SBY Sebut Pilpres 2024 Tidak Akan Adil, Projo: Jangan Bodohi Rakyat

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Ormas Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi buka suara terkait pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menduga adanya kecurangan Pemilu 2024 dan sudah diatur supaya hanya ada dua pasangan calon.
Budi menilai pemilihan presiden (pilpres) yang diikuti dua pasangan calon merupakan mekanisme yang demokratis. Ciri pemilihan yang demokratis secara umum yakni adanya kompetisi yang luber dan jurdil.
1. SBY diimbau jangan bodohi rakyat
Dia menjelaskan, tentunya dalam kompetisi pilpres ditandai dengan jumlah kontestan setidaknya dua calon. Oleh sebab itu Budi mengimbau kepada SBY untuk tidak membuat pernyataan yang membuat gaduh.
"Jangan membodohi rakyat dengan menyatakan bahwa pilpres tidak demokratis jika diikuti dua pasangan calon," kata Budi Arie dalam keterangan tertulis, Senin (19/09/2022).
Sebagai contoh, Pilpres 2014 lalu yang juga diikuti dua pasang calon, yakni Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Kemudian Pilpres 2024 bersaing Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi.
"Apa benar Pilpres 2014 dan 2019 tidak demokratis?" ujar dia.
2. Semua kemungkinan masih bisa terjadi jelang Pilpres 2024

Budi menegaskan, saat ini masih dalam proses menghadapi Pilpres 2024 mendatang sehingga segala kemungkinan bisa terjadi. Bahkan tak menutup kemungkinan nantinya yang maju hingga empat pasangan calon.
"Saat ini semuanya kan sedang berproses. Mau dua calon, tiga calon atau empat calon itu kan ranahnya partai politik untuk memutuskan sesuai aturan konstitusi yang berlaku. Pak SBY mau mengusahakan tiga pasang juga tidak ada yang melarang," ucap dia.
3. Projo ingatkan SBY jangan bikin politik gaduh

Namun apabila nantinya hanya ada dua pasangan calon yang maju, Budi mengimbau kepada SBY maupun Demokrat untuk tidak membuat isu yang tidak sesuai fakta.
Dia mengungkapkan bahwa saat ini sudah memasuki tahun-tahun politik menjelang Pemilu 2024. Budi yakin masyarakat sudah mampu menyaring wacana politik yang mencerdaskan dan yang memelintir pemahaman rakyat tentang politik.
"Tapi kalau ternyata nantinya perhelatan Pilpres 2024 hanya diikuti dua calon, jangan serta merta menyimpulkan sebagai sebuah rencana jahat. Siapapun dan apapun koalisi parpol yg berlaga di Pilpres 2024 adalah sebuah konsekuensi dan kesepakatan politik," imbuh dia.