Yudi Latif Pamit dari BPIP, Ini Tanggapan Cak Imin

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengungkapkan rasa prihatin atas pamitnya Yudi Latif dari jabatan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Menurut Muhaimin, Yudi Latif adalah sosok pemimpin yang memiliki kredibilitas tinggi.
1. Cak Imin ikut prihatin

"Saya ikut prihatin. Yudi Latif adalah orang kredibel, punya kemampuan, siap memimpin, lalu tiba-tiba mundur. Supaya gak ada spekulasi, tolong jelaskan apa sebab-sebabnya agar diperbaiki," ungkap Muhaimin saat melepas pemudik gratis di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, Minggu (10/6).
2. Pengganti Yudi Latif kombinasi pemikir dan aktivis

"Soal pengganti saya kira banyak sih. Kriterianya, memang harus kombinasi pemikir dan aktivis yang tahu lapangan, yang pernah jadi penggerak aktif di masyarakat tapi juga punya pemikiran. Ketua umum PP Muhammadiyah saya kira layak itu," ungkapnya.
Menurut Muhaimin, pamitnya Yudi Latif tentu mengagetkan banyak pihak. Artinya, pasti ada sesuatu. Namun, dia enggan menjelaskan lebih lanjut.
"Saya gak tahu. Yang jelas harus ada yang dibenahi dari proses itu," kata Muhaimin.
3. Yudi mundur untuk regenerasi

Kabar mengejutkan datang dari lembaga Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Pasalnya, sang Kepala, Yudi Latif, memutuskan untuk mundur dari jabatannya pada Kamis (7/6).
Yudi mengatakan, transformasi dari UKP-PIP menjadi BPIP membawa perubahan besar pada struktur organisasi, peran dan fungsi lembaga, serta dalam relasi antara Dewan Pengarah dan Pelaksana. Semuanya itu memerlukan tipe kecakapan, kepribadian serta perhatian dan tanggung jawab yang berbeda.
"Saya merasa, perlu ada pemimpin-pemimpin baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Harus ada daun-daun yang gugur demi memberi kesempatan bagi tunas-tunas baru untuk bangkit. Sekarang, manakala proses transisi kelembagaan menuju BPIP hampir tuntas, adalah momen yang tepat untuk penyegaran kepemimpinan," ujarnya.
"Saya mohon pamit. Segala yang lenyap adalah kebutuhan bagi yang lain, (itu sebabnya kita bergiliran lahir dan mati). seperti gelembung-gelembung di laut berasal, mereka muncul, kemudian pecah, dan kepada laut mereka kembali" (Alexander Pope, An Essay on Man)," kata dia menutup pernyataannya di media sosial.