Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

8 Ribu Migran Masuk ke Ceuta, Eksklave Spanyol

Ilustrasi para migran yang menuju Cueta. (Unsplash.com/Jametlene Reskp)
Ilustrasi para migran yang menuju Cueta. (Unsplash.com/Jametlene Reskp)

Madrid, IDN Times - Dalam dua hari terakhir sekitar 8 ribu migran memasuki Ceuta, wilayah eksklave Spanyol yang berada di Afrika Utara. Mereka para Migran sebagian besar berasal dari Maroko. Para migran yang masuk ke Ceuta berenang dari dua lokasi, dengan beberapa memasuki Ceuta selatan di pantai Tarajal, dan kelompok yang lebih besar memasuki utara kota di pantai Benzu.

Ribuan migran yang masuk secara ilegal ini mulai ketahuan pada hari Senin (17/5/2021) yang pada saat itu diperkirakan lebih dari 5.000 migran telah datang ke Ceuta, yang membuat Spanyol dengan cepat mengirim pasukannya untuk menjaga perbatasan. Pada hari Selasa (18/5/2021) sekitar setengah migran yang telah memasuki Ceuta telah dikirim balik ke Maroko.

1. Ketegangan dengan Maroko meningkat

Melansir dari The Guardian, ribuan migran yang masuk ke Ceuta melalui Maroko ini telah membuat Spanyol berjuang untuk mengatasi krisis kemanusiaan dan diplomatik, yang meningkatkan ketegangan antara Spanyol dan Maroko atas keputusan Spanyol untuk mengizinkan pemimpin kemerdekaan Sahrawi, Brahim Ghali dirawat karena COVID-19 di Spanyol, dia datang ke Spanyol pada bulan lalu.

Ketegangan itu membuat duta besar Maroko untuk Spanyol, Karima Benyaich tampaknya menarik hubungan langsung antara Ghali, dan para migran. Menjelang pertemuan dengan menteri luar negeri Spanyol, Benyaich mengatakan ada tindakan yang memiliki konsekuensi dan tanggung jawab "harus diterima". Dia menambahkan. "Ada sikap yang tidak bisa diterima." Namun, Spanyol menyampaikan Ghali diizinkan untuk mengakses perawatan medis di Spanyol karena alasan kemanusiaan.

Pada tahu 1975 Maroko mencaplok wilayah Sahara Barat di pantai barat Afrika dan pada tahun lalu meraih kemenangan diplomatik ketika pemerintahan Trump mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah tersebut dalam kesepakatan yang bertujuan untuk menormalisasi hubungan antara Israel dan Maroko.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, yang telah datang ke Ceuta untuk merespon masuknya ribuan migran itu menyampaikan siapa pun yang telah memasuki Ceuta dan daerah kantong Melilla di dekatnya secara tidak teratur akan "segera dikembalikan", sesuai dengan kesepakatan bilateral. "Kedatangan migran gelap yang tiba-tiba ini merupakan krisis serius bagi Spanyol dan Eropa . Sebagai perdana menteri Spanyol, saya sangat yakin bahwa Maroko adalah negara mitra, itu adalah negara sahabat Spanyol dan harus terus berlanjut. Agar efektif, kerja sama ini perlu selalu dilandasi rasa hormat. Menghormati perbatasan timbal balik."

Spanyol mendapat dukungan dari komisaris Uni Eropa untuk urusan dalam negeri, Ylva Johansson, yang menggambarkan situasi tersebut sebagai mengkhawatirkan dan meminta Maroko untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi hubungan dengan UE.

"Perbatasan Spanyol adalah perbatasan Eropa. Yang paling penting sekarang adalah bahwa Maroko terus berkomitmen untuk mencegah keberangkatan yang tidak teratur, dan bahwa mereka yang tidak memiliki hak untuk tinggal akan dikembalikan dengan tertib dan efektif. Uni Eropa ingin membangun hubungan dengan Maroko berdasarkan kepercayaan dan komitmen bersama. Migrasi adalah elemen kunci dalam hal ini."

