15 Negara Tertarik Tempatkan Pasukan Perdamaian di Ukraina

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan dari lima negara di Eropa (Prancis, Inggris, Jerman, Italia, dan Polandia) mengadakan pertemuan pada Rabu (12/3/2025) di Paris, membahas situasi di Ukraina dan keamanan regional. Hal ini sebagai tindak lanjut upaya menuju gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia.
"Sekitar 15 negara telah menyatakan minatnya untuk membahas arsitektur keamanan baru yang melibatkan kehadiran pasukan penjaga perdamaian di Ukraina setelah gencatan senjata," kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis, Sebastien Lecornu.
"Semua menteri pertahanan akan berkumpul untuk berdiskusi dalam dua minggu ke depan," sambungnya, dikutip dari NHK News.
1. Eropa usulkan pasukan penjaga perdamaian dalam gencatan senjata di Ukraina

Lecornu mengatakan jika Moskow menerima gencatan senjata 30 hari yang diusulkan Amerika Serikat (AS), Eropa harus siap menggunakan 30 hari itu untuk penyesuaian arsitektur keamanan dalam jangka panjang.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Inggris John Healey mengungkapkan bahwa Inggris akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin lebih lanjut pada 15 Maret 2025, untuk membahas penjaga perdamaian oleh koalisi yang bersedia dari Eropa dan sekitarnya.
BBC melaporkan, selama seminggu terakhir, PM Inggris Keir Starmer memimpin Eropa untuk membantu Washington dan Kiev kembali menjalin hubungan baik. Starmer memuji terobosan luar biasa dan menyebutnya sebagai momen penting bagi perdamaian di Ukraina.
2. Ukraina minta AS bujuk Rusia menyetujui proposal gencatan senjata
Pekan lalu, Penasihat Keamanan Nasional, Jonathan Powell, disebut bekerja sama dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, serta pejabat Jerman dan Prancis, untuk menyusun rencana gencatan senjata dan langkah-langkah yang mungkin dilakukan setelahnya.
Powell juga melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan membantu menyusun proposal tertulis yang mencakup jeda sementara dalam pertempuran. Serta, langkah-langkah membangun kepercayaan, seperti pertukaran tawanan perang, pengembalian anak-anak Ukraina yang diambil oleh Rusia dan pembebasan warga sipil.
Usulan tersebut pun disetujui oleh Kiev dan Washington, yang menjadi latar belakang pertemuan pertama pada Selasa (11/3/2025) di Arab Saudi antara pejabat AS dan Ukraina sejak pertemuan bulan lalu.
Pada 28 Februari, pertemuan antara Zelenskyy, Trump, dan Wakil Presiden AS JD Vance berubah menjadi adu mulut, hingga akhirnya penghentian sementara bantuan militer dan pembagian informasi intelijen AS.
3. Tim AS kunjungi Rusia untuk perundingan Moskow-Kiev

Pada Kamis (14/3/2025), utusan khusus AS Steve Witkoff berada di Moskow untuk membahas peluang gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina. Witkoff mencoba meyakinkan Kremlin agar menerima gencatan senjata selama 30 hari yang disetujui Ukraina awal pekan ini dalam pembicaraan dengan AS.
Kunjungan AS tersebut dilakukan setelah militer Rusia mengklaim telah merebut kembali Sudzha, kota penting di wilayah Kursk yang diserbu Ukraina pada tahun lalu dalam serangan mendadak.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Kursk pada 12 Maret dan bertemu dengan komandan militer. Dia diberitahu bahwa pasukannya telah merebut kembali 86 persen wilayah tersebut dan saat ini sedang dalam tahap akhir mengusir pasukan Ukraina.
Sejak Rusia menginvasi Ukraina lebih dari tiga tahun lalu, ratusan ribu orang diyakini tewas atau terluka di kedua belah pihak, yang mana sebagian besar adalah tentara. Sementara, jutaan warga sipil telah melarikan diri sebagai pengungsi.