Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terus Melaju, Kasus COVID-19 di Indonesia Hari Ini Tembus 123 Ribu

Ilustrasi swab test. ANTARA FOTO/Fauzan
Ilustrasi swab test. ANTARA FOTO/Fauzan

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 merilis data perkembangan COVID-19 di Indonesia per Sabtu (8/8/2020). Terjadi penambahan 2.277 kasus baru COVID-19 hari ini. Dengan demikian, total kasus COVID-19 di Tanah Air sudah mencapai 123.503.

"Pertama DKI Jakarta dengan 686 kasus baru COVID-19 dan Jawa Timur 429 kasus baru," tulis Satgas Penanganan COVID-19 dalam rilis data yang diterima, Sabtu.

Hari ini, DKI Jakarta kembali memecahkan rekor penambahan kasus baru COVID-19. Angka hari ini yakni 686 kasus baru melampaui rekor hari sebelumnya pada 7 Agustus yaitu 665 kasus.

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

Ilustrasi pekerja pabrik mengenakan masker. Dok Humas Jabar
Ilustrasi pekerja pabrik mengenakan masker. Dok Humas Jabar

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 536 kasus
2. Bali 3.720 kasus
3. Banten 2.035 kasus
4. Bangka Belitung 200 kasus
5. Bengkulu 243 kasus
6. Yogyakarta 854 kasus
7. DKI Jakarta 25.287 kasus
8. Jambi 210 kasus
9. Jawa Barat 7.387 kasus
10. Jawa Tengah 10.472 kasus
11. Jawa Timur 24.922 kasus
12. Kalimantan Barat 397 kasus
13. Kalimantan Timur 1.834 kasus
14. Kalimantan Tengah 1.977 kasus
15. Kalimantan Selatan 6.617 kasus
16. Kalimantan Utara 292 kasus
17. Kepulauan Riau 526 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 2.263 kasus
19. Sumatera Selatan 3.675 kasus
20. Sumatera Barat 1.102 kasus
21. Sulawesi Utara 2.860 kasus
22. Sumatera Utara 4.794 kasus
23. Sulawesi Tenggara 998 kasus
24. Sulawesi Selatan 10.364 kasus
25. Sulawesi Tengah 216 kasus
26. Lampung 307 kasus
27. Riau 706 kasus
28. Maluku Utara 1.670 kasus
29. Maluku 1.298 kasus
30. Papua Barat 551 kasus
31. Papua 3.215 kasus
32. Sulawesi Barat 275 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 152 kasus
34. Gorontalo 1.549 kasus

Dalam proses verifikasi lapangan 10 kasus.

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui udara

Polresta Bandar Lampung menggelar rapid test gratis kepada pengendara. Kegiatan ini digelar di Tugu Adipura, Rabu (5/8/2020).  (IDN Times/Martin L Tobing)
Polresta Bandar Lampung menggelar rapid test gratis kepada pengendara. Kegiatan ini digelar di Tugu Adipura, Rabu (5/8/2020). (IDN Times/Martin L Tobing)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, penyebaran virus COVID-19 dapat melalui udara dan hal itu bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19) bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 19,5 juta orang

Ilustrasi rapid test. IDN Times/Zainul Arifin
Ilustrasi rapid test. IDN Times/Zainul Arifin

Mengutip situs worldometers.info, hingga 8 Agustus 2020 pukul 15.46 WIB, secara global terdapat 19.562.238 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 5.095.748 kasus.

Dari 19,5 juta kasus itu, 724.394 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 12.558.412 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Ilustrasi swab test. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Ilustrasi swab test. ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aldzah Fatimah Aditya
EditorAldzah Fatimah Aditya
Follow Us

Latest in News

See More

KPK Sebut Kasus Haji Era Yaqut Tak Mudah, Harus Kedepankan HAM

06 Nov 2025, 09:17 WIBNews