YLKI: Meski Terlambat, Tarif MRT Sudah Adil

Jakarta, IDN Times - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai penetapan tarif rata-rata kereta Moda Raya Terpadu (MRT) sebesar Rp8.500 sudah adil dan akomodatif bagi konsumen.
Kendati, Tulus menyayangkan putusan tersebut yang dikeluarkan terbilang terlambat.
1. YLKI menyarankan Pemprov DKI mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi

Agar penggunaan MRT optimal, YLKI menyarankan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta.
"Tanpa upaya pengendalian penggunaan kendaraan pribadi, maka kepeminatan pengguna kendaraan bermotor pribadi untuk migrasi ke MRT akan minim," kata Tulus, Selasa (26/3).
2. Pemprov DKI diminta menyediakan layanan transportasi pengumpan bagi MRT

Selain itu, YLKI juga mendesak Pemprov DKI Jakarta menyediakan layanan transportasi pengumpan bagi MRT yang tiketnya saling terintegrasi.
Sebagai informasi, saat ini baru halte Transjakarta Bundaran HI yang terintegrasi langsung dengan Stasiun MRT.
3. Pemprov DKI dan PT MRT diminta belajar dari kasus LRT Palembang

Tulus juga mengingatkan Pemprov DKI Jakarta dan PT MRT agar belajar dari yang dialami kereta bandara dan Lintas Rel Terpadu (LRT) Palembang. Menurut dia layanan kedua moda tersebut sampai saat ini belum optimal sehingga kurang diminati penumpang.
"Jangan sampai MRT Jakarta mengulang kejadian yang dialami LRT Palembang dan Kereta Bandara tersebut," kata Tulus.
4. Gubernur Anies masih negosiasi tarif dengan DPRD
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Sekretaris Daerah Saefullah mengatakan pihaknya akan kembali bernegosiasi dengan DPRD ihwal tarif rata-rata yang telah disetujui tersebut.
Saefullah menyakini tenggat yang tersisa kurang dari seminggu lagi masih bisa dimanfaatkan dengan baik untuk kembali bernegosiasi.
"Saya rasa kami ingin memanfaatkan ruang yang tersedia ini antara eksekutif dan legislatif untuk berdiskusi kembali," ujar dia di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/3).