Gempa M 6,6 Guncang China, 46 Orang Tewas dan 16 Hilang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 46 orang tewas akibat gempa bumi bermagnitudo 6,6 mengguncang wilayah Provinsi Sichuan barat daya China pada Senin (6/9/2022) pukul 13.00 waktu setempat , menurut laporan dari CCTV China. Selain itu, sedikitnya 50 orang juga terluka dan 16 lainnya masih hilang.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan, pusat gempa tersebut berada di kedalaman 10 kilometer, barat daya ibu kota Sichuan, Chengdu. Atau berada sekitar 43 kilometer (27 mil) tenggara Kangding, sebuah kota berpenduduk sekitar 100 ribu orang.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,1 Guncang Sichuan China, 4 Orang Tewas
1. Hampir 1 juta penduduk di sekitarnya merasakan guncangan gempa
CNN melaporkan lebih dari satu juta penduduk di daerah sekitarnya diperkirakan mengalami getaran sedang saat gempa.
Menurut Dewan Negara China, negeri tirai bambu itu menetapkan status tanggap darurat Level 3 dan mengirimkan petugas penyelamat ke Kabupaten Luding di dekat pusat gempa.
Sementara, jurnalis China CGTN melaporkan, petugas penyelamat membantu membersihkan jalan yang tertimbun tanah longsor akibat gempa.
2. Provinsi Sichuan menghadapi gelombang panas dan kekeringan
Editor’s picks
Provinsi Sichuan telah menghadapi musim panas ekstrem sebelum gempa dahsyat itu melanda. Dalam dua bulan terakhir, provinsi berpenduduk 84 juta orang itu mengalami kekeringan dan gelombang panas terburuk dalam 60 tahun terakhir.
Provinsi ini rentan terjadi gempa bumi karena Sesar Langmenshan yang membentang melalui pegunungan Sichuan.
3. Provinsi Sichuan pernah diguncang gempa dahsyat pada 2008
Gempa bumi berkekuatan 7,9 yang melanda Sichuan pada 2008 salah satu yang paling dahsyat di China. Hampir 90 ribu orang tewas dan guncangan terasa hingga ke kota-kota yang jaraknya lebih dari 1.450 kilometer (900 mil).
Tahun lalu, gempa bermagnnitudo 6,0 juga melanda Sichuan, dan menewaskan tiga orang serta melukai 60 orang, menurut laporan media pemerintah saat itu.