Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hamas Bantah Tuduhan AS soal Penjarahan Bantuan di Gaza

ilustrasi kamp pengungsian
ilustrasi kamp pengungsian (pexels.com/Ahmed akacha)
Intinya sih...
  • Rekaman drone AS picu saling bantah dengan Hamas
  • Hamas dan aktivis HAM soroti motif politik di balik tuduhan
  • PBB nilai kondisi bantuan membaik meski pelanggaran Israel berlanjut
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesHamas membantah tuduhan dari Komando Pusat AS (CENTCOM), lembaga militer Amerika Serikat (AS) yang menangani operasi di Timur Tengah, bahwa anggotanya menjarah truk bantuan di Gaza. CENTCOM sebelumnya merilis rekaman drone yang disebut memperlihatkan satu truk kemanusiaan dirampas di wilayah Khan Younis utara pada Kamis (30/10/2025). Truk itu merupakan bagian dari konvoi bantuan internasional yang dikirim ke Gaza.

Pada Minggu (2/11/2025), Hamas menyebut tuduhan AS tersebut tidak berdasar dan menilai hal itu hanya upaya untuk membenarkan pengurangan bantuan kemanusiaan yang sudah sangat terbatas. Kelompok itu juga menuding Washington berusaha menutupi kegagalan komunitas internasional menghentikan blokade dan kelaparan terhadap warga Gaza.

“Semua manifestasi kekacauan dan penjarahan berakhir segera setelah penarikan pasukan pendudukan [Israel], membuktikan bahwa pendudukan adalah satu-satunya pihak yang mensponsori geng-geng ini dan mengatur kekacauan,” kata Hamas, dikutip dari Al Jazeera.

Lebih dari 1.000 polisi dan petugas keamanan Palestina dilaporkan gugur serta ratusan lainnya luka-luka saat mengawal konvoi bantuan di lapangan.

1. Rekaman drone AS picu saling bantah dengan Hamas

CENTCOM mengungkap drone MQ-9 milik militer AS sedang mengawasi pelaksanaan gencatan senjata antara Hamas dan Israel serta melapor ke Pusat Koordinasi Sipil-Militer (CMCC) yang dipimpin AS di Israel. Pihaknya mengklaim mitra internasional telah mengirim lebih dari 600 truk bantuan dan barang komersial ke Gaza setiap hari, namun aksi penjarahan disebut menghambat upaya kemanusiaan tersebut.

Hamas membantah klaim itu dengan menyebut rata-rata hanya 135 truk bantuan yang benar-benar masuk setiap hari, sedangkan sisanya adalah truk komersial yang sulit diakses warga. Kelompok itu berulang kali meminta peningkatan jumlah truk kemanusiaan dan pengurangan barang komersial. Mereka menilai penerimaan AS terhadap narasi Israel menunjukkan keberpihakan yang tidak etis dan menjadikan Washington bagian dari blokade serta penderitaan rakyat Palestina.

Gencatan senjata antara Hamas dan Israel dimulai pada 10 Oktober 2025 berdasarkan proposal 20 poin yang diusulkan Presiden AS, Donald Trump. Kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera dengan hampir 2 ribu tahanan Palestina serta rencana pembangunan kembali Gaza tanpa melibatkan Hamas dalam pemerintahan.

CENTCOM kemudian memublikasikan rekaman drone yang telah diedit pada Jumat (31/10/2025), memperlihatkan sekelompok orang mengambil barang dari truk dan mengklaim pelaku adalah anggota Hamas. Namun, tidak ada bukti tambahan yang mendukung klaim tersebut. Kantor Media Pemerintah Gaza menilai rekaman itu tidak mencantumkan tanggal, waktu, maupun lokasi yang jelas, sehingga dinilai menyesatkan opini publik.

2. Hamas dan aktivis HAM soroti motif politik di balik tuduhan

ilustrasi drone (pexels.com/Pok Rie)
ilustrasi drone (pexels.com/Pok Rie)

Hamas menegaskan tidak ada lembaga internasional, organisasi lokal, ataupun sopir konvoi bantuan yang pernah melaporkan kasus penjarahan oleh anggotanya. Kelompok itu menilai rekaman yang dirilis CENTCOM merupakan manipulasi visual bermuatan politik untuk membenarkan kebijakan blokade dan pemangkasan bantuan kemanusiaan. Hamas juga menuding AS menutup mata terhadap serangan Israel pasca-gencatan senjata yang menewaskan 254 warga Palestina dan melukai 595 orang.

Dilansir dari Middle East Eye, Ramy Abdu, pimpinan Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania, meragukan keaslian rekaman yang beredar karena terlihat diedit berat dan minim bukti pendukung. Ia menyebut lokasi dalam video berada di dekat posisi militer Israel serta kelompok bersenjata Hossam al-Astal yang beroperasi di bawah perlindungan Israel. Menurut data yang ia kutip, jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza hanya sekitar 145 per hari, jauh dari klaim 600 truk seperti yang disebut CENTCOM.

3. PBB nilai kondisi bantuan membaik meski pelanggaran Israel berlanjut

Bendera PBB (Denelson83, Zscout370 ve Madden, Public domain, via Wikimedia Commons)
Bendera PBB (Denelson83, Zscout370 ve Madden, Public domain, via Wikimedia Commons)

Satu pekan setelah gencatan senjata dimulai, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, mengatakan insiden penjarahan bantuan turun secara dramatis karena Hamas kembali mengambil alih kendali keamanan di Gaza. Dengan demikian, truk bantuan kini dapat mencapai gudang tanpa gangguan berarti.

Hamas menuding drone militer AS gagal merekam pelanggaran yang dilakukan Israel, termasuk penguasaan lebih dari 35 kilometer persegi wilayah Gaza (sekitar 10 persen dari total area) serta perusakan rumah warga sipil. Hanya 9,4 persen pasokan bahan bakar yang dijanjikan berhasil masuk, sementara bahan makanan pokok seperti telur, ayam, dan daging masih diblokir.

Sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 68.500 warga Palestina tewas dan lebih dari 170.600 lainnya terluka di seluruh wilayah. Pelanggaran yang dilakukan Israel setelah gencatan senjata menewaskan 254 warga Palestina, 91 persen di antaranya warga sipil, termasuk 105 anak-anak, 37 perempuan, dan 9 lansia, serta melukai 595 orang lainnya, termasuk 199 anak dan 136 perempuan, dilansir dari Roya News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Pemasok Narkoba ke Onad Jadi Tersangka dan Ditahan

03 Nov 2025, 14:43 WIBNews