5 Negara yang Menampung Pengungsi Terbanyak selama Tahun 2023

Perang, konflik, bencana alam dan krisis kemanusiaan telah memaksa jutaan orang meninggalkan tanah air mereka dan mencari perlindungan di negara lain sebagai pengungsi. Menurut perkiraan UNHCR, pada pertengahan tahun 2023, terdapat 110 juta orang yang terpaksa mengungsi. Dari total angka tersebut, 35 juta diantaranya adalah pengungsi internasional, 62,5 juta pengungsi internal dan 6,1 juta pencari suaka.
Beberapa negara menjadi tujuan utama para pengungsi internasional, baik itu karena kebijakan penerimaan pengungsi yang relatif terbuka atau kondisi yang kondusif. Berikut 5 negara yang menampung paling banyak pengungsi selama tahun 2023.
1. Iran

Menurut data UNHCR per 2023, Iran menampung total 3,4 juta orang pengungsi. Dari total tersebut, hanya sekitar 780.000 orang yang terdaftar, sedangkan 2,6 juta lainnya masih belum terdaftar. Kebanyakan pengungsi di Iran berasal dari Afghanistan yang gelombang eksodusnya telah dimulai sejak invasi Uni Soviet ke negara tersebut pada tahun 1979. Jumlah ini semakin bertambah ketika Taliban kembali menguasai Afghanistan dimana sekitar 500.000 hingga satu juta orang mengungsi ke Iran.
Mayoritas pengungsi Afghanistan sekitar 96 persen bermukim di wilayah perkotaan. Sedangkan, 4 persen lainnya tinggal di pemukiman khusus pengungsi yang tersebar di 20 titik. Untuk bertahan hidup, para pengungsi ini biasanya akan bekerja di sektor kasar, seperti di situs konstruksi. Namun, kehidupan mereka semakin sulit karena kondisi perekonomian Iran yang juga tidak stabil. Sejak Januari 2023, pemerintah Iran tercatat telah memulangkan sekitar 250.000 pengungsi kembali ke Afghanistan.
2. Turki
Selama 10 tahun terakhir, Turki tercatat sebagai negara yang paling banyak menampung pengungsi. Menurut data UNHCR, pada 2023 tercatat bahwa Turki menampung sekitar 3,4 juta pengungsi. Dari total tersebut, kebanyakan pengungsi di Turki berasal dari Suriah, yaitu lebih dari tiga juta orang.
Mayoritas pengungsi Suriah di Turki tinggal di luar kamp. Sementara sisanya, sekitar 40 ribu orang tinggal di tujuh kamp pengungsi yang tersedia. Selain pengungsi Suriah, Turki juga menampung ratusan ribu pengungsi dari Afghanistan. Akhir-akhir ini, isu pengungsi menjadi semakin banyak diperbincangkan di Turki. Sentimen anti pengungsi dan migran juga kerap meningkat ketika negara tersebut memasuki tahun-tahun politik.
3. Jerman

Jerman dikenal sebagai salah satu negara tujuan favorit para pengungsi. Mengutip dari data UNHCR, per 2023, Jerman menampung sekitar 2,5 juta pengungsi internasional. Kebanyakan pengungsi di Jerman berasal dari Timur Tengah dan Ukraina.
Namun, perubahan drastis terkait kebijakan pengungsi sedang terjadi di Jerman. Pemerintahan Olaf Scholz mengindikasi rencana untuk melakukan deportasi besar-besaran terhadap pengungsi yang permohonan suakanya di tolak. Melansir Deutshe Welle, pemerintah setempat juga berencana mengurangi manfaat yang diterima para pengungsi. Pembayaran kesejahteraan yang awalnya didapat pengungsi setelah 18 bulan akan hanya dapat diperoleh setelah 3 tahun. Biaya makanan pengungsi yang tinggal di perumahan negara juga rencananya akan dikurangi.
4. Kolombia

Melansir Amnesty International, Kolombia menampung hingga 2,9 juta pengungsi dari Venezuela pada tahun 2023. Gelombang pengungsi ini telah dimulai sejak tahun 2016 dimana jutaan warga Venezuela melarikan diri dari krisis politik dan ekonomi di negaranya. Kolombia tercatat sebagai negara yang paling banyak menampung pengungsi Venezuela diikuti Peru, Ekuador, dan Chili.
Selain pengungsi internasional, Kolombia juga harus berhadapan dengan masalah pengungsi internal. Selama 50 tahun terakhir, negara tersebut harus bergulat dengan masalah pengungsi internal akibat konflik dan kekerasan yang berkelanjutan. Pada 2022, tercatat ada 6,8 juta warga Kolombia yang harus meninggalkan rumahnya untuk menghindari konflik.
5. Pakistan

Pakistan tercatat menjadi tuan rumah bagi 2,1 juta pengungsi pada tahun 2023. Sama dengan Iran, kebanyakan pengungsi di Pakistan berasal dari Afghanistan. Pengungsi ini termasuk mereka yang telah tinggal di Pakistan selama lebih dari 30 tahun, melarikan diri dari invasi Soviet pada tahun 1979, perang saudara yang terjadi setelahnya, dan kemudian invasi AS ke Afghanistan pada tahun 2001. Jumlah mereka kembali melonjak ketika Taliban kembali mengambil alih pemerintahan.
Saat ini, Pakistan sedang dalam upaya untuk melakukan deportasi besar-besaran terhadap pengungsi Afghanistan, terutama mereka yang tidak memiliki dokumen. Menurut UNHCR, lebih dari 450.000 orang telah kembali ke Afghanistan sejak dimulainya kampanye deportasi pada awal Oktober 2023. Pada Desember 2023, pemerintah Pakistan mengumumkan bahwa pengungsi Afghanistan yang belum terdokumentasi dan sedang menunggu dokumen untuk dipindahkan ke negara ketiga akan diizinkan tinggal di Pakistan selama dua bulan lagi.
Nah, itu tadi 5 negara yang menampung paling banyak pengungsi selama tahun 2023. Harus kita sadari bahwa masalah pengungsi adalah masalah yang rumit dan memerlukan kerja sama global dalam penanganannya. Melihat konflik di beberapa kawasan yang masih berlanjut, bukan tidak mungkin jumlah pengungsi global akan semakin bertambah. Sentimen anti-pengungsi juga semakin memanas di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Sebagai individu, setidaknya kita harus mampu membentengi diri dari berita-berita bohong di jagad maya yang hanya memperkeruh keadaan.