Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Setara Institute Ungkap 10 Kota Paling Toleran, Salatiga Tertinggi

Wali Kota Salatiga, Jawa Tengah Robby Hernawan di acara Setara Institute (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Wali Kota Salatiga, Jawa Tengah Robby Hernawan di acara Setara Institute (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Intinya sih...
  • Kota Salatiga paling toleran dengan poin 6,544, disusul Singkawang, Semarang, Magelang.
  • Peringkat 10 besar kota toleran tertinggi: Salatiga, Singkawang, Semarang, Magelang, Pematangsiantar, Sukabumi, Bekasi, Kediri, Manado, Kupang.
  • Ketua Setara Institute menjelaskan definisi kota toleran dan delapan indikator penelitian Indeks Kota Toleran.

Jakarta, IDN Times - Lembaga Setara Institute merilis Indeks Kota Toleran Tahun 2024. Hasilnya, Kota Salatiga jadi yang paling toleran dengan poin tertinggi 6,544. 

Disusul Singkawang 6,420 poin; Semarang 6,356 poin; Magelang 6,248; dan Pematang Siantar 6,115 poin.

1. 10 kota dengan toleran tertinggi

Perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh Singkawang resmi digelar. (IDN Times/adpim).
Perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh Singkawang resmi digelar. (IDN Times/adpim).

Berikut ini peringkat 10 besar kota dengan toleran tertinggi: 

  1. Kota Salatiga 6,544
  2. Kota Singkawang 6,420
  3. Kota Semarang 6,356
  4. Kota Magelang 6,248
  5. Kota Pematangsiantar 6115
  6. Kota Sukabumi 5, 968
  7. Kota Bekasi 5,939
  8. Kota Kediri 5,925
  9. Kota Manado 5,912
  10. Kota Kupang 5,853.

2. Metodologi penilaian Indeks Kota Toleran

Perayaan Waisak di Candi Borobudur (dok. Kemenparekraf)
Perayaan Waisak di Candi Borobudur (dok. Kemenparekraf)

Ketua Badan Pengurus Setara Institute, Ismail Hasani menjelaskan, IKT Setara Institute mendefinisikan kota toleran sebagai kota yang memiliki visi dan rencana pembangunan inklusif, regulasi yang kondusif bagi praktik dan promosi toleransi, kepemimpinan yang progresif bagi praktik dan promosi toleransi, tingkat intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan rendah, dan upaya berkelanjutan dalam mengelola keberagaman dan inklusi sosial.

"Setara Institute dalam studi ini menurunkan konsep toleransi ke dalam beberapa variabel sistemik kota yang dapat memengaruhi perilaku sosial antar identitas dan entitas warga, yakni kebijakan-kebijakan pemerintah kota, tindakan-tindakan aparatur pemerintah kota, perilaku antar entitas di kota termasuk warga dengan warga, pemerintah dengan warga, dan relasi-relasi sosial dalam heterogenitas demografis warga kota," jelasnya.

Ada delapan indikator penelitian Indeks Kota Toleran yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); Kebijakan Pemerintah Kota; Peristiwa Intoleransi; Dinamika Masyarakat Sipil; Pernyataan Publik Pemerintah Kota; Tindakan Nyata Pemerintah Kota; Heterogenitas Agama; dan Inklusi Sosial Keagamaan.

3. Diharapkan kota lain semakin berbenah

Romo Didik mengundang Prof Rhenald Kasali dan anggota BPIP Romo Haryatmoko. (IDN Times/Dok Gereja Bongsari Semarang)
Romo Didik mengundang Prof Rhenald Kasali dan anggota BPIP Romo Haryatmoko. (IDN Times/Dok Gereja Bongsari Semarang)

Ismail berharap hasil indeks kota toleran ini bisa mendorong kota lainnya untuk semakin berbenah.

"Melalui IKT, Setara Institute berharap dapat mendorong setiap kota untuk membangun perencanaan pembangunan yang inklusif, membangun kebijakan yang promotif, mengalokasi anggaran bagi pemajuan toleransi dan inklusi, mencegah peristiwa intoleransi dan memperkuat kolaborasi dalam pengelolaan keberagaman," imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us