nasaruddin mengapresiasi anggota Timwas DPR yang membantu mencarikan solusi atas berbagai persoalan layanan haji.
- Dirjen Haji Kemenag Hilman Latief memberikan pemaparan teknis skema pergerakan jemaah haji pada saat puncak haji dari Makkah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Makkah, IDN Times - Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama jajaran Kementerian Agama (Kemenag) menggelar rapat kerja dan dengar pendapat (RDP) dengan Tim Pengawas DPR di Makkah, Arab Saudi, Senin (2/6/2025). Nasaruddin dan jajarannya menjelaskan persoalan layanan haji dan berbagai solusi yang sudah dilakukan.
Nasaruddin mengawali pemaparan dengan menjelaskan beragam persoalan yang terjadi selama dalam pelayanan haji. Dia mengaku bersyukur satu persatu masalah bisa diselesaikan dengan baik.
"Kalau mapping persoalannya luar biasa. Ada semacam kekuatan luar biasa, persoalan rumit begitu terurai satu per satu, bisa mengerucut," kata Nasaruddin saat rapat.
1. Menag apresiasi Timwas DPR yang membantu mencarikan solusi

Nasaruddin mengapresiasi anggota Timwas DPR yang membantu mencarikan solusi. Dia mengatakan ada persoalan yang membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya.
"Saya terima kasih kepada bapak ibu sekalian, karena betul-betul DPR memberikan bantuan," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Haji Kemenag Hilman Latief memberikan pemaparan teknis skema pergerakan jemaah haji pada saat puncak haji dari Makkah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Dia menyebut ada skema safari wukuf, murur, dan tanazul yang disiapkan.
Dalam pemaparannya, Hilman mengatakan, sebanyak 100 persen jemaah haji akan digerakkan dari hotel di kota Makkah menuju Arafah. Setelah itu, barulah jemaah akan terbagi lagi untuk digerakkan ke Muzdalifah dan Mina.
2. Sekitar 67 ribu jemaah haji akan mengikuti skema murur

Hilman menyebutkan ada 33 persen atau sekitar 67 ribu jemaah haji yang akan mengikuti murur, yang membuat jemaah tidak mabit atau bermalam di Muzdalifah. Dia menyebut jemaah yang ikut murur antara lain lansia, risiko tinggi, obesitas, para pendamping, hingga sukarela.
Sementara, sebanyak 67 persen jemaah akan mengikuti mabit di Muzdalifah. Petugas haji akan melakukan pengecekan ulang di tenda-tenda Arafah, agar tidak ada jemaah yang tertinggal saat jemaah bergerak menuju Muzdalifah.
"Biasanya selalu ada saja yang di toilet atau di mana ketiduran. Jadi kita sisir oleh linjam (Pelindungan Jemaah)," ujar Hilman.
3. Sebanyak 37 ribu jemaah ikut skema tanazul

Hilman juga menjelaskan skema tanazul Mina. Dia mengatakan ada 18,2 persen atau sekitar 37 ribu jemaah yang ikut tanazul atau langsung menuju hotel setelah lempar jumrah, tanpa kembali ke tenda Mina.
Hilman menyebut jemaah haji yang ikut tanazul tetap mendapat hak tenda di Mina meski mereka beristirahat di hotel. Dia mengatakan petugas haji menjamin seluruh jemaah akan mendapat hak akomodasi dan konsumsi.
Hilman menargetkan seluruh jemaah haji RI digerakkan dari Makkah ke Arafah mulai 07.00 waktu Arab Saudi pada Rabu, 8 Zulhijah atau 4 Juni. Jemaah paling lama digerakkan ke Arafah pukul 00.00 waktu Arab Saud pada 9 Zulhijah.
"Digerakkan menggunakan city bus dari hotel ke Arafah," tuturnya.
Dia mengatakan Kemenag telah melaksanakan simulasi untuk memperlancar pergerakan jemaah dari Makkah ke Arafah. Dia berharap seluruh rencana dapat berjalan lancar.