Media Internasional Protes Pembunuhan Jurnalis di Gaza oleh Israel

- Israel bunuh sekitar 220 jurnalis di GazaMenurut RWB, sekitar 220 jurnalis telah terbunuh sejak Israel melancarkan operasi militer brutal di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Pekan lalu, lima jurnalis, termasuk dari Al Jazeera, Associated Press dan Reuters, tewas akibat serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan.
- Media desak diakhirinya impunitas terhadap tindakan IsraelRWB mengatakan, media yang berpartisipasi dalam aksi hari Senin menuntut diakhirinya impunitas atas kejahatan Israel terhadap jurnalis di Gaza, evakuasi darurat bagi jurnalis yang ingin meninggalkan wilayah tersebut dan akses independen bagi pers asing untuk
Jakarta, IDN Times - Lebih dari 250 media dari lebih dari 70 negara melakukan protes atas tewasnya ratusan jurnalis dalam perang Israel di Gaza pada Senin (1/9/2025). Protes ini disampaikan melalui halaman depan situs mereka.
Aksi tersebut dikoordinasikan oleh Reporters Without Borders (RWB), Avaaz dan International Federation of Journalists (IFJ). Beberapa media yang ikut serta antara lain penyiar Qatar Al Jazeera, situs berita Inggris The Independent, surat kabar Prancis La Croix dan L'Humanité, serta media Jerman TAZ dan Frankfurter Rundschau.
“Dengan banyaknya jurnalis yang dibunuh di Gaza oleh tentara Israel, tidak akan ada lagi orang yang bisa memberi informasi,” kata direktur umum RWB, Thibaut Bruttin, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNA.
1. Israel bunuh sekitar 220 jurnalis di Gaza
Menurut RWB, sekitar 220 jurnalis telah terbunuh sejak Israel melancarkan operasi militer brutal di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Pekan lalu, lima jurnalis, termasuk dari Al Jazeera, Associated Press dan Reuters, tewas akibat serangan Israel di Rumah Sakit Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan. Tel Aviv mengklaim serangan tersebut menargetkan kamera pengintai Hamas.
Pada 10 Agustus, sebanyak enam jurnalis tewas akibat pengeboman di luar rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza. Di antara korban tewas adalah Anas Al-Sharif, salah satu jurnalis paling terkenal di Gaza yang telah banyak melaporkan situasi perang sejak awal konflik. Israel menuduh Al-Sharif sebagai pemimpin sel Hamas, sesuatu yang telah dibantah keras oleh korban sebelumnya.
2. Media desak diakhirinya impunitas terhadap tindakan Israel
RWB mengatakan, media yang berpartisipasi dalam aksi hari Senin menuntut diakhirinya impunitas atas kejahatan Israel terhadap jurnalis di Gaza, evakuasi darurat bagi jurnalis yang ingin meninggalkan wilayah tersebut dan akses independen bagi pers asing untuk meliput di sana.
Sejak perang pecah, media internasional tidak diperbolehkan meliput secara bebas di Jalur Gaza. Beberapa media menempatkan jurnalisnya bersama unit militer Israel yang beroperasi di wilayah Palestina, dengan syarat sensor militer yang ketat.
RWB juga mengatakan telah mengajukan empat pengaduan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terkait dugaan kejahatan perang yang dilakukan militer Israel terhadap jurnalis di Gaza selama 22 bulan terakhir.
3. Hampir 63.500 warga Palestina tewas akibat serangan Israel di Gaza
Dilansir dari Anadolu, serangan dan blokade Israel di Gaza telah menewaskan hampir 63.500 warga Palestina, menghancurkan wilayah tersebut, dan mendorong penduduknya ke ambang kelaparan parah. Perang ini pecah setelah Hamas melancarkan serangan ke negara Yahudi tersebut pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.219 orang di Israel dan membuat 251 lainnya disandera.
Pada 2024, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus genosida di ICJ terkait perangnya di wilayah tersebut.