Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Survei Charta Politika: Jokowi Selisih 18 Persen dari Prabowo

IDN Times/Fitang Budhi Adhitia
IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Jakarta, IDN Times - Lembaga survei Charta Politika mirilis hasil surveinya mengenai pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Capres nomor urut 01 Joko “Jokowi” Widodo-Ma’ruf Amin unggul bila dibandingkan dengan pasangan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.

Jokowi-Ma’ruf unggul dengan selisih angka 18,2 persen, bila dibandingkan dengan pasangan Prabowo-Sandiaga.

1. Jokowi-Ma'ruf unggul dengan angka 53,6 persen

Dok. IDN Times/Istimewa
Dok. IDN Times/Istimewa

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menyebutkan, masih ada 11,1 persen swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihannya. 

“Pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dipilih oleh 53,6 persen berada di atas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang dipilih oleh 35,4 persen, jika pemilihan presiden dilaksanakan pada saat periode survei dilakukan,” ujat Yunarto di kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (25/3).

2. Sandiaga belum banyak dikenal masyarakat

IDN Times/Daruwaskita
IDN Times/Daruwaskita

Yunarto mengatakan pasangan calon sudah tidak lagi berada dalam tahap pengenalan, karena masing-masing paslon sudah memiliki tingkat pengenalan di atas 90 persen.

“Kecuali, nama Sandiaga Uno yang sedikit lebih di bawah,” kata dia.

3. Masyarakat sudah mengenal kedua pasangan capres

IDN Times/Imron
IDN Times/Imron

Sementara, untuk tingkat kesukaan pemilih pada pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga sudah berada di atas 80 persen.

“Artinya, masyarakat sudah sangat mengenal dan menyukai kandidat pasangan capres-cawapres yang ada saat ini,” ujar Yunarto.

4. Alasan masyarakat tidak memilih Jokowi karena ucapannya tidak bisa dipercaya

IDN Times/Mohamad Ulil Albab
IDN Times/Mohamad Ulil Albab

Dalam survei tersebut, Yunarto menyebutkan berbagai macam alasan tidak memilih salah satu paslon. Untuk Jokowi-Ma’ruf sekitar 16,5 persen menyebut petahana selalu berbeda antara ucapan dengan perbuatan atau tidak bisa dipercaya.

“Sebanyak 14 persen mengatakan tidak menepati janji, 8,3 persen kurang tegas atau tidak berwibawa dan 7,9 persen menyebut hasil kerja Jokowi tidak bagus,” kata dia.

5. Alasan masyarakat tidak memilih Prabowo karena ambisius

Dok.IDN Times/BPN Prabowo-Sandiaga
Dok.IDN Times/BPN Prabowo-Sandiaga

Sedangkan, untuk pasangan Prabowo-Sandiaga, 16,4 persen masyarakat menyebutkan keduanya belum memiliki pengalaman dalam memimpin Indonesia.

“Ada 15 persen mengatakan mereka ambisius, sementara 10,1 persen menyebut belum tahu program kerjanya, sisanya 7,6 persen banyak menyebar berita bohong (hoaks),” kata dia.

Untuk diketahui, survei ini dilaksanakan pada 1-9 Maret 2019. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 2.000 responden di 34 provinsi. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Share
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us