RSUD Dr. Soetomo Bentuk Tim untuk Tangani Penyakit Langka Bayi Ardan

Surabaya, IDN Times - Nasib Muhammad Ardan Fahrezi (11 bulan) terlahir tidak seberuntung seperti bayi normal lainnya. Bayi ini mengidap penyakit langka bernama atresia bilier alias kelainan pada hati sehingga saluran hatinya tidak terbentuk. Dari data yang ada, penyakit ini menyerang 1:18.000 bayi. Kisah Ardan juga cukup viral setelah beredar broadcast mahalnya biaya cangkok hati yang mencapai miliaran rupiah.
1. Ardan pernah dirawat di RSUD Dr. Soetomo saat masih 4 bulan, tapi dibawa pulang orangtuanya

Menanggapi informasi tersebut, Kepala Humas RSUD Dr. Soetomo dr. Pesta Parulian mengkalrifikasi kepada IDN Times bahwa rumah sakit tidak berani melakukan perawatan Ardan tidak benar. Padahal, memang Ardan dulu pernah dirawat dengan penyakit yang sama. "Namun orangtuanya yang membawa pulang," ujarnya, Kamis (26/7).
2. Probabilitas keberhasilan operasi Ardan dinilai berat karena keterlambatan

Pesta, sapaan akrabnya menyampaikan, pihak rumah sakit justru menjelaskan saat dibawa pertama kali Ardan berusia 4 bulan. Padahal operasi tersebut harusnya dilakukan ketika usia bayi masih 2 bulan. "Operasinya harus membuat saluran baru yang dinamai operasi kasai. Diterangkan probabilitasnya sangat berat. Memang prediksi keberhasilan operasi kecil," jelasnya.
3. RSUD Dr. Soetomo bentuk tim dan komunikasikan dengan BPJS

Melihat penjelasan itu, lanjut Pesta, orangtua Ardan memilih membawa anaknya menjalani pengobatan alternatif. Setelah beberapa bulan, bayi tersebut kini sudah berusia 11 bulan dan kembali dibawa ke RSUD dr. Soetomo. Pihak rumah sakit pun membuat tim, yang terdiri dari dokter spesialis anak khusus, dokter intesif, dokter anestesi, dokter bedah, dan dokter laboratorium.
"Dalam waktu dekat (tim) menyimpulkan apakah yang dilakukan untuk anak ini.
Kami komunikasi dengan BPJS, mereka memberikan lampu hijau, apabila ada penanganan sesuai kartu akan dibiayai. Kalau pun tidak ada, rumah sakit sudah mengupayakan pendonor, baik dari dana dan organ," pungkasnya.