18 Maret Hari Arsitektur Indonesia: Ini Sejarahnya

Sebagai apresiasi para arsitek di Indonesia

Arsitektur merupakan salah satu bagian penting yang menunjukkan perubahan zaman di tiap negara. Di Indonesia sendiri, gaya arsitektur dan bangunannya menandakan ada berbagai macam budaya yang mewarnai perjalanan sejarah Indonesia yang dipengaruhi juga oleh Hindu-Budha hingga Eropa.

Arsitektur merupakan simbol yang merepresentasikan aspek sosial, politik, dan budaya pada suatu masa sehingga memiliki nilai seni tinggi yang tidak boleh diabaikan. Untuk itu, Indonesia menetapkan Hari Arsitektur Indonesia yang diperingati setiap 18 Maret dan berikut sejarahnya.

Baca Juga: 17 Maret Hari Perawat Nasional: Inilah Sejarahnya 

1. Sejarah 18 Maret sebagai Hari Arsitektur Indonesia

18 Maret Hari Arsitektur Indonesia: Ini SejarahnyaSuasana Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah yang berada di Kota Tua, Jakarta Barat pada Rabu (5/8/2020) (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Tidak banyak sumber yang mengulas alasan mengapa Hari Arsitek Indonesia ditetapkan pada 18 Maret. Namun, yang jelas Hari Arsitektur Indonesia dijadikan sebagai upaya penghargaan pada para arsitek dan sosok inspiratif lainnya yang turut berkontribusi dalam perkembangan dunia arsitektur di Indonesia.

Mulai dari arsitek terdahulu dengan karya-karya bersejarahnya yang masih terawat dengan baik, menjadi objek wisata peninggalan masa lampau dan banyak dikunjungi wisatawan. Adapun arsitek masa kini hadir dengan inovasi-inovasi barunya yang membawa angin segar bagi dunia arsitektur Indonesia.

2. Sejarah panjang Arsitektur di Indonesia

18 Maret Hari Arsitektur Indonesia: Ini SejarahnyaRumah adat Batak Toba yang kental dengan ukiran dan pemasangan ukiran patung di depan rumah (Dok.IDN Times/Istimewa)

Pada peringatan Hari Arsitektur Indonesia ini, menarik untuk menilik perjalanan sejarah panjang arsitektur di Indonesia. Gaya arsitektur di Indonesia mendapat berbagai macam pengaruh dari budaya luar baik saat masa kerajaan Hindu-Budha maupun masa kini yang terus menyesuaikan peradaban. Nah, berikut rangkuman perjalanannya.

Zaman arsitektur vernakular

Zaman ini ditandai dengan bangunan yang mengikuti budaya dan kondisi masyarakat lokal di suatu lingkungan. Gaya arsitektur ini bergantung pada kemampuan masyarakat setempat dalam menyediakan bahan dan rancangan bangunan tanpa bantuan arsitek profesional.

Arsitektur vernakular dapat kita jumpai pada rumah-rumah adat dan tradisional masa lampau. Di mana antara adat satu dengan lainnya memiliki model dan ornamen hiasan berbeda. Rumah adat pun menjadi salah satu identitas budaya dan tradisi di setiap daerah di Indonesia.

Pengaruh Hindu-Budha

Ajaran agama Hindu-Budha yang dibawa oleh pelayar dan pedagang turut memberi pengaruh pesar pada gaya bangunan pada masa itu. Seperti Candi Borobudur yang bercorak Budha dan Candi Prambanan yang bercorak Hindu dengan ciri khasnya masing-masing.

Pengaruh kejayaan kerajaan Islam

Gaya arsitektur di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh kerajaan Islam. Masuknya agama Islam disertai dengan munculnya berbagai simbol keagamaan yang khas, penyebarannya pun kian meluas saat kerajaan Islam meraih masa kejayaannya. Salah satu yang dapat dilihat jelas yakni bangunan masjidnya yang kental dengan ornamen Islami serta bentuk kubah yang beragam.

Zaman kolonialisasi

Gaya arsitektur di Indonesia mendapat pengaruh yang cukup kuat saat zaman kolonialisasi. Pada masa ini, banyak bangunan didirikan mengikuti gaya Eropa yang khas. Rancangannya dominasi dengan penggunaan batu bata, jendela dan pintu-pintu besar, dinding tinggi, dan ornamen klasik pada bangunannya persis seperti bangunan-bangunan di Eropa.

Arsitektur kontemporer dan modern

Dunia arsitektur saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh gaya yang kontemporer dan modern. Bangunan gaya minimalis yang tengah menjadi tren di masyarakat tidak hanya menyesuaikan dengan kondisi lahan yang ada, namun juga menjadi bukti perkembangan dunia arsitektur Indonesia.

Baca Juga: Kisah Azis, Mahasiswa Difabel UBL Kejar Mimpi jadi Arsitek Profesional

3. Sosok arsitek ternama di Indonesia

18 Maret Hari Arsitektur Indonesia: Ini SejarahnyaGubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Dok. IDN Times)

Peringatan Hari Arsitektur Indonesia tidak lengkap tanpa membahas sosok-sosok inspiratif dari dunia arsitektur yang berkontribusi bagi pembangunan nasional Indonesia. Melansir display.ub.ac.id, berikut sosok inspiratif yang perlu kamu tahu, di antaranya:

  1. Y.B. Mangunwijaya, dikenal sebagai Bapak Arsitektur Indonesia dan meraih penghargaan Aga Khan for Architecture untuk rancangan permukiman tepi Kali Code, Yogyakarta.
  2. Ridwal Kamil, populer dengan rancangan Museum Tsunami Aceh dan menjadi orang pertama dari Indonesia yang menyabet penghargaan Urban Leadership Award dari University of Pennsylvania.
  3. Friedrich Silaban, memenangkan sayembara desain maket untuk Masjid Istiqlal yang diselenggarakan oleh Presiden Soekarno. Friedrich pun telah banyak mendapat penghargaan di kancah internasional.
  4. Soejodi Wirjoatmodjo, terkenal dengan karya rancangannya yakni Gedung MPR/DPR RI di Senayan, Jakarta. Selain itu, arsitek satu ini telah banyak merancang masterplan tata kota di berbagai daerah di Indonesia.
  5. Han Awal, berjasa dalam merancang pemugaran Gedung Arsip Nasional dan menyumbang penghargaan Award of Excellence UNESCO Asia Pasific Heritage tahun 2001.
  6. Achmad Noeman, menambah daftar panjang sosok inspiratif dari dunia arsitek Indonesia yang merupakan salah satu pendiri Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan terkenal dengan julukan arsitek sejuta masjid.

Demikian sejarah Hari Arsitektur Indonesia yang diperingati setiap tahunnya pada 18 Maret. Semoga para arsitek di Indonesia dapat terus berkarya dan mengharumkan bangsa di kancah internasional, ya.

Topik:

  • Bella Manoban
  • Cynthia Nanda Irawan
  • Stella Azasya
  • Eddy Rusmanto

Berita Terkini Lainnya