Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Riset FEB UB: Kolaborasi Hilirisasi di Gresik Saling Menguntungkan

Kondisi di Smelter PT Freeport Indonesia, Gresik. Dok. PT Freeport Indonesia.
Kondisi di Smelter PT Freeport Indonesia, Gresik. Dok. PT Freeport Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Kabupaten Gresik menjadi sorotan sebagai pusat pertumbuhan hilirisasi mineral yang inklusif dan berkelanjutan. Capaian ini diungkapkan dalam penelitian terbaru oleh tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang, yang bertajuk ”Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi”. 

Dalam laporan tersebut, Peneliti utama, Hendi Subandi, mengatakan PT Freeport Indonesia (PT FI) menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung kolaborasi yang saling menguntungkan dengan masyarakat lokal. 

”Dengan melibatkan pemerintah desa dan pelaku UMKM, PT FI tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberdayakan komunitas lokal melalui berbagai program pemberdayaan ekonomi,” kata Hendi melalui keterangan tertulis yang diterima pada, (6/1)

1. PT FI buka peluang kerja bagi masyarakat setempat

PT Freeport Indonesia (PTFI) menerima dua penghargaan Tambang dari Tamasya Award 2024. (Dok/Humas PT Freeport Indonesia).
PT Freeport Indonesia (PTFI) menerima dua penghargaan Tambang dari Tamasya Award 2024. (Dok/Humas PT Freeport Indonesia).

Hendi memaparkan bahwa PT FI telah membuka peluang kerja bagi masyarakat Gresik melalui forum komunikasi "Rembuk Akur," yang melibatkan pemerintah desa dari sembilan desa Ring 1. Forum ini memfasilitasi perekrutan tenaga kerja lokal, menjembatani kebutuhan perusahaan dengan potensi sumber daya manusia setempat. 

Upaya ini pun berhasil menarik 2.000 pelamar lokal, meskipun sebagian besar masih menghadapi tantangan dalam memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan.

Tidak hanya merekrut tenaga kerja lokal, riset tersebut juga mengungkap bahwa PT FI memberikan prioritas kepada pelaku UMKM dan IKM lokal dalam berbagai sektor, seperti konstruksi, katering, keamanan, dan pengelolaan limbah konstruksi. ”UMKM lokal juga diberdayakan untuk menyediakan kebutuhan logistik perusahaan, seperti seragam batik khas Gresik untuk karyawan PT FI,” ujar kata Hendi.

2. Model kemitraan hexahelix dukung keberhasilan hilirisasi

Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)
Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)

Penelitian ini juga menyoroti pentingnya model kemitraan hexahelix dalam mendukung keberhasilan hilirisasi. Model ini mengkolaborasikan enam aktor utama, yaitu perusahaan hilirisasi, pemerintah daerah, NGO, akademisi, masyarakat dan UMKM, serta media. 

Melalui pendekatan ini, berbagai tantangan dapat diatasi dengan lebih efektif. Contohnya ketika  pemerintah menciptakan regulasi yang mendukung, akademisi menyusun kurikulum pelatihan keterampilan, media mempromosikan keberhasilan program, dan NGO memfasilitasi dialog antara perusahaan dan masyarakat lokal. Sinergi ini memastikan keberlanjutan operasional perusahaan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kami menemukan bahwa hilirisasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal,” kata Hendi.

3. Berikut rekomendasi peluang kerja sama lanjutan dari tim FEB UB

Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)
Penampakan tambang bawah tanah PT Freeport Indonesia (IDN Times/Wahyu Kurniawan)

Hendi bersama tim juga merekomendasikan langkah strategis lainnya mencakup pendanaan Sentra IKM Songkok Kemuteran dan Sentra IKM Mesin Logam Pelemwatu Menganti, yang menciptakan peluang lebih besar bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok industri smelter. Berbagai langkah strategis diharapkan kian memperkuat hubungan antara perusahaan dan masyarakat, menciptakan ekosistem industri yang inklusif.

Penelitian ini juga merekomendasikan penguatan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan industri. PT FI juga memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE sebagai pusat inovasi untuk memberdayakan UMKM lokal, memastikan mereka dapat bersaing dalam rantai pasok industri besar.

“Kami melihat potensi besar dari UMKM lokal, namun mereka membutuhkan dukungan agar dapat memenuhi standar perusahaan besar seperti PT FI,” jelas Hendi. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Evan Yulian
EditorEvan Yulian
Follow Us