Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sjafrie Temui Menhan China, Bahas Peningkatan Kerja Sama Militer

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) ketika melakukan kunjungan kehormatan ke China. (Dokumentasi Kementerian Pertahanan)
Intinya sih...
  • Menteri Pertahanan Sjafrie kunjungi Menhan China, ingin tingkatkan hubungan persahabatan.
  • Kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan melalui kesepakatan strategis.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kehormatan terhadap Menhan China, Laksamana Dong Jun di Beijing pada Rabu kemarin. Kunjungan Sjafrie ke negeri Tirai Bambu bertujuan untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara Indonesia dengan China. Bahkan, Sjafrie menyebut relasi Indonesia dan China sudah layaknya saudara. 

"Hubungan kita (dengan China) bukan sekedar persahabatan, melainkan juga persaudaraan. Menjadi tugas saya untuk melanjutkan serta mengembangkan ikatan persaudaraan itu," ujar Sjafrie, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (23/1/2025). 

Ia juga menyebut, ada beberapa poin yang dibahas dalam pertemuan bilateral dengan Laksamana Dong. Pertama, kedua negara menegaskan komitmen yang kuat untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan melalui kesepakatan strategis yang terus dikembangkan. 

Selain itu, kedua pemimpin juga sepakat dialog yang konstruktif menjadi pendekatan yang dipilih bila terjadi suatu isu. Menurut Sjafrie, dialog konstruktif merupakan langkah yang optimal untuk menjaga stabilitas dan mewujudkan kemakmuran di kawasan. 

"Posisi Indonesia tetap konsisten, yaitu menyelesaikan permasalahan melalui dialog bukan dengan kekuatan bersenjata," ujar dia. 

1. RI-China akan memperluas kerja sama antarmiliter

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) ketika melakukan kunjungan kehormatan ke China. (Dokumentasi Kementerian Pertahanan)

Sjafrie menuturkan, pihaknya mengharapkan kerja sama militer kedua negara akan lebih diperluas secara komprehensif. Kerja sama yang dijalin oleh militer kedua negara tidak hanya melalui transfer teknologi tetapi juga dengan mempererat hubungan langsung antarpersonel militer melalui soldier to soldier contact

"Indonesia memandang perlu untuk terus menimba ilmu terkait teknologi dan ilmu kemiliteran guna peningkatan kemampuan militer kita," kata Sjafrie. 

Pendekatan tersebut diharapkan mampu memperkuat kerja sama pertahanan di berbagai tingkatan sekaligus membangun kepercayaan yang lebih mendalam antarkedua negara. 

2. China sepakat mengedepankan dialog dan konsultasi untuk menghadapi isu di kawasan

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) ketika melakukan kunjungan kehormatan ke China. (Dokumentasi Kementerian Pertahanan)

Sementara Menhan China, Laksamana Dong Jun juga sepakat dengan pandangan yang disampaikan oleh Sjafrie. Alih-alih menuntaskan masalah dengan keributan, China melihat lebih mendesak bagi kedua negara bersama-sama menjaga kondisi yang kondusif demi mewujudkan kebaikan dan kemajuan bersama. 

"Kerja sama pertahanan antara China dan Indonesia perlu ditingkatkan ke level yang lebih maju dengan mengedepankan prinsip saling menghormati dan menguntungkan kedua negara," kata Dong. 

Sejalan dengan Sjafrie, Dong mengatakan, untuk mencegah permasalahan yang mengemuka di kawasan, dibutuhkan dialog dan konsultasi. 

"Kami siap melaksanakan kerja sama dengan Indonesia untuk menjaga kondisi regional yang kondusif," ucap dia. 

Dalam kunjungan bilateral itu, Menhan Sjafrie didampingi oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto dan Kabaranahan Kemhan, Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari. 

3. RI-China makin dekat usai pertemuan Prabowo-Xi Jinping

Presiden Prabowo Subianto menyalami menteri Kabinet Merah Putih pada sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Sementara, relasi Indonesia semakin erat dengan China usai Presiden Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan ke China pada November 2024. Padahal, dalam kunjungan tersebut, Prabowo sepakat dengan pernyataan bersama dan menuai kontroversi di tanah air. 

Kedua pemimpin sempat membahas mengenai Laut China Selatan (LCS) dan menuai kritik, terutama dalam pernyataan bersama Prabowo-Xi Jinping terkait kerja sama maritim antara RI-China.

"Kedua pihak juga mencapai kesepahaman penting tentang pengembangan bersama di wilayah yang memiliki klaim tumpang tindih, serta sepakat untuk membentuk Komite Pengarah Bersama Antar-Pemerintah guna menjajaki dan memajukan kerja sama terkait berdasarkan prinsip "saling menghormati, kesetaraan, manfaat bersama, fleksibilitas, pragmatisme, dan pembangunan konsensus," sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara," demikian isi pernyataan bersama tersebut. 

Pernyataan bersama tersebut dianggap oleh negara-negara di kawasan Asia Tenggara sebagai pengakuan dari Indonesia soal klaim sepihak sembilan garis putus-putus di Laut China Selatan. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Jujuk Ernawati
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us