15 Ribu Orang ke Vatikan Nantikan Asap Putih Hasil Conclave

- Sekitar 15 ribu orang menunggu asap putih dari cerobong Kapel Sistina, namun asap hitam keluar untuk kedua kalinya.
- Umat Katolik beraktivitas di Lapangan Santo Petrus sambil menunggu asap putih, termasuk bermain kartu dan melihat-lihat kota.
- Paus Fransiskus memperjuangkan wilayah "pinggiran" dunia selama masa kepausannya, banyak spekulasi penggantinya mungkin berasal dari belahan dunia kurang terwakili dalam sejarah gereja.
Jakarta, IDN Times - Sekitar 15 ribu orang memadati Lapangan Santo Petrus pada Kamis (8/5/2025) untuk melihat tanda-tanda pertama asap dari cerobong asap Kapel Sistina. Untuk kedua kalinya, asap hitam keluar dari cerobong asap yang menandakan belum terpilihnya Paus baru.
Orang-orang yang kecewa segera keluar dari lapangan. Namun, banyak yang mengatakan akan kembali lagi sore ini untuk pemungutan suara putaran keempat dan mungkin kelima.
"Mereka butuh waktu," kata Lydia, salah seorang turis dari Rusia.
Dia mengatakan, sangat suka dengan suasananya. Seorang perempuan dari Filipina mengaku datang untuk melihat asap tadi malam. Dia mengatakan, sedikit kecewa karena asap pagi ini kembali hitam.
1. Berbagai cara dilakukan untuk menghabiskan waktu
Sejumlah orang beraktivitas dengan berbagai cara di Lapangan Santo Petrus sambil menunggu asap putih yang keluar dari cerobong. Sekelompok anak muda terlihat duduk di tanah dan bermain kartu.
Yang lainnya pergi melihat-lihat kota dan toko suvenir selama saat-saat tenang. Sedangkan di tempat lain, ada sebuah kafe yang menjadi tempat istirahat sekelompok biarawati.
2. Umat Katolik dunia menantikan paus baru

Umat Katolik di seluruh dunia tengah menunggu untuk mengetahui identitas pemimpin berikutnya. Sejak Paus Fransiskus mengangkat lebih dari 20 kardinal dari negara-negara yang sebelumnya tidak pernah memilikinya, banyak spekulasi penggantinya mungkin berasal dari belahan dunia kurang terwakili dalam sejarah gereja.
Fransiskus adalah Paus Amerika Latin pertama. Selama masa kepausannya, dia memperjuangkan wilayah "pinggiran" dunia, dengan bepergian ke pelosok-pelosok Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
3. Sudah dua kali asap hitam mengepul

Selama tiga putaran pemungutan surat suara, sekali kemarin dan dua kali hari ini, asap hitam keluar dari cerobong Kapel Sistina. Kardinal Giovanni Re, Dekan Dewan Kardinal yang berusia 91 tahun atau uskup kardinal paling senior, berharap malam ini akan melahirkan Paus baru bagi dunia Katolik.
Karena berusia lebih dari 80 tahun, Kardinal Re tidak dapat memberikan suara dalam conclave, tetapi pengaruhnya masih terasa di dalamnya. Dia memimpin pemakaman Paus Fransiskus dan Misa sebelum conclave, menyampaikan homili utama dan seruan Fransiskus untuk menghargai keberagaman.