CEO PT Vale: Tidak Ada Tambang jika Tidak Perhatikan Masa Depan

Jakarta, IDN Times - PT Vale Indonesia Tbk, perusahaan tambang mineral terbesar di Tanah Air yang berbasis di Sulawesi, terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan.
CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy, mengungkapkan bahwa perusahaan bahkan menempatkan masyarakat lokal sebagai bagian penting dari strategi keberlanjutan mereka.
"Saat ini, sekitar 88 persen karyawan PT Vale Indonesia berasal dari wilayah setempat, tepatnya di Sorowako, Sulawesi Selatan," ujar Febri–sapaan akrab CEO PT Vale Indonesia–saat menjadi pembicara Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times di IDN HQ, Jakarta, Rabu (15/1).
1. Terus memperkuat posisi sebagai perusahaan tambang yang peduli masa depan

Selain itu, PT Vale Indonesia juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan seluruh kegiatan operasional, tak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga selaras dengan upaya pelestarian lingkungan.
"Dengan berbagai langkah ini, PT Vale Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai perusahaan tambang yang peduli pada masa depan lingkungan dan generasi mendatang. Karena tidak akan ada tambang jika tidak memperhatikan masa depan," jelas Febri.
2. Reforestasi yang dilakukan PT Vale Indonesia melampaui area konsesi

Febri juga menjelaskan, perusahaan menjalankan langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya, PT Vale Indonesia tidak hanya fokus pada reklamasi area tambang, tetapi juga melangkah lebih jauh dengan melakukan reforestasi di luar area konsesi mereka.
"Hingga saat ini, total luas reforestasi yang dilakukan mencapai 250 persen dari area yang kita buka selama lebih dari 56 tahun. Inisiatif ini juga mencakup wilayah lain, seperti Bali dan NTT, sebagai upaya perusahaan untuk memberikan dampak positif yang melampaui kewajiban operasional," jelasnya.
3. Pengelolaan nursery terbuka untuk publik

Pembangunan berkelanjutan melalui rehabilitasi juga menjadi komitmen PT Vale Indonesia. Untuk itu, perusahaan membangun kebun bibit alias nursery dengan produksi yang sangat besar di atas lahan seluas 2,5 hektare.
"Untuk menyuplai tanaman bagi kegiatan rehabilitasi pasca-tambang, kami bangun nursery yang saat ini memproduksi 700 ribu bibit pohon per tahun, meskipun saat ini baru digunakan sekitar 350 ribu bibit," urai Febri.
Lokasi ini tidak hanya menjadi pusat pembibitan, tetapi juga terbuka untuk publik sebagai tempat edukasi dan penelitian biodiversity. PT Vale Indonesia memanfaatkan kawasan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keanekaragaman hayati, mengingat Sulawesi adalah salah satu wilayah dengan keunikan flora dan fauna yang luar biasa. (WEB)