Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tidak Semua Sekolah Bisa PJJ, Pembelajaran Campuran Bisa Jadi Pilihan

Ilustrasi PPDB di Lebak di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Jakarta, IDN Times - Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Fahriza Marta Tanjung mengatakan, pembelajaran selama era pandemik virus corona atau COVID-19, kini bisa diterapkan dengan metode pembelajaran campuran. 

Menurut Fahriza, tak semua sekolah bisa melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring. Maka itu, perlu ada alternatif lain agar proses belajar tetap berjalan di tengah pandemik.

“Kalau kita lihat bahwa pembelajaran yang akan datang ini mau tidak mau agar aksesnya bisa lebih luas ya harus daring dan luring, harus ada campuran di antara pembelajaran daring dan luring,” kata dia dalam diskusi daring yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Unicef, Selasa (16/6).

1. PJJ masih akan dilaksanakan karena hanya 6 persen pelajar yang diberi izin kembali ke sekolah

Webinar Tahun Ajaran Baru: Persiapan & Adaptasi Pendidikan Anak di Masa Pandemi yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Unicef (Tanggapan layar webinar)

Hal ini juga berkaitan dengan pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, yang hanya mengizinkan enam persen siswa di wilayah zona hijau untuk kembali belajar tatap muka. Sisanya, sebanyak 94 persen siswa belum diizinkan belajar tatap muka karena berada di zona merah, oranye, dan kuning virus corona.

"Yang enam persen yang di zona hijau itulah yang kami memperbolehkan pemerintah daerah untuk melakukan pembelajaran tatap muka, tetapi dengan protokol yang sangat ketat,” ujar Nadiem dalam telekonferensi yang dilaksanakan Kemendikbud, Jakarta, Senin (15/6).

Maka dari itu, Fahriza merasa masih banyak sekolah yang akan tetap melaksanakan PJJ, karena tak sepenuhnya kembali ke sekolah.

2. Pembelajaran campuran bisa dilakukan, karena tak semua sekolah berhasil terapkan PJJ

Ilustrasi sekolah (IDN Times/Maulana)

Fahriza merasa, tidak semua sekolah berhasil menjalankan PJJ. Banyak masalah yang ditemui pengajar dan murid selama harus belajar dari rumah, mulai dari kompetensi guru hingga penyediaan fasilitas listrik dan internet. 

Maka dari itu, kata dia, pembelajaran campuran dirasa bisa membantu. Pelajaran campuran ini terdiri dari beberapa sintaks pembelajaran atau langkah-langkah yang harus dilalui dalam proses pembelajaran.

Sintaks pembelajaran yang dimaksud, menurut Fahriza, adalah mulai dari apersepsi presentasi, aplikasi, refleksi, evaluasi, dan fasilitasi, yang berisi kolaborasi antara pembelajaran dalam jaringan dan luar jaringan.

3. Contoh pembelajaran campuran dengan memanfaatkan mahasiswa magang

Ilustrasi Anak-anak (IDN Times/Lia Hutasoit)

Fahriza menjelaskan salah satu problematika yang ada di lapangan adalah ketika sebuah wilayah tidak bisa melakasanakan PJJ, maka sistem guru kunjung dipilih sebagai alternatif.

Maka itu untuk menanganinya, kata dia, bisa dilaksanakan pembelajaran tatap muka dengan memanfaatkan mahasiswa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), yang akan melaksanakan program praktik pengalaman lapangan atau magang.

“Kalau misal sekolah libur, mereka tidak bisa magang, jadi bisa memanfaatkan pembelajaran luring (offline) ini dengan menggunakan mahasiswa yang harusnya magang di sekolah,” kata Fahriza.

Fahriza menambahkan mahasiwa bisa memanfaatkan lingkungan komunitas, sebagai tempat pengganti magang selama pandemik COVID-19, sehingga bisa membantu peserta didik yang tidak bisa melaksanakan PJJ.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us