TNI AL Mulai Kaji Kebutuhan Kapal Induk untuk Operasi Selain Perang

Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, mengatakan pihaknya tengah mengkaji kebutuhan untuk memiliki kapal induk.
Pernyataan ini terlontar tak lama setelah Ali ikut meninjau kapal induk berkekuatan nuklir milik Prancis, Charles de Gaulle, saat bersandar di Pelabuhan Gili Mas, Lombok, pekan lalu. Kapal induk, kata Ali, dapat digunakan untuk operasi militer selain perang (OMSP).
"Kapal induk masih dalam pengkajian. Tapi kelihatannya kami memerlukan kapal induk untuk kepentingan OMSP, terutama ya," ujar Ali di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (5/2/2025).
Ali pun menyadari pembangunan kekuatan pertahanan menjadi ranah Kementerian Pertahanan. Tetapi ia mengusulkan sejumlah alutsista yang bisa dikembangkan di TNI AL.
"Untuk masalah pembangunan kekuatan, itu kan memang ranahnya Kemhan, tapi kita itu mengusulkan. Dari angkatan ikut mengusulkan apa yang akan dikembangkan oleh TNI AL dengan alutsista," tutur dia.
1. TNI AL baru dapat sejumlah kapal perang baru

Lebih lanjut, Ali mengatakan, TNI AL sudah mendapatkan sejumlah alutsista baru. Terbaru, Ali mewakili Menteri Pertahanan menerima dua kapal buatan galangan kapal FIcantieri Muggiano, Italia.
Dua kapal tersebut kemudian diberi nama KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321.
"Kemarin di Italia, kita mendapatkan dua PPA (kapal patroli lepas pantai/OPV), dua frigate ya. Walaupun itu OPV, tetapi itu kelasnya frigate," kata Ali.
Selain itu, dua fregat Merah Putih sedang dibangun di dalam negeri, dan dua light frigate dari Lampung telah diluncurkan.
2. TNI AL juga akan diperkuat dua kapal cepat rudal buatan Turki

TNI AL, kata Ali, juga menerima dua kapal cepat rudal (KCR) dari Turki. KCR full combat mission itu memiliki panjang 70 meter dan buatan galangan kapal Turki, Sefine Shipyard. Mereka bagian dari konsorsium TAIS Shipyard.
Diketahui, Perwakilan Kementerian Pertahanan dan TNI AL pada Oktober 2024 menghadiri seremoni pemotongan baja pertama di galangan kapal. Acara tersebut menandakan dimulainya pembangunan struktur badan (platform) kapal.
Ali mengungkapkan ada kemungkinan penambahan fregat dari beberapa negara pada masa mendatang.
"Mungkin nanti akan ada tambahan lagi fregat dari beberapa negara," ujarnya.
3. KSAL ikut mendampingi Menhan tinjau kapal induk Charles de Gaulle

Sebelumnya, KSAL, Laksamana Muhammad Ali ikut mendampingi Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin meninjau kapal induk Charles de Gaulle yang berlabuh di Pelabuhan Gili Mas pada 1 Februari 2025. Ini merupakan kali pertama kapal induk berkekuatan tenaga nuklir tersebut bersandar di Indonesia.
Menhan Prancis, Sebastian Lecornu, menyambut Sjafrie dan Ali yang datang dalam cuaca hujan deras. Sjafrie dan Ali turut diajak ke ruang kemudi dari kapal yang diresmikan pada Mei 2001 itu.
Purnawirawan jenderal TNI itu diberikan informasi kapal induk Charles de Gaulle yang sedang bersandar mengangkut 22 jet tempur Rafale dan 2 E-2 Hawkeye.
Sedangkan, para pilot jet tempur tersebut bukan direkrut dari Angkatan Udara (AU). Mereka adalah prajurit Angkatan Laut (AL) yang dilatih untuk mengemudikan jet tempur.
Sjafrie pun terlihat bertanya apakah kapal induk tersebut pernah mengalami insiden selama mengarungi samudera.
"Tidak akan ada insiden," ujar Menhan Lecornu ketika merespons pertanyaan Sjafrie.