2. Terjadi jumlah peningkatan migran yang masuk ke Spanyol secara ilegal

Ilustrasi tenda tempat tinggal Migran. (Unsplash.com/Julie Ricard)
Ilustrasi tenda tempat tinggal Migran. (Unsplash.com/Julie Ricard)

Melansir dari CNN, pasukan Spanyol dan perwira Sipil Guardia telah mengambil posisi untuk berjaga di daerah perbatasan Ceuta. Palang Merah telah membantu para migran dengan memberikan pakaian kering, selimut, dan makanan di pantai Tarajal. Mereka yang datang ke Ceuta ada sekitar 1.500 orang yang  masih di bawah umur, termasuk bayi, dan sejauh ini semua yang melakukan perjalanan di sekitar pemecah gelombang tampaknya dalam keadaan sehat, tapi satu orang yang dilaporkan meninggal.

Kementerian Dalam Negeri Spanyol telah menyampaikan bahwa negara telah memperkuat kontingen polisi di Ceuta, juga memberi tahu bahwa Spanyol dan Maroko telah sepakat bahwa orang Maroko yang berenang ke Spanyol akan kembali ke Maroko melalui salah satu penyeberangan perbatasan darat. Perbatasan darat beberapa mil antara Ceuta dan Maroko memiliki pagar yang tinggi, yang merupakan migrasi orang Afrika sub-Sahara yang mencoba memasuki Spanyol, dan Uni Eropa, dalam kelompok.

Juan Jesus pemimpin wilayah kantong Ceuta, yang memimpin sekitar 80 ribu orang ini, mengenai masuknya ribuan migran ke wilayahya, dia mengatakan.

"Saya belum pernah melihat situasi seperti ini, belum pernah terjadi sebelumnya, saya tidak pernah merasa begitu frustrasi dan sedih. Ini adalah situasi yang kacau, sangat kacau sehingga kami tidak bisa memastikan jumlah pasti para migran saat ini. Kami perlu mengumpulkan semua yang telah tiba dan mengalokasikan mereka di lokasi tertentu, jadi mereka tidak hanya bertanya-tanya di sekitar perbatasan."

Ribuan migran yang memasuki wilayah Spanyol baru-baru ini telah menambah peningkatan yang migran yang tiba di pantainya dalam beberapa bulan terakhir. Frontex, Badan Penjaga Perbatasan dan Pantai Eropa, menyampaikan bahwa ada lebih dari 1.000 migran ilegal, yang memasuki Kepulauan Canary pada bulan April, tiga kali lipat dari total bulan yang sama tahun lalu.

"Pada periode Januari-April, hampir 4.500 migran gelap tiba di Kepulauan Canary, lebih dari dua kali lipat jumlah total dari periode yang sama tahun 2020. Warga negara dari negara-negara sub-Sahara, kebanyakan mengaku dari Mali dan Maroko, terhitung sebagai yang terbesar. jumlah kedatangan."

3. Wilayah Ceuta dan Melila menjadi pintu masuk para migran Afrika yang ingin ke Eropa

Melansir dari BBC, wilayah eksklave Ceuta dan Melilla milik Spanyol telah menjadi magnet bagi para migran Afrika yang mencoba mencapai Eropa. Sejak abad ke-17 Ceuta dan Melilla berada di bawah kekuasaan Spanyol, meskipun mereka telah lama diklaim oleh Maroko. Kedua wilayah itu berstatus semi-otonom, seperti beberapa wilayah di daratan Spanyol.

Saat ini jumlah orang yang mencoba masuk melalui lautan telah menurun. Beberapa migran secara sukarela telah kembali ke Maroko sementara yang lain terlihat dibawa pergi oleh tentara. Pada hari Selasa, pasukan keamanan Maroko di Fnideq, kota yang berdekatan dengan Ceuta, menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan besar migran di pagar perbatasan.

Di kantong wilayah Melilla, 86 orang Afrika sub-Sahara masuk pada hari Selasa melalui dermaga selatannya dan beberapa ratus migran lagi telah dihadang oleh pasukan keamanan. Pejabat Spanyol menyampaikan bahwa penjaga keamanan Maroko telah membantu pasukan Spanyol di Melilla.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ifan Wijaya
EditorIfan Wijaya
Follow Us