Setya Novanto : Fredrich Yunadi Otak di Balik Trik Menghindari KPK

Jakarta, IDN Times - Terdakwa Setya Novanto kembali dihadirkan di ruang Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada Kamis (3/5). Ia duduk di kursi pesakitan sebagai saksi dalam persidangan dengan terdakwa mantan kuasa hukumnya, Fredrich Yunadi.
Novanto sendiri baru saja menyelesaikan persidangan kasus mega korupsi KTP Elektronik. Mantan Ketua DPR itu divonis oleh majelis hakim 15 tahun penjara, denda Rp 500 juta, membayar uang pengganti senilai US$ 7,3 juta dan pencabutan hak politik selama lima tahun.
Dalam persidangan yang digelar hari ini, terungkap fakta Fredrich lah yang merupakan dalang utama dari upaya penghindaran hukum Novanto. Dimulai dari anggota DPR yang disebut memiliki hak imunitas hingga uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai butuh izin Presiden kalau ingin memeriksa Novanto.
1. Fredrich sarankan Setya Novanto tidak hadir ketika dipanggil KPK

Di hadapan ketua majelis hakim Machfudin, Novanto mengaku menerima panggilan dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan status sebagai tersangka untuk hadir pada (15/11/2017). Tapi, saat itu, dia harus memimpin sidang paripurna. Sebagai Ketua DPR ketika itu, Novanto wajib hadir dan memberikan pidato.
"Tetap kemudian Pak Fredrich mengatakan sebagai Ketua DPR, ini gak bisa karena anggota DPR memiliki hak imunitas. Ia menunjukan di UU MD3, ada enam alasan yang menyatakan hal tersebut tidak bisa dilakukan dulu," ujar Novanto sore ini.
Alhasil, sesuai dengan saran Fredrich, Novanto mengirimkan surat ke lembaga anti rasuah kalau ia tidak bisa hadir di pemanggilan pertama karena harus menghadiri rapat paripurna. Selain itu, menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut, ada aturan yang mewajibkan KPK untuk meminta izin kepada Presiden lebih dulu sebelum diperiksa.
Permintaan itu sempat ditolak mentah-mentah oleh lembaga anti rasuah karena dalam aturannya, hal tersebut tidak wajib untuk dilakukan. Tapi, menurut Novanto masukan dari Fredrich itu untuk membuat jelas hingga ada putusan dari Mahkamah Konstitusi.
2. Setya Novanto memberikan 10 surat kuasa kepada Fredrich

Novanto menjelaskan kenal dengan Fredrich pada April 2016 lalu di sebuah pusat perbelanjaan. Ia mengaku dikenalkan oleh seorang kader Golkar bernama Karen. Dari Karen pula, Novanto tahu kalau Fredrich adalah seorang pengacara.
"Saat itu, dia belum cerita mengenai kasus hukum. Tapi, Pak Fredrich sudah cerita kasus-kasus apa saja yang sudah pernah dia tangani," kata Novanto.
Ia akhirnya benar-benar menggunakan jasa Fredrich ketika lembaga anti rasuah mulai mencegah Novanto ke luar negeri pada 9 Oktober 2017. Alhasil, Novanto membuatkan surat kuasa bagi Fredrich untuk berbagai keperluan, termasuk pelaporan surat pencegahan ke luar negeri tersebut ke polisi.
"Jadi, secara teknis, Pak Fredrich yang menjalankan masalah-masalah di kepolisian. Saya tidak ikut campur," kata dia.
Selama menjadi kuasa hukum Novanto, total sudah ada 10 surat kuasa yang pernah ia pegang. Dimulai surat kuasa untuk penanganan kasus pencegahan ke luar negeri, judicial review ke Mahkamah Konstitusi dan mewakili terkait kasus KTP Elektronik.
3. Saling berbagi cerita soal kesehatan dan penyakit jantung

Hubungan antara Novanto dengan Fredrich semakin dekat, karena mereka memiliki penyakit yang sama, yakni jantung. Bahkan, khusus untuk membahas itu, Fredrich sempat ngobrol di kediaman Novanto di area Wijaya dimulai dari pukul 23:00 - 01:00 WIB.
Kepada Fredrich, Novanto bercerita kalau ia sering ditanya mengapa sering terlihat mengantuk. Selain itu, Novanto juga suka bingung mengapa tekanan darahnya selalu tinggi pasca operasi jantung.
"Menurut Pak Fredrich, itu disebabkan adanya penyakit hipertensi tinggi. Saya sempat dengar kalau Pak Fredrich sudah pasang 10 ring di jantung. Tapi, belakangan dia ternyata pasang 12 ring," kata dia.
Fredrich mengaku kenal dengan dua dokter spesialis jantung yakni dr. Santoso Adhiwana dan satu dokter lagi di RS Polri.
Sementara, terkait perawatan Novanto di RS Premier Jatinegara, menurut dia itu bukan atas saran dari Fredrich. Tapi, karena direkomendasikan oleh keluarganya. Keluarga Novanto sudah pernah ditangani oleh dr. Glen S. Donda yang khusus menangani penyakit jantung.
Di RS Premier Jatinegara, Novanto sempat dioperasi dan jantungnya dipasangi dua ring.
"Setelah dioperasi, saya kaget juga karena usai dioperasi, ternyata harus dipasang dua ring. Saya sempat dirawat di RS Premier selama 8 atau 9 hari," katanya.