Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

TNI AL Tangkap Kapal Berbendera Malaysia Saat Tangkap Ikan Ilegal

KRI Sultan Thaha Syaifudin 376 menangkapan kapal ikan berbendera Malaysia yang curi ikan. (Dokumentasi Koarmada I)
Intinya sih...
  • Kapal ikan Malaysia, SLFA 4498 ditangkap oleh TNI AL di perbatasan Laut Kepulauan Indonesia-Malaysia.
  • Kapal tersebut mencoba melarikan diri dan menabrak kapal milik TNI AL, menyebabkan kerusakan pada anjungan dan kebocoran di lambung.
  • ABK kapal berbendera Malaysia yang berkewarganegaraan Myanmar berhasil ditangkap oleh prajurit TNI AL.

Jakarta, IDN Times - TNI Angkatan Laut (AL) pada 4 Maret 2025 lalu menangkap kapal ikan asing (KIA) berbendera Malaysia, SLFA 4498. Kapal SLFA 4498 terdeteksi di perbatasan Laut Kepulauan (LK) Indonesia-Malaysia, tepatnya di utara Tanjung Balai, Asahan.

"Saat didekati, kapal malah coba melarikan diri dengan memutus tali jaring dan mempercepat laju (kecepatan) hingga 9,5 knot," demikian isi keterangan tertulis dari Koarmada I pada Kamis (6/3/2025). 

TNI AL menangkap kapal SLFA 4498 kemudian sempat melepaskan tembakan peringatan sambil mengejar kapal ikan berbendera Malaysia tersebut. Di sisi lain, kapal berbendera Malaysia itu sempat melakukan manuver berbahaya. 

"Mereka sempat menabrak KRI STS-376 milik TNI AL, sehingga menyebabkan kerusakan pada anjungan dan kebocoran di lambung kapal. Alhasil, kapal mereka sendiri tenggelam di Perairan Grey Area, Selat Malaka," tutur dia. 

1. Lima ABK berkewarganegaraan Myanmar ditangkap TNI AL

KRI Sultan Thaha Syaifudin 376 menangkapan kapal ikan berbendera Malaysia yang curi ikan. (Dokumentasi Koarmada I)

ABK SLFA 4498 berkewarganegaraan Myanmar sempat coba melarikan diri dengan melompat ke laut. Tetapi, mereka berhasil ditangkap oleh prajurit TNI AL. 

"Para ABK beserta barang bukti, seperti alat navigasi, jurnal kapal, dan bendera Malaysia dibawa ke Lanal Tanjung Balai Asahan untuk penyelidikan lebih lanjut," tutur dia. 

2. Kapal Malaysia juga ditangkap TNI AL saat tangkap ikan di perairan Selat Malaka

KRI Sultan Thaha Syaifudin 376 menangkapan kapal ikan berbendera Malaysia yang curi ikan. (Dokumentasi Koarmada I)

Penangkapan kapal ikan asal Malaysia juga dilakukan satu pekan sebelumnya yakni 26 Februari 2025. Saat itu, kapal ikan Malaysia itu melakukan aktivitas ilegal fishing dengan menggunakan alat tangkap pukat harimau di Perairan Selat Malaka. 

Komandan Lanal TBA, Letkol Laut (P) Wido Dwi Nugraha mengatakan penangkapan dilakukan sebagai respons cepat terhadap laporan nelayan mengenai keberadaan kapal ikan asing yang maling ikan di wilayah perairan nasional.

"Keberhasilan patroli menangkap kapal ikan asing tersebut menunjukkan komitmen TNI AL dalam menjaga kedaulatan perairan Indonesia dari berbagai aktivitas ilegal, termasuk pelanggaran wilayah (dalam hal ini) daerah penangkapan ikan yang dilakukan secara ilegal oleh kapal ikan asing," ujar Wido di dalam keterangan tertulis pada 27 Februari 2025 lalu. 

Sebelum ditangkap pada 26 Februari, Wido menjelaskan kapal asing tersebut sempat berupaya melarikan diri ke arah Negeri Jiran setelah mengetahui kehadiran kapal patroli TNI AL.

Upaya pengejaran dilakukan oleh KAL Pandang I-1-72, bahkan petugas patroli terpaksa melepaskan tembakan peringatan agar kapal segera berhenti.

3. KSAL sebut sepanjang 2024 TNI AL punya 165 kapal perang

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali (kiri) didampingi Wakil KSAL memimpin rapim TNI AL 2025. (Dokumentasi TNI AL)

Sementara, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali mengatakan pihaknya terus menambahkan alutsista sepanjang 2024. Ada sekitar enam kapal baru yang digunakan untuk memperkuat TNI AL. 

"Sepanjang tahun 2024, TNI AL juga telah diperkuat dengan hadirnya jajaran alutsista baru," ujar Ali ketika dikonfirmasi pada 4 Januari 2025 lalu. 

Kapal-kapal baru tersebut terdiri dari dua unit KAL 28 meter yaitu KAL Hinako dan KAL Sembulungan. Lalu, ada pula dua unit PC 40 meter, yaitu KRI Butana-878 dan KRI Selar-879, serta dua unit PC 60 meter, yaitu KRI Hampala-880 dan KRI Lumba-lumba-881.

Dengan adanya tambahan enam kapal baru ini, maka kekuatan armada TNI AL sudah mencakup 165 kapal perang. Ratusan kapal perang itu digunakan untuk mengamankan wilayah kedaulatan Indonesia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Dwifantya Aquina
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us