Resmi Usung Jokowi, PSI Bisa Jadi Lumbung Suara Millennials

Jakarta, IDN Times - Sejak diundang ke Istana Negara, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara terbuka menyatakan dukungan mereka terhadap Presiden Joko 'Jokowi' Widodo untuk maju kembali dalam pemilihan presiden 2019-2024.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago, hal itu menjadi kewajaran mengingat kans Jokowi untuk memenangi kontestasi Pilpres 2019 sangat kuat.
"Kalau kita lihat kenapa PSI dukung Jokowi, saya kira itu adalah bagian dari underdog effect, karena mereka pasti ingin mendukung bakal calon yang kuat," katanya kepada IDN Times di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (03/03).
1. PSI dukung Jokowi karena petahana

Faktor berikutnya yang menjadikan PSI mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu karena Jokowi merupakan petahana. Sebagai petahana, tentunya Jokowi mendapat keuntungan dari segi persaingan dengan bakal calon lainnya.
"Dalam sistem demokrasi, petahana memiliki rekam jejak yang nyata, sudah punya indikator kepuasan, dan sudah banyak yang dilakukan," bebernya.
2. PSI bantu Jokowi raup suara millennials

Sebagai partai yang baru berdiri tiga tahun, Pangi menilai PSI akan sulit bertahan menghadapi momentum politik apabila partai yang diketuai oleh Grace Natalie ini menjadi oposisi.
Salah satu keuntungan yang didapatkan oleh Jokowi dengan PSI di belakangnya adalah kemampuan PSI yang mampu menggaet suara millennials atau pemilih pemula. Pasalnya, pemilih pemula memiliki total suara hingga 30 persen pada Pilpres dan Pileg mendatang.
"PSI itu partai yang sangat millennials. Konten narasi mereka sebenarnya dangkal. Tapi kecenderungan pemilih millennials adalah populis. Dan PSI sangat paham bermedia sosial, ini partai baru yang cukup dikenal oleh pemuda," jelas pria yang kesehariannya juga bekerja sebagai Dosen Universitas Islam Negeri "Syarif Hidayatullah" Jakarta ini.
3. Suara millenials dibutuhkan oleh Jokowi

Suara millennials bisa menentukan kemenangan Jokowi, mengingat pada pesta demokrasi mendatang, perubahan tren dalam memilih partai politik atau bakal calon pemimpin telah terjadi.
"Pemilih pemula tidak lagi menentukan pilihannya berdasarkan ideologi. Mereka memilih berdasarkan populisme, makanya PSI dan partai baru lainnya yang menyasar pemilih muda bisa menjadi lawan berarti bagi partai politik yang sudah mapan," tambah dia.
"Pemilih PSI kira-kira adalah anak muda yang memiliki preferensi politik tersendiri dan tidak dipengaruhi oleh keluarganya. Mereka kadernya kreatif-kreatif dan kritis. Saya kira Jokowi sangat terbantu dengan adanya dorongan dari PSI," sambungnya.