20 Kapal Bantuan Gaza Berangkat dari Barcelona, Angkut 350 Aktivis

- Gelombang kapal selanjutnya akan berangkat dari Tunis
- Israel kerap cegat kapal bantuan yang menuju Gaza
- Serangan dan blokade Israel terus berlanjut
Jakarta, IDN Times - Armada kapal internasional yang membawa bantuan ke Gaza telah berangkat dari kota Barcelona, Spanyol, pada Selasa (2/9/2025). Sebanyak 350 aktivis pro-Palestina, termasuk aktivis perubahan iklim Greta Thunberg, ikut serta dalam pelayaran tersebut.
Dilansir dari BBC, sekitar 20 kapal yang mengibarkan bendera Palestina meninggalkan pelabuhan pada pukul 19:00 waktu setempat, dengan membawa pasokan medis dan makanan. Armada tersebut awalnya mencoba berangkat pada Minggu (31/8/2025), tetapi terpaksa kembali ke pelabuhan akibat cuaca buruk.
Para penyelenggara mengatakan, misi ini bertujuan menembus blokade ilegal Israel terhadap Gaza, yang telah memicu krisis kemanusiaan. Bulan lalu, Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB secara resmi menyatakan terjadinya kelaparan parah di beberapa wilayah Gaza.
1. Gelombang kapal selanjutnya akan berangkat dari Tunis
Misi Global Sumud Flotilla direncanakan diluncurkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama berangkat dari Barcelona, sementara gelombang kedua dari Tunis dijadwalkan berangkat pada Kamis (4/9/2025). Para aktivis berharap kapal-kapal tersebut dapat berkumpul di Laut Tengah sebelum berlayar menuju Gaza, perjalanan yang diperkirakan memakan waktu 7-8 hari.
Global Sumud Flotilla ini disebut sebagai misi maritim terbesar ke Gaza, yang menyatukan lebih dari 50 kapal dan delegasi dari setidaknya 44 negara. Aksi tersebut diorganisir oleh empat koalisi utama yang sebelumnya telah terlibat dalam upaya menuju Gaza melalui darat dan laut, yaitu Global Movement to Gaza, Freedom Flotilla Coalition, Maghreb Sumud Flotilla, dan Sumud Nusantara.
Selain Thunberg, para relawan yang ikut dalam perjalanan ini antara lain aktivis Brasil Thiago Avila, mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau Ballano, aktor Irlandia Liam Cunningham, dan aktor Spanyol Eduard Fernandez. Banyak dari mereka pernah ikut dalam misi sebelumnya, dilansir dari Al Jazeera.
2. Israel kerap cegat kapal bantuan yang menuju Gaza
Ini merupakan armada bantuan ketiga yang berupaya menembus blokade Israel di Gaza dalam beberapa bulan terakhir. Upaya sebelumnya gagal karena pasukan angkatan laut Israel mencegat kapal-kapal tersebut di perairan internasional.
Pada Juni lalu, kapal Madleen yang membawa Greta Thunberg dan aktivis lainnya dicegat saat berusaha menuju Gaza. Pihak berwenang Israel kemudian mengawal para aktivis tersebut ke pelabuhan Ashdod sebelum mendeportasi mereka dari negara itu.
Pada 2010, pasukan komando Israel menyerbu kapal Turki Mavi Marmara yang memimpin armada bantuan menuju Gaza. Serangan tersebut menewaskan 10 aktivis dan melukai puluhan lainnya, sehingga memicu kemarahan global.
3. Serangan dan blokade Israel terus berlanjut
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 63.557 warga Palestina sejak meletus pada Oktober 2023. Pada Maret, Israel menerapkan blokade total terhadap bantuan yang masuk ke Gaza, sehingga memperparah krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Blokade mulai dilonggarkan pada akhir Mei menyusul tekanan internasional, namun distribusi bantuan dialihkan ke Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang menuai kritik dari lembaga-lembaga bantuan. Sejak saat itu, lebih dari 1.000 orang tewas ditembak saat berusaha mencari bantuan makanan di posko GHF.
Sementara itu, Israel telah mengeluarkan perintah pemindahan paksa terhadap penduduk Kota Gaza, yang kini dibombardir setelah pemerintah menyetujui rencana untuk merebut kota tersebut.